Kim Jong-un Pimpin Rapat Akhir Tahun, Akankah Program Nuklir Korea Utara Lebih Gila?

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memulai pertemuan penting Partai Buruh, demikian laporan dari media pemerintah pada Selasa.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 27 Des 2022, 12:01 WIB
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menyampaikan pidatonya pada upacara untuk menandai peringatan ke-69 tahun penandatanganan gencatan senjata yang mengakhiri pertempuran dalam Perang Korea di Pyongyang, Korea Utara, 27 Juli 2022. Peringatan 69 tahun berakhirnya Perang Korea 1950-1953 jatuh pada 27 Juli 2022. (Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)

Liputan6.com, Pyongyang - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memulai pertemuan penting Partai Buruh, demikian laporan dari media pemerintah pada Selasa.

Biasanya, rapat ini dijadikan tempat yang sering dia gunakan untuk mengumumkan keputusan kebijakan besar yang menandai Tahun Baru, dikutip dari NST.com.my, Selasa (27/12/2022).

Rapat Pleno Keenam Komite Sentral ke-8 Partai Buruh Korea Utara (WPK) diadakan pada Senin, kata kantor berita resmi KCNA.

Pertemuan partai dan pejabat pemerintah selama berhari-hari menutup satu tahun ketika negara yang terisolasi itu menembakkan rudal dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya, termasuk rudal balistik antarbenua (ICBM).

Ketegangan baru terjadi pada Senin (26/12) ketika lima pesawat tak berawak Korea Utara menyeberang ke Korea Selatan.

Hal ini lantas mendorong Seoul untuk mengerahkan jet tempur dan menyerang helikopter, dan melepaskan tembakan untuk mencoba menembak jatuh mereka.

Kim juga menghadapi tantangan ekonomi yang meningkat di tengah sanksi internasional atas program senjatanya, dampak dari penguncian anti-virus corona dan bencana alam.

Dalam rapat tersebut, para peserta menyepakati lima agenda besar antara lain review implementasi kebijakan utama dan APBD tahun 2022, serta rencana kerja dan RAPBN tahun 2023.

Kim mempresentasikan laporan rinci tentang bagaimana kekuatan negara telah "meningkat secara luar biasa di semua bidang politik, militer, ekonomi dan budaya, dan keberhasilan serta kemajuan telah dibuat dalam melaksanakan tugas-tugas besar melalui perjuangan berat dan sengit yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini," kata KCNA.

“Dia menekankan perlunya menyusun kebijakan yang lebih percaya diri berdasarkan fakta-fakta guna mencapai kemajuan praktis sambil bertahan dalam semua situasi sulit.”

Laporan tersebut menetapkan tujuan utama untuk tahun 2023 di sektor-sektor utama termasuk logam, kimia, listrik, konstruksi, pertanian, dan industri ringan, tambahnya.

Media pemerintah Korea Utara sebelumnya merilis pidato pemimpinnya pada Hari Tahun Baru, tetapi dalam beberapa tahun terakhir, Kim telah mengadakan pertemuan partai di akhir tahun untuk membuat pengumuman kebijakan besar.


Korea Selatan Beri Tembakan Peringatan ke Korea Utara

Bendera Korea Utara dan Korea Selatan berkibar berdampingan - AFP

Sebelumnya, Korea Selatan mengatakan bahwa pihaknya melepaskan tembakan peringatan setelah drone Korea Utara melanggar wilayah udara negaranya.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan, beberapa pesawat tak berawak Korea Utara melintasi perbatasan antar-Korea dan terdeteksi di wilayah Korea Selatan pada Senin (26/12/2022).

Ini adalah pertama kalinya drone Korea Utara memasuki wilayah udara Korea Selatan sejak 2017.

Insiden Senin ini terjadi tiga hari setelah Korea Selatan mengatakan bahwa Korea Utara melakukan uji coba meluncurkan dua rudal balistik jarak pendek dalam uji senjata terbarunya.


Korea Selatan Diprotes Jepang

Ilustrasi bendera Korea Selatan (unsplash)

Sementara itu, Jepang pada Jumat mengatakan pihaknya telah menyampaikan protes atas latihan militer yang dilakukan Korea Selatan di dekat sepasang pulau kecil di Laut Jepang yang disengketakan kedua negara.

Protes itu disampaikan Kementerian Luar Negeri Jepang kepada Kedutaan Besar Korsel di Tokyo, sebagaimana diwartakan Kyodo, dikutip dari Antara, Sabtu (23/12/2022).

Menurut Kemlu Jepang, latihan militer yang digelar pada Kamis itu "benar-benar tak dapat diterima" dan "sangat disesalkan".

Pulau-pulau kecil itu adalah bagian tidak terpisahkan dari wilayah Jepang berdasarkan fakta sejarah dan hukum internasional, kata Kemlu Jepang, mengutip Direktur Jenderal Urusan Asia dan Oseania Takehiro Funakoshi.

Kantor berita Korsel Yonhap sebelumnya melaporkan pada Jumat bahwa pemerintahnya telah menggelar "latihan militer reguler" di perairan untuk meningkatkan pertahanan pulau-pulau kecil yang dikuasai Seoul itu.


Diklaim oleh Korsel dan Jepang

Ilustrasi Korea Selatan (iStock)

Pulau-pulau tersebut disebut Dokdo oleh Korsel dan Takeshima oleh Jepang.

Yonhap juga mengatakan latihan itu digelar menyusul klaim terbaru oleh Jepang atas pulau-pulau kecil di Laut Timur dalam Strategi Keamanan Nasional pemerintah Jepang.

Sepekan lalu kebijakan tersebut direvisi oleh Jepang untuk pertama kalinya dalam sembilan tahun.

Korsel menggelar sekitar dua kali latihan militer dalam setahun.

Hasil Utama KTT Korea Utara-Korea Selatan adalah Perang Korea Berakhir (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya