Liputan6.com, Jakarta Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebut porsi kemitraan antara UMKM berdama BUMN dan usaha besar bisa terus meningkat. Bahkan, dia menargetkan bisa mencapai dua kali lipat dari capaian tahun 2022 ini.
Menurut data yang disampaikannya, Menteri Teten telah mengembangkan kemitraam UMKM dari 6 BUMN menjadi 17 BUMN dan 2 usaha besar selama 2022. Dari sisi nilai, potensi kemitraan tersebut mencapai Rp 224 miliar di 2022 saja.
Advertisement
"Dengan total nilai potensi kemitraan mencapai Rp 224 miliar, Ini masih kecil dan UMKM masih sekitar 630 pelaku," ujarnya dalam Refleksi 2022 dan Outlook 2023 Kementerian Koperasi dan UKM di Jakarta, Senin (26/12/2022).
Dia menyebut, melalui program kredit usaha rakyat yang diklasterisasi atau KUR Klaster, peningkatan kemitraan bisa dilakukan. Dia menargetkan setidaknya bisa mencapai 2 kali lipat capaian saat ini.
"Dengan integrasian pemanfaatan KUR Klaster ini saya kira kita bisa lipat gandakan tahun depan," tegas dia.
Dia menyampaikan kalau KUR Klaster ini menjadi bagian strategis dalam mendorong UMKM masuk jadi bagian industri. Mengingat, saat ini baru 7 persen UMKM yang masuk rantai pasok industri. Sementara, baru 4,1 persen UMKM yang masuk global value chain.
Menteri Teten mengaku telah mendapat tugas dari Presiden Joko Widodo, untuk mengembangkan KUR Klaster ini. Nantinya, ini dijalankan bersama dengan Kementerian Koprdinator bidang Perekonomian.
"Karena dengan ini akan terjadi kemitraan yang mutualistik karena mereka selain dapat akses pembiayaan untuk mitra mereka, termasuk usaha besar bisa dapat insentif," ungkapnya.
KUR Klaster Masih Minim
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebut kalau pemberitan Kredit Usaha Rakyat (KUR) klaster memiliki banyak manfaat. Namun, penyalurannya masih terbilang minim.
Menteri Teten mengatakan KUR Klaster ini baru terserap oleh 1,39 juta debitur. Dengan nilai total yang disalurkan adalah sebesar Rp 4,8 triliun.
""Hingga hari ini baru terealisasi sebesar Rp 4,8 triliun kepada sekitar 1,39 juta debitur. KUR klaster banyak positifnya, KUR klaster memberikan peluang pembiayaan kepada kelompok usaha dengan plafon hingga Rp 500 juta per pelaku usaha," ujarnya dalam Penyerahan KUR Klaster dan Pembiayaan Dana Bergulir, di Istana Negara, Senin (19/12/2022).
Salah satu keuntungan yang diberikan adalah KUR klaster diberikan secara berkelompok untuk yang telah terintegrasi dari hulu ke hilir. Dengan begitu, bisa mengurangi potensi kredit macet. Pada saat yang sama, turut memudahkan perbankan dalam melakukan pemantauan atau monitoring.
"KUR klaster juga memperkuat kemitraan UMKM dengan usaha besar, menempatkan UMKM bagian dari rantai pasok industri, sehingga bisa meningkatkan kemampuan manajemen usaha, meningkatkan kualitas produksi dan meningkatkan kapasitas usahanya, atau naik kelas," sambung Teten.
Advertisement
Kejar Target
Teten melihat, penyaluran KUR Klaster sendiri turut menjadi bagian tak terpisahkan guna menyejar target pemberian bantuan pembiayaan ke UMKM. Mengingat, porsi kredit perbankan ditarget sebesar 30 persen dari total pembiayaan.
"Tahun depan KUR akan ditingkatkan menjadi Rp 460 triliun dari tahun ini yang mencapai 373 triliun. Namun demikian masih banyak pelaku usaha mikro dan kecil yang masih unbankable," kata dia.
"Sesuai dengan kebijakan bapak Presiden, pada 2024 porsi kredit perbaankan diharapkan mencapai 30 persen atau mencapai Rp 1.800 triliun dari saat ini yang baru mencapai 20 persen atau sekitar Rp 1.200 triliun," tambah Teten.
KUR Meningkat Tahun Depan
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, pemerintah akan meningkatkan plafon Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM) dari Rp373 triliun menjadi Rp460 triliun. Pasalnya, kata dia, KUR telah menopang pembiayaan UMKM selama tujuh tahun terakhir dengan total Rp1.300 triliun yang telah tersalur.
"Ini menjadi penopang penyediaan kegiatan ekonomi UMKM yang menyediakan lapangan kerja yang saat ini 97 persen disediakan sektor mikro dan kecil," kata Teten di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (19/12/2022).
"Tahun depan KUR akan ditingkatkan menjadi Rp460 triliun, dari tahun ini yang mencapai Rp373 triliun," sambungnya.
Kendati begitu, dia menyampaikan bahwa masih banyak pelaku usaha mikro dan kecil yang belum terakses perbankan. Padahal, sesuai kebijakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, kredit perbankan diharapkan mencapai 30 persen atau sekitat Rp1.800 triliun pada tahun 2024.
Sementara itu, kredit perbankan saat ini baru mencapai 20 persen atau sekitar Rp1.200 triliun. Oleh sebab itu, Teten menekankan pentingnya percepatan dan perluasan penyaluran KUR klaster untuk meningkatkan akses penyaluran kredit bagi pelaku ekonomi kerakyatan.
"Hingga hari ini KUR klaster baru terealisasi sekitar Rp4,8 triliun kepada sekitar 1,39 juta debitur," ucap dia.
Advertisement