Beragam Cara Menggosok Gigi yang Benar, Salah Satunya Tak Perlu Pakai Pasta Gigi dengan Pemutih

Meski kita sudah belajar menggosok gigi sejak kecil, kebiasaan tersebut belum tentu kita lakukan dengan benar.

oleh Henry diperbarui 27 Des 2022, 05:35 WIB
Ilustrasi menggosok gigi. (Photo by Diana Polekhina on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu kegiatan yang rutin kita lakukan setiap hari adalah menggosok gigi. Meski begitu, kebiasaan yang kita lakukan sejak masih kecil ini ternyata belum tentu kita lakukan dengan benar.

Dalam sebuah studi di Swedia, mereka menemukan fakta bahwa rata-rata hanya ada satu dari 10 orang yang memperlihatkan teknik menggosok gigi yang benar.  Di Inggris, lembaga asuransi kesehatan Bupa menemukan bahwa hampir setengah dari responden mereka tidak tahu cara menggosok gigi dengan baik dan benar. Survei itu dilakukan pada 2.000 orang di Inggris Raya.

"Saya sangat yakin kalau tiap prang yang tidak mendapat instruksi dari dokter gigi atau ahli kesehatan mereka tentang cara menggosok gigi yang tepat," ucap Josefine Hirschfeld, seorang profesor dan spesialias gigi di University of Birmingham, Inggris., melansir BBC, Senin, 26 Desember 2022.  "Berdasarkan pengalaman saya, hal seperti ini juga terjadi di sebagian besar negara di dunia," lanjutnya. 

Selama ini memang tidak ada acuan pasti tantang cara maupun waktu yang dibutuhkan untuk menggosok gigi agar mendapatkan hasil yang maksimal. Namun, dokter gigi dan peneliti percaya untuk menghilangkan plak gigi, durasi menggosok gigi butuh waktu lama.

Berdasarkan penelitian pada 1970an, muncul kesepakatan yang menjelaskan dua menit adalah waktu ideal dengan sikat gigi yang lembut. Namun, berdasar penelitian tahum 1990an, muncul kesepakatan tak tertulis, bahwa empat menit menjadi waktu yang ideal dengan berbagai teknik tertentu.

Tujuan utama sikat gigi adalah menghilangkan mikroba atau plak gigi dari permukaan gigi. Plak ini merupakan akumulasi bakteri, jamur dan virus yang hidup bersama dalam biofilm mikroba. Biofilm bisa sangat lengket dan hanya berhasil dihilangkan dengan menyikat.


Teknik Bass Modifikasi

Ilustrasi menggosok gigi. (Photo by Ron Lach from Pexels)

Tidak menyikat gigi dengan benar atau terlalu lama dapat menyebabkan tingkat plak yang lebih tinggi, yang pada akhirnya dapat mengaktifkan respons kekebalan tubuh dan menyebabkan gangguan peradangan dalam mulut.  Sedangkan teknik menggosok gigi yang sangat disarankan, menurut Nigel Carter, selaku CEO Oral Health Foundation di Inggris, salah satu teknik yang disarankan dalam teknis bass modifikasi.

Teknik ini membersihkan bawah garis gusi di mana area plak gigi pertama kali terbentuk dan kemungkinan besar menyebabkan peradangan.  Teknik ini harusi dibarengi menyikat gigi dengan lembut agar tidak merusak jaringan keras dan lunak di dalam mulut.

Anda juga harus memastikan efektivitas bulu sikat gigi. Disarankan untuk mengubah kepala sikat setiap 2 sampai 3 bulan atau ketika diamati bahwa bulu telah berubah bentuk dan tidak lagi menawarkan perlawanan.

Selain sikat gigi, studi telah menemukan bahwa kerusakan gigi dan radang gusi dapat dikurangi dengan pembersihan interdental melalui flossing atau benang gigi.

Cara menggunakan benang gigi yang paling efektif adalah dengan menggeser benang di antara gusi dan gigi dan menahannya pada gigi, sehingga benang "memeluk gigi". Lalu, menggosok sepanjang permukaan gigi dengan gerakan naik turun yang lembut di bawah garis gusi.


Pasta Gigi

Ilustrasi pasta gigi. (dok.foto @zhuwei06191973/Pixabay/Dinny Mutiah)

Pemilihan pasta gigi juga tak kalah penting.  Masalah gigi kuning atau plak tidak jarang menurunkan tingkat percaya diri seseorang. Melalui celah ini sejumlah produsen pasta gigi pun memproduksi pasta gigi khusus dengan pemutih.

Fakta terbaru menunjukkan lebih dari 40 persen memilih menggunakan pasta gigi dengan pemutih, meskipun mereka harus bayar lebih mahal dari pasta gigi biasa. Namun, peneliti dari Cochrane Oral Health pada Februari lalu menunjukkan sebuah studi klinis yang cukup mencengangkan.

Kandungan hidrogen peroksida pada pasta gigi ternyata tidak cukup untuk memutihkan gigi. Hidrogen peroksida merupakan salah satu kandungan paling penting yang dapat memutihkan gigi. Sayangnya porsi yang disertakan oleh produsen pasta gigi sangat jauh di bawah rata-rata syarat untuk memutihkan gigi.

"Secara umum sejumlah produsen pasta gigi hanya menyertakan 0,1 persen hidrogen peroksida, agar aman. Hal inilah yang membuat gigi tidak kunjung putih," terang Dr Nigel Carter,  Dr Nigel menyebut untuk bisa memutihkan gigi, seseorang membutuhkan setidaknya 30 kali lipat kandungan hidrogen peroksida. 


Obat Kumur

Ilustrasi Kesehatan Mulut Credit: freepik.com

Sementara kandungan pasta gigi biasa sudah dirasa cukup dan lebih baik dibandingkan pasta gigi dengan pemutih.  Obat kumur terkadang juga bisa menjadi masalah dalam merawat gigi.

Perasaan mendesir mulut Anda dengan berkumur-kumur bisa sangat menyegarkan. Tetapi meskipun mungkin membuat segalanya tampak super bersih, produk obat kumur yang mengandung alkohol dan bahan-bahan keras lainnya dapat memusnahkan organisme mikroskopis yang berperan dalam kesehatan mulut Anda.

Menurut peneliti, tidak semua makhluk hidup di mulut Anda berbahaya. Ini termasuk mikroba yang membantu tubuh memproduksi oksida nitrat yang dibutuhkan untuk membantu mengatur membran di dalam jantung dan pembuluh darah, aliran darah, tekanan darah, dan sensitivitas insulin.

Berkumur dengan obat kumur setelah gosok gigi sangat tidak direkomendasikan, karena bisa membilas fluoride. Menurut Carter, sebaiknya tunggu hingga 20 atau 30 menit setelah gosok gigi jika ingin memakai obat kumur. Namun ada pengecualian, jika Anda menggunakan obat kumur yang mengandung fluoride yang dapat membantu menjaga kadar fluoride di mulut tetap tinggi bahkan setelah berkumur.

Infografis 5 Tips Tetap Sehat di Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Niman)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya