Efek Perang Rusia, Umat Kristen Ortodoks Ukraina Pindah Perayaan Natal dari 7 Januari ke 25 Desember

Orang Ukraina biasanya merayakan Natal pada 7 Januari, seperti yang dilakukan orang Rusia. Tapi tidak tahun ini, atau setidaknya tidak semuanya.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 27 Des 2022, 09:03 WIB
Sekelompok seniman tampil untuk tentara Garda Nasional Ukraina saat memperingati Natal dekat perbatasan Rusia di Kharkiv, Ukraina, 24 Desember 2022. Pasukan pertahanan Ukraina telah memukul mundur serangan Rusia dekat 19 permukiman di wilayah seperti Sumy, Kharkiv, Donetsk, dan Luhansk selama beberapa hari terakhir. (AP Photo/Andrii Marienko)

Liputan6.com, Kyiv - Orang Ukraina biasanya merayakan Natal pada 7 Januari, seperti yang dilakukan orang Rusia. Tapi tidak tahun ini, atau setidaknya tidak semuanya.

Beberapa orang penganut Kristen Ortodoks Ukraina telah memutuskan untuk memperingati Natal pada tanggal 25 Desember, seperti banyak orang Kristen di seluruh dunia.

Ya, ini ada hubungannya dengan perang, dan ya, mereka mendapat restu dari gereja lokal mereka.

Gagasan memperingati kelahiran Yesus pada Desember dianggap radikal di Ukraina sampai saat ini, tetapi invasi Rusia mengubah banyak hati dan pikiran, dikutip dari AP News, Selasa (27/12/2022).

Pada Oktober, pimpinan Gereja Ortodoks Ukraina, yang tidak sejalan dengan gereja Rusia dan salah satu dari dua cabang Kristen Ortodoks di negara itu, setuju untuk mengizinkan umat merayakan Natal pada 25 Desember.

Pilihan tanggal memiliki nuansa politik dan agama. Bagi sebagian orang, perubahan tanggal melambangkan pemisahan dari Rusia, budayanya, dan agamanya.

Orang-orang di sebuah desa di pinggiran Kyiv baru-baru ini memilih untuk meningkatkan perayaan Natal mereka.

“Perang yang dimulai pada 24 Februari serta invasi skala penuh adalah kebangkitan dan pemahaman bahwa kita tidak dapat lagi menjadi bagian dari dunia Rusia,” kata Olena Paliy, seorang penduduk Bobrytsia berusia 33 tahun.

Gereja Ortodoks Rusia, yang mengklaim kedaulatan atas Ortodoksi di Ukraina, dan beberapa gereja Ortodoks Timur lainnya terus menggunakan kalender Julian kuno.

Gereja Katolik pertama kali mengadopsi kalender Gregorian modern yang lebih tepat secara astronomis pada abad ke-16, dan umat Protestan serta beberapa gereja Ortodoks sejak itu menyelaraskan kalender mereka sendiri untuk tujuan menghitung Natal.


Diberi Pilihan Untuk Memilih

Seorang wanita dengan sepeda melewati kendaraan yang terbakar, di depan Gereja yang rusak di Lukashivka, dekat kota Chernihiv di Ukraina utara, 22 April 2022. Penduduk mengatakan tentara Rusia menggunakan rumah ibadah untuk menyimpan amunisi, dan pasukan Ukraina menembaki gedung itu untuk membuat Rusia pergi. (AP Photo/Petros Giannakouris)

Sinode Gereja Ortodoks Ukraina memutuskan pada bulan Oktober bahwa gereja lokal dapat memilih bersama dengan komunitas mereka, dengan mengatakan keputusan tersebut berdasarkan diskusi dan juga efek dari keadaan perang.

Di Bobrytsia, beberapa anggota mempromosikan perubahan di dalam gereja lokal, yang baru-baru ini beralih menjadi bagian dari Gereja Ortodoks Ukraina, tanpa ikatan dengan Rusia.

Ketika pemungutan suara dilakukan minggu lalu, 200 dari 204 orang setuju untuk mengadopsi 25 Desember sebagai hari baru untuk merayakan Natal.

“Ini adalah langkah besar karena tidak pernah dalam sejarah kami memiliki tanggal perayaan Natal yang sama di Ukraina bersama seluruh warga Kristen lainnya,” kata Roman Ivanenko, seorang pejabat lokal di Bobrytsia, dan salah satu promotor perubahan tersebut.


Putus Hubungan dengan Rusia

Sebuah lubang di atap sebuah gereja yang rusak, di Lukashivka, dekat kota Chernihiv di Ukraina utara,  22 April 2022. Penduduk mengatakan tentara Rusia menggunakan rumah ibadah untuk menyimpan amunisi, dan pasukan Ukraina menembaki gedung itu untuk membuat Rusia pergi. (AP Photo/Petros Giannakouris)

Dia menyebut peralihan itu dilakukan untuk "memutus hubungan" dengan Rusia.

Seperti di semua wilayah Kyiv, Minggu pagi di Bobrytsia dimulai dengan suara sirene, tetapi itu tidak menghalangi orang untuk berkumpul di gereja untuk menghadiri Misa Natal pada 25 Desember untuk pertama kalinya.

Pada akhirnya, tidak ada serangan yang dilaporkan di ibu kota.

Anna Nezenko (65) datang ke gereja di Bobrytsia setiap Natal sejak bangunan itu diresmikan pada tahun 2000. Dia bilang tidak merasa aneh melakukannya pada 25 Desember, meski selama ini merayakan pada 7 Januari.

“Yang paling penting adalah Tuhan yang ada di hati,” katanya.

 


Kemerdekaan Penuh

Warga menunggu makanan di luar sebuah gereja di timur laut kota Trostianets (29/3/2022). Ukraina mengatakan pasukannya telah merebut kembali kota Trostianets, dekat perbatasan Rusia, salah satu kota pertama yang jatuh di bawah Kontrol Moskow dalam invasi selama sebulan. (AFP/Fadel Senna)
Infografis Rusia Vs Ukraina, Ini Perbandingan Kekuatan Militer. (Liputan6.com/Trieyasni)

Pada tahun 2019, Patriark Ekumenis Bartholomew, pemimpin spiritual Gereja Ortodoks Timur, memberikan kemerdekaan penuh, atau autocephaly, kepada Gereja Ortodoks Ukraina.

Warga Ukraina yang mendukung pengakuan atas gereja nasional sejalan dengan kemerdekaan politik Ukraina dari bekas Uni Soviet telah lama meminta persetujuan semacam itu.

Gereja Ortodoks Rusia dan pemimpinnya, Patriark Kirill, memprotes keras tindakan tersebut, dengan mengatakan Ukraina tidak berada di bawah yurisdiksi Bartholomew.

Meski begitu, cabang utama Ortodoksi lainnya di negara itu -- Gereja Ortodoks Ukraina -- tetap setia kepada aturan Moskow sampai pecahnya perang.

Infografis Rencana Kunjungan Jokowi ke Ukraina-Rusia di Tengah Konflik (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya