Liputan6.com, Jakarta - Semakin bertumbuhnya usia anak, akan semakin terlihat beberapa sifat aslinya. Namun cara mendidik anak yang keras kepala tidaklah mudah bagi orangtua.
Padahal cara yang ampuh untuk menangani anak yang keras kepala bukan dengan mengeluarkan nada tinggi akan tetapi memberikan pemahaman dan perhatian penuh.
Advertisement
Ketika misalnya anak malas mandi, anak susah makan, atau kabur dari kebiasaan tidur siang mungkin membuat orangtua meluapkan emosinya dengan marah-marah.
Menghadapi anak yang keras kepala memang membutuhkan kesabaran yang lebih dari biasanya, tapi tidak perlu secara fisik apalagi menjewer dan mencubit.
Ini bukan berarti Anda menyerah dengan setiap permintaan si kecil namun Anda bisa bersikap tegas sekaligus menunjukkan kasih sayang terhadapnya. Dilansir fustany.com, berikut ini hal yang dapat orangtua lakukan saat menghadapi anak yang keras kepala:
1. Posisikan diri sebagai teman bagi anak
Kadang kala anak merasa tidak nyaman saat harus diatur oleh orangtua. Mereka cenderung memiliki keinginan dan prinsipnya tersendiri yang sering kali justru bertabrakan dengan aturan orangtua.
Untuk menyiasatinya, posisikan orangtua sebagai teman yang baik bagi anak. Kelak anak akan merasa bahwa orangtua merupakan sosok yang ternyaman bagi mereka untuk dapat saling bercerita dan berkeluh kesah.
2. Dengarkan pendapat dan kemauan si kecil
Komunikasi dengan anak adalah hal terpenting sebagai cara menghadapi sikap anak yang keras kepala. Namun, komunikasi antara anak dan orangtua tentu harus berjalan dua arah.
Jika ingin si kecil mendengarkan Anda, Anda pun harus mau mendengarkannya terlebih dahulu. Bila belum apa-apa Anda langsung melarangnya untuk begadang, anak akan cenderung membantah dan marah.
Sebab, anak keras kepala cenderung memiliki pendapat yang kuat dan senang berdebat demi keinginannya terpenuhi. Anak bisa berubah menjadi keras kepala bila mereka merasa tak lagi didengar pendapatnya oleh orang lain. Jadi, cobalah dekati si kecil dan dengarkan apa yang ia mau. Hal ini akan membuatnya merasa penting dan menjadi lebih tenang tanpa melawan.
3. Bersikap tenang dan positif
Tidak mudah dalam menghadapi anak dengan karakter keras kepala. Tidak sedikit pula orangtua yang justru naik pitam dan emosi pada anak atas apa yang dilakukan atau dikatakannya.
Jika terpancing emosi, justru sama saja tidak akan memberikan solusi apapun. Tetaplah bersikap tenang dan positif agar anak dapat memahami pesan yang disampaikan oleh orangtuanya.
Advertisement
4. Memberikan anak pilihan
Pada dasarnya, anak-anak memiliki jalan pikirannya sendiri dan tidak suka diberi tahu tentang apa yang harus dilakukan. Ambil contoh, Anda menyuruh si kecil untuk tidur saat ia sedang asik menonton TV. Jawaban yang mungkin kamu dengar adalah kata “tidak”.
Ini sama halnya bila kamu memberikan mainan yang tak disukai oleh si kecil, maka jawabannya mungkin akan sama. Cara mendidik anak yang keras kepala ini bisa dengan menggunakan trik-trik khusus dengan memberikannya pilihan.
Misalnya, saat Anda menginginkan si kecil tidur dan melepaskannya dari TV, coba berikan si kecil pilihan buku cerita mana yang akan ia pilih untuk didongengkan sebelum tidur. Alihkan perhatian si kecil dengan cerita menarik si kancil atau timun mas yang bisa ia pilih.
Kalau si kecil masih menolak, tetaplah bersikap tenang sembari mengulangi hal yang sama sebanyak mungkin. Namun ingat, Anda harus tetap tenang dan tidak menunjukkan emosi. Lama kelamaan, si kecil mungkin saja akan luluh dan mengikuti kemauan orangtua.
5. Tidak memaksa
Ketika Anda cenderung memaksa anak untuk melakukan sesuatu, biasanya si kecil akan memberontak dan melakukan apa yang seharusnya tidak mereka lakukan.
Hal ini termasuk dalam bentuk pertentangan, salah satu ciri umum dari anak keras kepala. Ambil contoh, Anda memaksa anak untuk berhenti main gadget dan beranjak tidur karena anak sudah terlanjur kecanduan gadget.
Sebenarnya, mendidik anak yang keras kepala dengan cara ini tidak akan membantu, malah akan memicu perlawanan dari si kecil. Sebaliknya, saat Anda menunjukkan perhatian dengan apa yang anak tonton, maka si kecil akan memberikan respons tertentu dan lebih merasa nyaman.
Si kecil akan merasa bahwa orangtuanya sedang memberikannya perhatian. Membangun hubungan dengan anak keras kepala diharapkan dapat meluluhkan hati si kecil sehingga menjadi lebih penurut.
Advertisement