Siagakan Satu Tower RSDC Wisma Atlet, Begini Skenario jika COVID-19 Melonjak

Skenario jika COVID-19 melonjak dengan adanya satu tower RSDC Wisma Atlet Kemayoran.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 27 Des 2022, 20:00 WIB
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito saat konferensi pers di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta pada Kamis, 24 Februari 2022. (Dok Satgas COVID-19)

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah penghentian bertahap Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran Jakarta, satu tower yang tetap disiagakan menimbulkan pertanyaan, 'Bagaimana bila terjadi lonjakan pasien COVID-19 ke depannya? Apakah akan dibuka kembali tower lainnya?'

Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan, sudah ada skenario antisipasi bila daya tampung RSDC Wisma Atlet melebihi kapasitas jika terjadi lonjakan pasien COVID-19 sewaktu-waktu. Salah satunya, akan ada fasilitas pendukung lain di tiap wilayah.

"Bila terjadi lonjakan kasus melebihi kapasitas yang bisa ditampung di rumah sakit, maka akan difungsikan fasilitas pendukung lainnya yang ada di setiap wilayah," katanya saat dihubungi Health Liputan6.com melalui pesan singkat pada Selasa, 27 Desember 2022.

Adanya satu tower, yakni Tower 6 yang tersedia, ditegaskan Wiku, agar RSDC Wisma Atlet dapat memberikan pelayanan pasien COVID-19. Sementara tower lain yang tak lagi digunakan lantaran pasien yang dirawat di sana semakin sedikit.

Sebelumnya, sampai per Oktober 2022, ada tiga tower yang difungsikan, yakni Tower 5, 6, dan 7. Bahkan pada awal pandemi, yang berlanjut adanya gelombang varian Delta dengan kasus COVID-19 naik tajam, RSDC Wisma Atlet pernah mengaktifkan sampai Tower 9.

Tercatat, data per Sabtu (24/12/2022), ada empat pasien COVID-19 yang dirawat di Tower 6 RSDC Wisma Atlet. Dari empat pasien itu, 3 di antaranya, gejala ringan dan satu pasien mempunyai komorbid.

"Pada prinsipnya, tetap disediakan satu tower RSDC untuk dapat digunakan perawatan pasien COVID-19 yang sama seperti sebelumnya, mengingat kasus COVID-19 makin sedikit yang dirawat di RSDC," jelas Wiku.


Penyesuaian Jumlah Fasilitas

Suasana tempat karantina pasien COVID-19 Wisma Atlet, Jakarta, Kamis (3/3/2022). Hingga dua tahun berselang, pada 2 Maret 2022, pemerintah mencatat ada 5.630.096 kasus positif COVID-19 di Indonesia sejak pengumuman kasus pertama. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Penghentian operasional RSDC Wisma Atlet Kemayoran Jakarta, Wiku Adisasmito menambahkan, ada penyesuaian jumlah fasilitas rumah sakit darurat tersebut secara bertahap pada tahun 2022.

"Sejalan dengan melandainya kasus COVID-19, ada penyesuaian jumlah fasilitas secara bertahap di tahun 2022 ini," tambah Wiku dalam keterangannya, Jumat (23/12/2022).

Untuk saat ini masih akan difungsikan satu tower di RSDC Wisma Atlet. Satgas COVID-19 masih memfungsikan satu tower RSDC dengan kapasitas 1.651 tempat tidur (bed) untuk kesiagaan dalam penanganan COVID-19 ke depan, yaitu di Tower 6.

"Satgas COVID-19 masih memfungsikan satu tower RSDC dengan kapasitas 1.651 bed untuk kesiagaan dalam penanganan COVID-19 ke depan," lanjut Wiku.


BOR di Bawah 5 Persen

Tenaga kesehatan melintas di dekat pasien Covid-19 di RSDC Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Senin (7/3/2022). Pemerintah menurunkan status PPKM menjadi level 2 untuk wilayah Jabodetabek dan Surabaya dikarenakan penurunan kasus konfirmasi harian. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Koordinator Humas RSDC Wisma Atlet Kemayoran Kolonel dr Mintoro Sumego membeberkan kondisi terkini di RSDC Wisma Atlet. Bahwa terjadi penurunan pasien COVID-19 yang masuk sejak tiga bulan terakhir, bahkan keterisian tempat tidur (Bed Occupancy Ratio/BOR) di bawah 5 persen.

"Untuk pasien per Sabtu (24/12/2022) ada empat. Jadi sudah ada penurunan yang cukup signifikan dari beberapa hari yang lalu. Ya kira-kira tiga bulan terakhir ini pasien kami tidak lebih dari 200," ungkapnya dalam keterangan resmi di RSDC Wisma Atlet Kemayoran Jakarta baru-baru ini.

"BOR pasien juga keluarnya aja di bawah 5 persen."

Terkait kondisi empat pasien yang dirawat di RSDC Wisma Atlet, gejala pasien termasuk ringan dan ada yang mempunyai riwayat komorbid. Lama perawatan di sana antara 4 - 5 hari.

"Hari Sabtu, ada pasien masuk 1 dan pasien yang dinyatakan sembuh. Ada pengurangan pasien dua dari hari kemarin. Sekarang, pasien yang dirawat ada empat. Dari empat pasien itu, 3 di antaranya, gejala ringan dan 1 gejala komorbid," papar Mintoro.

"Rata-rata pasien yang dirawat inap di Wisma Atlet ini adalah 4 sampai 5 hari. Total pasien yang sudah dirawat adalah hingga 24 Desember 2022 ada 131.195 pasien."


Kerja Sama BUMN Dirikan RSDC Wisma Atlet

Pasien Covid-19 berada di dalam bus sekolah di RSD Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Kamis (10/6/2021). Meningkatnya jumlah warga yang terpapar Covid-19 menyebabkan antrean ambulans yang hendak masuk ke RSD Wisma Atlet Kemayoran. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengenang, Pemerintah berhasil 'menyulap' Wisma Atlet sebagai Rumah Sakit Darurat COVID-19. Ia menyebut peran vital RSDC Wisma Atlet Kemayoran dalam keberhasilan penanganan pandemi COVID-19.

BUMN pun bergerak cepat membantu pendirian RSDC Wisma Atlet Kemayoran. BUMN konstruksi seperti PT Waskita Karya, Adhi Karya, PP, dan Wijaya Karya bekerja sama melakukan pengerjaan dan perbaikan fisik bangunan untuk menjadi tempat isolasi yang representatif.

Ada pula 25 BUMN lain seperti Telkom, Pertamina, PGN, Antam, Bukit Asam, PLN, BRI, Mandiri, BNI, BTN, Angkasa Pura I, Angkasa Pura II, Pupuk Indonesia, Pegadaian, Wijaya Karya, Jasa Marga, Hutama Karya, hingga Jasa Raharja, yang ikut terlibat membantu pengadaan peralatan kesehatan di Wisma Atlet.

"Holding BUMN RS yang baru terbentuk, Indonesia Healthcare Corporation (IHC), langsung bekerja sama dengan TNI untuk menyediakan tenaga kesehatan. Lalu ada Hotel Indonesia Natour (HIN) yang mengelola manajemen dan pelayanan di Wisma Atlet," ucap Erick dalam keterangan tertulis, Jumat (23/12/2022).

Sebagai sepertiga kekuatan ekonomi dan agen pembangunan, Erick menyebut apa yang dilakukan BUMN dalam membangun Wisma Atlet Kemayoran adalah hal lumrah dan menjadi keharusan. Menurutnya, BUMN tidak boleh menutup mata dengan situasi sulit yang dialami bangsa.

Erick bersyukur dan bangga atas seluruh kerja keras BUMN dalam membantu pemerintah dan masyarakat selama pandemi.

Infografis Ragam Tanggapan Indonesia Siapkan Skenario dari Pandemi ke Endemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya