Liputan6.com, Jakarta Mantan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengusul Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar forum adu gagasan bagi 17 partai politik peserta Pemilu 2024.
Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia ini menilai, forum tersebut untuk mengisi kekosongan waktu 9 bulan setelah penetapan peserta Pemilu 2024.
Baca Juga
Advertisement
"Peserta Pemilu 2024 sudah ditetapkan, sementara kampanye baru mulai bulan November 2023, waktunya hanya 72 hari. Dari sekarang sampai waktu kampanye itu, sembilan bulan. Ada waktu kosong sembilan bulan, kita mau ngapain? Kenapa waktu itu tidak dimanfaatkan untuk forum 17 parpol adu gagasan," kata Fahri dalam keterangannya, Senin (26/12/2022).
Dia berharap forum adu gagasan itu difasilitasi KPU supaya publik mengetahui perbedaan partai politik yang akan bertarung di Pemilu 2024. Kata Fahri agar tidak ada pertanyaan kepada partai baru perbedaan dengan partai politik lain. Serta, publik dinilai tidak banyak tahu gagasan partai politik lama.
"Nah sekarang pertanyaannya, apa medium dari penyelenggara pemilu yang bisa diberikan kepada 17 partai politik, untuk mempresentasikan atau memaparkan perbedaan mereka antara partai lainnya, termasuk Partai Gelora," kata Fahri.
Forum gagasan itu juga bisa digunakan untuk mengenalkan siapa calon presiden yang akan diusung. Agar tidak terjadi seperti sekarang hanya kasak kusuk jual tiket pilpres. Menurut Fahri hal itu tidak mendidik masyarakat dan mengedepankan politik dagang sapi.
"Jadi 17 parpol nantinya bisa menunjuk jubir untuk urusan parpol dan jubir untuk capres. Nah, hal-hal seperti itu yang harus difasilitasi KPU. Kalau KPU tidak bisa biar wartawan DPR saja yang menyelenggarakan forum 17 parpol itu, KPU tinggal memberikan rekomendasi saja," katanya.
Fahri menjelaskan format forum tersebut. Para wartawan DPR bisa mengundang partai politik, KPU, dan Bawaslu ke gedung MPR/DPR. Seluruh pimpinan partai politik peserta pemilu diberikan kesempatan menyampaikan gagasan untuk merebut suara rakyat, termasuk capres yang didukung.
"Jadi 17 parpol diundang dan dikumpulkan dalam satu forum. Terserah yang mau hadir, apa ketua umum, wakil ketua umum atau sekjen, mereka harus menyampaikan gagasannya dan siapa capresnya agar rakyat tahu. Kalau ada partai yang tidak hadir, biarkan saja kursinya dikosongkan, tinggal diberitakan sama wartawan, bahwa partai ini takut dan tidak punya gagasan," ujarnya.
Bisa Jelaskan Visi dan Misi
Partai politik bisa menjelaskan ciri dan identitas partai, visi misi dan latar belakang kelahirannya.
Partai tersebut ditantang mengidentifikasi masalah nasional dan bagaimana solusinya. Serta bagaimana kandidat disiapkan dan apa kemampuannya.
"Inilah sebenarnya hal-hal yang sangat diperlukan untuk difasilitasi,sehingga penyelenggara pemilu harus memastikan ada medium untuk membedah perbedaan-perbedaan itu," tegas Fahri.
Dengan adanya forum ini, partai peserta pemilu tidak boleh lagi bermain di luar arena. Karena itu KPU harus menyiapkan gelanggangnya.
"Kalau sudah ada gelanggangnya baru kita ungkapkan rencana partai ke depan," imbuhnya.
Sebab, kata Fahri, kalau hanya Partai Gelora atau parpol baru lainnya yang hanya bicara sendiri di luar gelanggang, bagaimana membandingkannya dengan parpol lain. Dan itu menyebabkan partai seperti bertepuk sebelah tangan.
"Jadi sekali lagi, sediakan medium dan wadahnya supaya pertandingan ini menjadi lebih asyik bagi rakyat dan penontonnya bisa banyak, untuk mengaktifkan partisipasi publik yang lebih luas," tandas Fahri.
Reporter: Ahda Bayhaqi/Merdeka.com
Advertisement