Liputan6.com, Jakarta PT Jababeka Tbk (Jababeka) bakal memperkuat program CSR di 2023. Jababeka akan menyelaraskan dengan lima prioritas CSR Jawa Barat di 2023 yang ditetapkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Mulai dari sumber daya manusia yang salah satu problem terbesarnya ialah stunting, masalah sosial, green economy dan transformasi kapasitasi penyelenggara negara.
Advertisement
Lima prioritas tersebut sangat selaras dengan prioritas dalam upaya pengembangan Kawasan Jababeka Cikarang yang berfokus di bidang lingkungan dan pendidikan.
“Prioritas pertama soal peningkatan SDM, ini selaras dengan upaya Jababeka untuk menjadi (kawasan) Jababeka di Cikarang untuk jadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pendidikan dan teknologi, yang fokusnya adalah untuk mengembangkan SDM. Jadi, dengan itu, kita akan bangun usaha tapi juga pada saat yang sama membangun manusia,” kata Managing Director Jababeka Infrastruktur Agung Wicaksono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (26/12/2022).
Kemudian, tambah Wicak, salah satu prioritasnya sangat erat dengan lingkungan. Di mana sirkular ekonomi, sustainability dan energi terbarukan merupakan hal-hal yang menjadi bagian komitmen Jababeka. Contohnya, penggunaan maggot untuk mengolah sampah organik menjadi barang daya guna dan bernilai ekonomis.
“Sehingga sampah mengalami proses sirkular ekonomi. Kemudian, kita juga memanfaatkan energi terbarukan dengan PLTS yang sedang dibangun di atas WTP (water treatment plant) Jababeka Infrastruktur,” urai Wicak.
“Ketiga, prioritas yang juga penting ialah membangun good governance atau pengelolaan pemerintahan yang berkualitas, dan Jababeka dengan peran City Council yang ada di dalam kawasan, kita akan bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk mewujudkan pilar kelima dari prioritas CSR Jawa Barat untuk 2023. Dan, kami yakin, kami bisa berkontribusi untuk mewujudkan Kabupaten Bekasi Berani, Jabar Juara untuk Indonesia Raya," tutur Wicak.
Jababeka berhasil meraih penghargaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan (TJSLP) atau Corporate Social Responsibility (CSR) dari Forum CSR Jabar yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat.
Forum CSR Jabar ini merupakan ajang tahunan untuk mengapresiasi perusahaan yang terus berkontribusi kepada masyarakat Jawa Barat dan yang telah menjadi mitra CSR Pemprov Jawa Barat dalam membantu agenda pembangunan Jawa Barat.
Jababeka di ajang penghargaan tersebut memboyong dua penghargaan sekaligus, yakni sebagai Top Partners Award dan Water Sanitation Hygiene (WASH) Award atas kinerja program CSR yang dilakukan selama 2022. Pemberian penghargaan diberikan langsung oleh Ridwan Kamil selaku Gubernur Jawa Barat kepada Agung Wicaksono selaku Managing Director Jababeka Infrastruktur yang mewakili manajemen Kawasan Industri Jababeka-Cikarang.
"Penghargaan ini merupakan testimoni yang membuktikan bahwa kontribusi Jababeka bukan hanya untuk profit bagi perusahaan saja. Akan tetapi, juga untuk memberikan dampak nyata atau manfaat bagi masyarakat sekitar di Cikarang, di Kabupaten Bekasi, di Provinsi Jawa Barat dan seluruh bangsa Indonesia," kata Agung Wicaksono setelah menerima penghargaan.
Kawasan Industri Jababeka Menjadi Klaster Industri Net Zero Pertama di Asia Tenggara
Pabrik-pabrik industri terkemuka di Kawasan Industri Jababeka di Cikarang-Indonesia terdiri dari Pertamina, Hitachi, Unilever, dan L'Oréal, berkolaborasi untuk menciptakan klaster industri net zero dan menjadi klaster industri net zero pertama di Asia Tenggara.
Hal ini merupakan hasil konkret dari Task Force Energy, Sustainability & Climate (TF ESC) B20 dengan mendorong kolaborasi untuk klaster industri net zero pertama di Asia Tenggara.
Kelompok pabrik Jababeka tersebut menandatangani pernyataan bersama dan mengumumkan rencananya untuk menjadi klaster industri net zero pertama di Kawasan Industri Jababeka di Indonesia Net Zero Summit 2022, side event B20 Indonesia 2022.
Klaster ini akan didukung oleh World Economic Forum dan Accenture sebagai bagian dari inisiatif "Transitioning Industrial Clusters towards Net Zero" yang bekerja sama dengan Accenture dan EPRI.
Pascapenandatanganan, kelompok pabrik Jababeka berencana akan bersama-sama mengembangkan solusi dekarbonisasi di Kawasan Industri Jababeka. Di mana targetnya ialah mencapai emisi karbon nol bersih sebelum 2050 untuk mendukung target net zero Indonesia pada 2060.
Tujuan utama lainnya termasuk meningkatkan efisiensi operasional dan sirkularitas serta transisi dari energi fosil ke energi listrik bertenaga surya, dan sumber terbarukan lainnya. Tujuan-tujuan ini akan menjadi bagian dari upaya transisi energi B20 yang mendukung presidensi G20 Indonesia pada 2022.
“Klaster industri net zero Jababeka akan dibangun di atas dasar yang telah kami letakkan sebagai kawasan industri selama lebih dari 30 tahun dengan perusahaan dari 30 negara untuk bertransformasi di masa depan, menggunakan teknologi dan digital dalam operasionalnya,” tutur Managing Director Jababeka Infrastruktur Agung Wicaksono, dikutip Sabtu (12/11/2022).
Ia menuturkan, inisiatif tersebut, akan membantu perusahaan-perusahaan yang ada di kawasan industri terbesar di Asia Tenggara ini untuk mengambil peran utama dalam mengatasi meningkatnya permintaan konsumen akan produk berkelanjutan dan praktik bisnis yang bertanggung jawab.
Advertisement
Butuh Kolaborasi
Presiden Direktur dan CEO Pertamina sekaligus Chair of the B20 Energy, Sustainability and Climate Change, Nicke Widyawati mengatakan, meningkatkan penggunaan solusi energi terbarukan, penting untuk menurunkan emisi karbon dari aktivitas industri.
"Tetapi untuk mencapai dekarbonisasi membutuhkan kolaborasi antar banyak pemangku kepentingan, jadi, kami mencari perusahaan tambahan di Jababeka untuk bergabung dengan kelompok baru ini. Pertamina, sebagai satu-satunya perusahaan Indonesia di Fortune Global 500, sangat ingin mendorong perjalanan dekarbonisasi ini sebagai perusahaan energi,” ujar dia.
Direktur Supply Chain Unilever Indonesia, Alper Kulak menambahkan, keberlanjutan harus menjadi bagian penting dari setiap strategi bisnis untuk memberikan kinerja yang unggul dan pertumbuhan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.
“Unilever berharap bisa bermitra dengan pihak lain dalam ekosistem bisnis manufaktur ini, dalam upaya ini,” kata dia.
Direktur Operasional Pabrik L'Oréal Indonesia, Puneet Verma menuturkan, mempertimbangkan posisinya sebagai pemimpin (pangsa pasar industri) kecantikan dan representasi dari brand global, L'Oréal berkomitmen untuk mengambil tanggung jawab yang lebih besar.
“Melalui L'Oréal For the Future, kami berkomitmen untuk mencapai netralitas karbon 100 persen di semua lokasi kami berada pada tahun 2025 secara global,” kata dia.