Kuda hingga Simpanse, Berikut 8 Hewan yang Bisa Berkeringat Seperti Manusia

Berikut deretan hewan yang bisa berkeringat mirip seperti manusia.

oleh Resha Febriyana Putri diperbarui 27 Des 2022, 17:00 WIB
Ilustrasi Kuda (pixabay.com)

Liputan6.com, Jakarta - Keringat mungkin kotor, bau, dan umumnya tidak menarik. Keringat sendiri merupakan mekanisme pendinginan yang berfungsi untuk menjaga suhu internal tubuh yang normal. Cairan ini terdiri dari air, potasium, garam, dan mineral lainnya.

Keringat secara harfiah berfungsi untuk melepaskan kelebihan panas yang dihasilkan oleh otot ketika metode pendinginan lainnya gagal. Jika kita tidak berkeringat, kita akan kepanasan dan mati. Tetapi, tahukah kamu bahwa ada hewan yang berkeringat? 

Terlepas dari betapa pentingnya keringat bagi kesehatan manusia, keringat adalah fenomena langka dalam dunia hewan. Misalnya, babi, mengandalkan proses yang disebut pendinginan evaporatif melalui moncong mereka untuk tetap dingin. 

Hewan penghuni gurun seperti unta, kadal, dan burung unta telah berevolusi dengan metode yang berbeda untuk menjaga kesejukan karena kurangnya naungan yang tersedia di lingkungan gurun.

Makhluk-makhluk ini sering terlihat berdiri dengan satu kaki atau berbaring di bukit pasir dengan sayap terentang yang bertindak seperti radiator guna menghilangkan panas dari permukaan tubuh mereka. Mengutip AZ Animals, Senin (26/12/2022), berikut delapan hewan yang berkeringat mirip seperti manusia. 

1. Kuda

Siapa pun yang pernah merawat kuda cukup lama akan menyadari bahwa mereka berkeringat banyak ketika mereka bekerja keras. Mereka juga memiliki kemampuan untuk menghasilkan sejenis busa, terutama di sekitar kaki belakang dan leher, ketika banyak bergerak atau bekerja di lingkungan yang panas.

Busa ini mengandung protein unik yang disebut latherin yang membuat keringat tampak berbusa ketika berada di area di mana terjadi gesekan, seperti di antara paha. Latherin memungkinkan keringat bekerja melalui seluruh permukaan rambut kedap air, dari pangkal hingga ujungnya.

Hal ini terjadi karena eksposurnya ke udara, sehingga pada akhirnya akan menguap dari tubuh. Latherin juga terdapat dalam air liur yang membantu kuda mengunyah makanan berserat tinggi. Kuda memiliki jaringan pembuluh darah yang luas tepat di bawah kulit yang membantu mereka mengatur suhu tubuh mereka.


2. Keledai

Ilustrasi Keledai (Foto: blogspot.com)

Mirip seperti kuda, keledai juga bisa berkeringat, namun keledai mengeluarkan lebih sedikit daripada kuda. Metode utama keledai untuk menyebarkan panas ekstra adalah melalui telinganya yang besar, yang memiliki banyak pembuluh darah dekat dengan permukaan kulit sehingga panas dapat keluar. 

Keledai tidak memiliki pembuluh darah yang sama dengan kuda di bawah kulitnya, sehingga mereka tidak dapat beradaptasi dengan perubahan suhu secepat kuda. Keledai umumnya hanya berkeringat ketika mereka berada di bawah tekanan berat, sehingga harus diperhatikan bahwa keledai berada dalam kesulitan dan mungkin membutuhkan bantuan. 


3. Zebra

Ilustrasi hewan zebra. (Photo by Ron Dauphin on Unsplash)

Sama halnya dengan kuda dan keledai, zebra adalah anggota genus Equus. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika tubuh mereka juga memiliki kemampuan untuk menciptakan busa yang sama yang membantu memfasilitasi penguapan dan pendinginan di sekitar rambut. Yang menarik dari zebra adalah latherin yang berinteraksi dengan garis hitam pada zebra. Beberapa ilmuwan telah berspekulasi bahwa corak hitam ini dapat meningkatkan penguapan keringat hingga bagian terpanas. 


4. Simpanse

Ilustrasi simpanse (pixabay.com)

Simpanse sering dikatakan sebagai kerabat terdekat manusia yang masih hidup karena kita berbagi sekitar 98,8 persen DNA yang sama. Salah satu kesamaan sifat yang kita miliki dengan mereka adalah kemampuan untuk berkeringat.

Simpanse memiliki rasio kelenjar ekrin dan apokrin yang tinggi untuk membantu mereka mengatur suhu tubuh mereka. Walau demikian, keringat mereka tidak seefisien keringat manusia, baik karena kepadatan kelenjar yang lebih rendah pada kulit mereka dan karena bulu mereka yang tebal. Untuk alasan ini, simpanse masih mengandalkan metode lain untuk tetap mendinginkan tubuh mereka. 


5. Gorila

Ilustrasi gorila (dok. Pixabay.com/Alexas_Fotos/Putu Elmira)

Kerabat dekat manusia lainnya adalah gorila, yang juga memiliki kemampuan berkeringat dalam cuaca panas agar tetap sejuk dan nyaman. Sama seperti simpanse dan manusia, gorila memiliki jaringan khusus yang disebut aksila atau organ ketiak yang terletak di ketiak.

Organ ini sangat menonjol pada gorila jantan. Organ ini terdiri dari empat hingga enam lapisan kelenjar yang mengeluarkan keringat dan aroma lainnya. Hal ini sebenarnya memiliki tujuan utama untuk memfasilitasi komunikasi dalam seluruh kelompok.

Aroma ini memberikan sinyal peringatan kepada anggota kelompok lain ketika ada potensi ancaman yang mengintai di dekatnya. Ini juga merupakan tanda yang berguna untuk ketersediaan reproduksi. 


6. Keluarga primata

Monyet Surili Jawa (Presbytis Comata) bertengger di pepohonan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), Jawa Barat, Sabtu (5/1). Surili Jawa adalah spesies monyet dunia lama yang merupakan primata endemik Jawa Barat. (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Old World Monkey atau monyet dunia lama adalah seluruh keluarga primata, sebagian besar berasal dari Afrika dan Asia. Monyet dan babon merupakan salah satu anggota paling terkenal dari kelompok ini. Spesies dalam genus Old World Monkey yang paling terkenal adalah kera Rhesus dan kera Jepang.

Meskipun mereka memiliki kemampuan untuk berkeringat, namun hal ini tidak begitu jelas seperti sepupu kera besar mereka. Hal ini disebabkan oleh pembagian yang cukup merata antara kelenjar ekrin dan apokrin pada kulit mereka.

Babon adalah genus lain dari Old World Monkey, yang terdiri dari enam spesies berbeda yang berasal dari Afrika dan Semenanjung Arab. Mereka dicirikan oleh moncong seperti anjing, rahang yang kuat, gigi tajam, ekor pendek, ukuran tubuh yang relatif besar, dan bokong yang menonjol.

Babon juga tampaknya memiliki cukup banyak kelenjar ekrin yang menutupi tubuh mereka. Beberapa penelitian mengkonfirmasi bahwa mereka memang menghasilkan keringat sebagai respons terhadap panas. 


7. Anjing

Anjing Chihuahua. (Wikimedia Commons)

Kamu mungkin terkejut mengetahui bahwa anjing memiliki sekelompok kelenjar ekrin (kadang disebut juga kelenjar merokrin) di sekitar bantalan kaki mereka. Kelenjar ini memiliki fungsi yang sama seperti kelenjar keringat manusia untuk mendinginkan tubuh.

Jika kamu melihat lebih dekat, kadang-kadang terdapat keringat berkumpul di sekitar cakar selama cuaca panas. Karena bulunya yang tebal, anjing tidak dapat berkeringat di sebagian besar tubuh mereka.

Anjing harus tetap terengah-engah agar tetap dingin. Mengingat kemampuan mereka untuk berkeringat sangat terbatas dan tidak efisien, anjing dapat menjadi terlalu panas dengan cepat. Cara yang baik untuk membantu mereka mendinginkan diri adalah dengan menempatkan kaki mereka di air dingin. 


8. Kuda Nil

Fatima, seekor bayi kuda nil berumur dua setengah tahun beristirahat di sebuah kolam di Kebun Binatang Masaya, Nikaragua (6/9/2019). Fatima yang tiba minggu ini merupakan kuda nil pertama di kebun binatang nasional Nikaragua. (AFP Photo/Inti Ocon)

Herbivora besar semi-akuatik Afrika ini mengeluarkan cairan lengket merah berisi lendir yang berfungsi sebagai semacam pelembab, tabir surya, dan antibiotik. Keringat ini awalnya tidak berwarna, tetapi berubah menjadi merah dan coklat ketika bereaksi dengan pigmen tertentu.

Orang-orang telah memberinya julukan keringat darah, meskipun tidak mengandung darah atau keringat yang sebenarnya. Kulit kuda nil sangat sensitif dan rentan terhadap kekeringan. Karena alasan ini, mereka suka tinggal di dalam air atau berguling-guling di lumpur untuk menjaga kelembapan kulit mereka yang halus.

Namun, mereka juga makhluk yang sangat teritorial, dan mereka kadang-kadang akan menjelajah ke darat untuk mengusir predator atau penyusup lain dari wilayah mereka. Dalam kasus-kasus tersebut, lendir mereka bertindak sebagai perlindungan lebih lanjut dan pelumas untuk kulit mereka sampai mereka dapat kembali ke air.

Infografis Libur Natal dan Tahun Baru, Ini 5 Langkah Cegah Lonjakan Covid-19 (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya