, Taipei - Kementerian Pertahanan Taiwan pada Senin (26/12/2022) mengatakan bahwa militer China mengerahkan 71 pesawat dan tujuh kapal, dalam unjuk kekuatan selama 24 jam yang diarahkan ke Taiwan.
Langkah tersebut diambil China sebagai respons usai Amerika Serikat mengesahkan Undang-undang Pertahanan pada Sabtu 24 Desember 2022, sehingga memungkinkan Washington mengirim senjata ke Taipei.
Advertisement
"Ini adalah tanggapan tegas terhadap eskalasi dan provokasi AS-Taiwan saat ini," kata Shi Yi, juru bicara Komando Medan Operasi Timur PLA, dalam sebuah pernyataan pada Minggu 25 Desember malam. Mereka mengumumkan bahwa PLA mengadakan patroli tempur gabungan dan latihan serangan bersama di perairan sekitar Taiwan.
Shi merujuk pada RUU Anggaran Tahunan Pertahanan AS, yang menyebut China sebagai tantangan strategis. Berkenaan dengan kawasan Indo-Pasifik, undang-undang tersebut mengesahkan peningkatan kerja sama keamanan dengan Taiwan dan membutuhkan kerja sama yang diperluas dengan India dalam hal teknologi pertahanan, kesiapan, dan logistik.
Militer China sering mengadakan latihan militer besar sebagai demonstrasi kekuatan dan sebagai tanggapan atas tindakan pemerintah Amerika Serikat dalam mendukung Taiwan.
Provokasi militer China terhadap Taiwan telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) pun telah mengirim jet tempur atau kapal ke pulau itu hampir setiap hari.
Menurut Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan, seperti dikutip dari DW Indonesia, di antara hari Minggu 25 Desember pukul 6 pagi dan Senin 26 Desember pukul 6 pagi waktu setempat, sebanyak 47 pesawat China menerobos garis median sisi Taipei di Selat Taiwan, garis tak resmi yang membagi Selat Taiwan antara sisi Taiwan dan China.
Pesawat yang dikerahkan China ke Taiwan diantaranya adalah 18 jet tempur J-16, 11 pesawat tempur J-1, 6 pesawat tempur Su-30, dan drone.
Tanggapan Keras Taiwan
Simulasi itu dinilai sebagai upaya China menghancurkan perdamaian regional dan berusaha mengintimidasi rakyat Taiwan.
Presiden Tsai Ing-wen menegaskan kembali perlunya Taiwan untuk meningkatkan kapasitas pertahanannya karena "perluasan otoritarianisme yang terus-menerus", meskipun dia tidak menyebutkan aktivitas militer terbaru. Pernyataan itu disampaikannya saat upacara militer pada Senin 26 Desember pagi.
"Semakin banyak persiapan yang kita buat, semakin kecil kemungkinan akan ada upaya agresi yang gegabah. Semakin kita bersatu, Taiwan akan semakin kuat dan aman,” kata Tsai kepada para perwira yang berkumpul.
Taiwan mengklaim pihaknya memantau pergerakan China melalui sistem rudal berbasis darat, serta pada kapal angkatan lautnya sendiri.
Advertisement
Rekor, China Kirim 18 Jet Bomber Berkemampuan Nuklir ke Zona Pertahanan Udara Taiwan
Sebelumnya, China mengirim 18 jet bomber berkemampuan nuklir ke zona pertahanan udara Taiwan, kata Taipei Selasa (13/12/2022). Ini hanya selang beberapa hari setelah Beijing melarang lebih banyak impor Taiwan dalam tanda terbaru hubungan yang memburuk.
Beijing telah meningkatkan tekanan militer, diplomatik, dan ekonomi sejak pemilihan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen tahun 2016, yang menolak pendiriannya bahwa pulau itu adalah bagian dari China.
Dalam pembaruan harian pada Selasa pagi itu, kementerian pertahanan Taiwan mengatakan 21 pesawat memasuki air defence identification zone (ADIZ) atau zona identifikasi pertahanan udara barat daya pulau itu selama 24 jam terakhir, termasuk 18 pesawat pengebom H-6 berkemampuan nuklir.
Tindakan tersebut sejauh ini merupakan pengerahan harian terbesar bomber H-6 sejak Taipei pertama kali mulai merilis data terkait versi harian pada September 2020, menurut database yang dikelola oleh AFP.
Pengerahan jet-jet tempur itu terjadi ketika China memberlakukan larangan impor segar pada makanan, minuman, alkohol dan produk perikanan Taiwan pekan lalu, mendorong Perdana Menteri Su Tseng-chang menuduh Beijing melanggar aturan perdagangan internasional dan "mendiskriminasi" pulau itu.
H-6 adalah jet tempur pengebom jarak jauh utama China dan mampu membawa muatan nuklir.
Jarang bagi China mengirim lebih dari lima bomber H-6 dalam satu hari. Tapi pengerahan mendadak telah meningkat secara dramatis dalam beberapa minggu terakhir.
Hingga saat ini, Oktober 2021 menjadi bulan dengan jumlah penerbangan H-6 terbanyak yang tercatat sebanyak 16 kali.
Tapi bulan lalu China mengirim 21 bomber ke ADIZ Taiwan. Dan penghitungan saat ini untuk bulan Desember adalah 23.
Banyak negara mempertahankan zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ), termasuk Amerika Serikat, Kanada, Korea Selatan, Jepang, dan China. Meski tidak sama dengan wilayah udara suatu negara.
Sebaliknya, ADIZ mencakup wilayah yang jauh lebih luas, di mana setiap pesawat asing diharapkan mengumumkan dirinya kepada otoritas penerbangan lokal.
ADIZ Taiwan jauh lebih besar daripada wilayah udaranya. Itu tumpang tindih dengan bagian dari ADIZ China dan bahkan termasuk beberapa daratan.
Rombongan Politikus Inggris Kunjungi Taiwan Bikin China Geram, Disebut Pelanggaran Mencolok
Sebelumnya lagi, anggota parlemen Inggris bertemu dengan Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang pada Kamis 1 Desember 2022, dan dijadwalkan untuk bertemu dengan Presiden Tsai Ing-Wen sehari setelahnya pada Jumat 2 Desember.
Kedatangan mereka kabarnya membuat China geram.
Mengutip pemberitaan Al Jazeera, Jumat (2/12/2022), China menyebut perjalanan politikus Inggris untuk memperdalam hubungan dengan Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri sebagai 'pelanggaran mencolok' terhadap One-China policy (Kebiijakan Satu China).
China menuduh sebuah komite legislator Inggris yang mengunjungi Taiwan melakukan "campur tangan besar" dalam urusan internalnya dan memperingatkan bahwa hal itu dapat "ditanggapi dengan tanggapan yang kuat".
"Kunjungan yang sedang berlangsung ke Taiwan oleh anggota Komite Urusan Luar Negeri parlemen Inggris adalah pelanggaran mencolok dari prinsip Satu-China," Kedutaan Besar China di Inggris mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diposting di Twitter pada Kamis 1 Desember 2022.
China mengklaim Taiwan, pulau yang memiliki pemerintahan sendiri secara demokratis, sebagai wilayahnya sendiri dan tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk mencapai tujuannya. Sementara Taiwan menolak klaim kedaulatan China.
"Pihak China mendesak pihak Inggris untuk mematuhi komitmennya, menghentikan tindakan apa pun yang melanggar prinsip Satu-China, dan berhenti mencampuri urusan dalam negeri China," kata juru bicara kedutaan dalam pernyataan tersebut.
"Langkah pihak Inggris yang merusak kepentingan China akan ditanggapi dengan tanggapan yang kuat dari pihak China."
Kunjungan itu mengirimkan "sinyal yang salah" kepada mereka yang ingin Taiwan merdeka, kata pernyataan itu.
Advertisement