Mahasiswa Universitas Jember Teliti Aerogel Rami Atasi Tumpahan Minyak di Laut

Tiga mahasiswa Universitas Jember (Unej) melakukan penelitian aerogel berbahan rami untuk menbatasi tumpahan minyak (OIL spill) di laut. Karena bencana alam tersebut sangat berbahaya bagi ekosistem di perairan laut.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 27 Des 2022, 23:59 WIB
Para mahasiswa Unej dan pembimbingnya melakuken penelitian aerogel berbahan rami untuk atasi tumpahan minyak dalam Pimnas Universitas Muhamadiyah Malang (Istimewa)

Liputan6.com, Jember - Tiga mahasiswa Universitas Jember (Unej) melakukan penelitian aerogel berbahan rami untuk menbatasi tumpahan minyak (oil spill) di laut. Karena bencana tersebut sangat berbahaya bagi ekosistem di perairan laut.

Sofiatul Hasanah dari Program Studi Kimia FMIPA, dan dua mahasiswa Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Difka Augustina Diana Sari dan M Khoirunnafiuddin mengembangkan aerogel berbahan tanaman rami untuk menyerap tumpahan minyak di laut.

“Moetode yang banyak dikembangkan saat ini dan dianggap efektif yaitu penggunaan bioadsorben yang dinilai ramah lingkungan sehingga tidak berdampak negatif terhadap ekosistem laut,” ujar Ketua Tim Mahasiswa Unej Sofiatul Hasanah, Selasa (27/12/2022).

Kata dia, tumpahan minak di laut mengakibatkan hewan dan tumbuhan mati akibat senyawa hidrokarbon yang terkadung pada minyak bersifat mudah terbakar dan beracun.

“Ekosistem laut yang terkena tumpahan laut pun membutuhkan waktu lama untuk Kembali sedia kala, bahkan terancam tak penerah pulih,” tambahnya.

Oleh karena itu, bencana tumpahan minyak di laut harus segera ditangani agar dampaknya tidak semakin merusak, salah satunya dengan cara membersihkan laut yang terkena tumpahan minyak

Ia menjelaskan sebenranya banyak cara yang diterapkan untuk mengatasi bencana tumpahan minyak, di antaranya metode remediasi kimia, penggunaan oil skimmer, penyemprotan dispersant dan pembakaran in-situ.

“Akan tetapi metode tersebut membutuhkan waktu yang lama, mahal, serta mengandung bahan yang tidak bisa diuraikan oleh alam (nonbiodegradable) sehingga menambah toksisitas terhadap lingkungan,” paparnya.

Menurutnya penggunaan bioadsorben untuk mengatasi tupmpahan minyak di laut  dinilai ramah lingkungan sehingga tidak berdampak negatif terhadap ekosistem laut.

“Salah satu bioadsorben yang dikembangkan adalah aerogel, yakni bahan padat maupun dengan kepadatan rendah atau massa jenis rendah sehingga dapat menyerap bahan tertentu seperti minyak,” tambahnya.


Tanaman Rami Miliki Kandungan Selulosa Tinggi

Bedanya tim mahasiswa Unej membuat aerogel berbahan biomassa yakni  limbah tanaman rami. Tanaman Rami dpilih karena memiliki kandungan selulosa tinggi yaitu mencapai 88,5 persen dan tersedia melimpah di Indonesia.

Tidak hanya menggunakan limbah batang rami, ketiga mahasiswa ini menambahkan materi graphene oxide (GO) dan N,N Methylenebisacrylamide (MBA) karena penambahan itu mendapatkan kapasitas penyerapan minyak yang lebih tinggi.

Dalam proses selanjutnya di laboratorium, kemampuan aerogel berbahan rami ciptaan ketiga mahasiswa itu dicoba dengan cara mencampurkan solar jenis Dexlite dengan air.

“Ternyata aerogel berbahan rami yang kami kembangkan memiliki kapasitas adsrpsi tinggi, yakni mampu menyerap minyak sebanyak 8,55 gram/gram,” tambahnya.

Ia berharapm hasil penelitianya bisa menjadi sumbangsih nyta terhadap upaya mengatasi tumpahan minyak di laut mengingat kejadian serupa juga pernah terjadi di Indonesia.

“Apalagi aerogel berbahan rami terbuat dari Biomassa sehingga ramah lingkungan dan mudah didapat di Indonesia. Biaya pembuatanya pun murah jika dihitung ongkos pembuatan aerogel berbahan rami ini hanya sekitar 7.500 rupiah per gramnya,” pungkasnya.

Infografis Mitigasi Bencana Antisipasi Cuaca Ekstrem Jelang Libur Natal dan Tahun Baru 2023. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya