Liputan6.com, Jakarta - Harga saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) kembali melonjak pada Senin, 26 Desember 2022. Bahkan, saham BYAN sentuh posisi tertinggi.
Mengutip data yahoo finance, Selasa (27/12/2022), saham BYAN melambung 10,77 persen ke posisi Rp 20.575 per saham pada penutupan perdagangan Senin, 26 Desember 2022. Saham Bayan Resources sempat berada di level tertinggi Rp 21.700 dan terendah Rp 18.500 per saham. Total volume perdagangan 2.805.600 saham.
Advertisement
Harga saham BYAN sentuh Rp 20.575 merupakan level tertinggi setelah stock split. Dengan kenaikan harga saham BYAN tersebut membawa kapitalisasi pasar menjadi Rp 686 triliun pada Senin, 26 Desember 2022.
Kapitalisasi pasar saham BYAN masih kokoh di posisi ketiga dari 10 kapitalisasi pasar saham terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kapitalisasi pasar saham BYAN berada di bawah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Kapitalisasi pasar saham BBCA tercatat Rp 1.047 triliun dan BBRI sebesar Rp 740 triliun.
Selain itu, kenaikan harga saham BYAN juga mendorong pendiri sekaligus Direktur Utama Bayan Resources Low Tuck Kwong masuk 50 besar orang terkaya di dunia, berdasarkan data real time Forbes, 26 Desember 2022.
Posisi Low Tuck Kwong di 48 dengan total kekayaan USD 27,8 miliar atau sekitar Rp 434,21 triliun (asumsi kurs 15.618 per dolar Amerika Serikat) pada 26 Desember 2022. Total kekayaan Low Tuck Kwong naik USD 2,6 miliar atau Rp 40,6 triliun. Kekayaan Low Tuck Kwong tersebut setara naik 10,39 persen.
Genggaman Saham Low Tuck Kwong di Bayan Resources Bertambah, Baru Beli Rp 6,6 Miliar
Sebelumnya, Direktur Utama PT Bayan Resources Tbk (BYAN), Dato' Dr. Low Tuck Kwong kembali membeli saham perseroan. Pada 19–23 Desember 2022, ia membeli 387.900 lembar saham BYAN dengan harga Rp 16.983,76 per saham. Dengan demikian, total transaksi pembelian itu senilai Rp 6,6 miliar.
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (26/12/2022), tujuan dari transaksi adalah untuk investasi dengan status kepemilikan saham langsung.
Usai transaksi, Low Tuck Kwong kini genggam 20.312.775.370 lembar saham perseroan atau setara 60,94 persen, dari sebelumnya 20.312.387.470 lembar atau 60,94 persen.
Belum lama ini, Low Tuck Kwong juga melakukan aksi serupa. Pada 16 Desember lalu, dia membeli 814.600 saham Bayan Resources dengan harga pelaksanaan Rp 13.104,8 per saham. Dengan demikian, nilai transaksi pembelian saham saat itu mencapai Rp 10,67 miliar.
Pada perdagangan sesi I, Senin 26 Desember 2022, saham BYAN ditutup naik 900 poin atau 4,85 persen ke posisi 19.475.
Saham BYAN dibuka pada posisi 18.550 dan bergerak pada rentang 18.500—19.800. Namun, sejak awal tahun atau secara year to date (ytd), saham BYAN terkoreksi 6.725 poin atau 25,67 persen.
Sebelumnya, Bayan Resources mengumumkan rencana pembagian dividen interim untuk tahun buku 2022 sebesar USD 1 miliar.
Aksi itu merujuk pada data keuangan per 30 September 2022. Perseroan mencatat laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk USD 1,62 miliar, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar USD 2,26 miliar, dan total ekuitas sebesar USD 2,45 miliar.
Advertisement
Low Tuck Kwong, Miliarder Batu Bara Salip Hartono Bersaudara Jadi Orang Terkaya Indonesia
Low Tuck Kwong kini menjadi orang terkaya di Indonesia setelah kekayaan miliarder batu bara itu melampaui R Budi Hartono dan Michael Hartono (Hartono bersaudara).
Melansir data real time Forbes pada Senin (26/12/2022), Low Tuck Kwong menjadi orang terkaya Indonesia setelah kekayaannya naik USD 1,2 miliar atau sekitar Rp. 18,7 triliun.
Kenaikan tersebut membuat harta sang miliarder kini sebanyak USD 25,2 miliar atau Rp. 393,8 triliun (asumsi kurs Rp. 15.600 per dolar AS).
Forbes mencatat, Low Tuck Kwong merupakan pebisnis kelahiran Singapura yang kini sudah menjadi WNI. Ia merupakan pendiri salah satu perusahaan batu bara besar di Indonesia, PT Bayan Resources Tbk.
Bisnis Lainnya
Tak hanya itu, Kwong juga dikenal sebagai pengendali di perusahaan energi terbarukan Singapura, Metis Energy yang sebelumnya dikenal sebagai Manhattan Resources dan memiliki kepentingan di The Farrer Park Company, Samindo Resources, dan Voksel Electric.
Miliarder tersebut juga menjadi pendukung utama SEAX Global untuk membangun sistem kabel laut bawah laut untuk konektivitas internet yang menghubungkan Singapura, Indonesia, dan Malaysia.
Perjalanan karier Kwong dimulai saat dia berusia remaja. Saat itu ia bekerja untuk perusahaan konstruksi ayahnya di Singapura. Kemudian pindah ke Indonesia pada tahun 1972 untuk mendapatkan kesempatan yang lebih besar.
Kwong memulai bisnisnya sebagai kontraktor bangunan. Hingga pada 1997, ia berhasil mendapatkan jackpot setelah membeli tambang pertamanya.
Advertisement