Liputan6.com, Jakarta - Penghilangan lemak bukal telah jadi prosedur bedah kosmetik terbaru yang mengambil alih media sosial selama beberapa minggu terakhir. Ini terjadi setelah beberapa selebritas dikabarkan menjalani prosedur tersebut, yang kemudian memicu komentar pro kontra publik.
Melansir CNN, Selasa (27/12/2022), penelusuran untuk penghilangan lemak bukal melonjak drastis mulai sekitar 11 Desember 2022, menurut data dari Google Trends. Pembuangan lemak bukal merupakan penghilangan lemak dari bantalan lemak bukal, massa jaringan yang terletak jauh di dalam pipi.
Baca Juga
Advertisement
Prosedur ini biasanya dilakukan dengan anestesi. Seorang ahli bedah akan membuat sayatan kecil di kedua sisi bagian dalam mulut pasien untuk mengekspos bantalan lemak bukal, dan kemudian menghilangkan sebagian atau seluruh lemak.
Darren Smith, seorang ahli bedah plastik yang berbasis di New York, mengatakan pada CNN bahwa "Anda dapat menonjolkan tulang pipi dengan menghilangkan lemak yang ada di kompartemen lemak bukal."
Smith mengatakan, ia biasanya melihat tiga jenis pasien yang tertarik menghilangkan lemak bukal. Mereka adalah "orang-orang yang memiliki wajah lebih penuh, yang hampir memiliki wajah bulat, dan yang mungkin ingin sedikit melangsingkannya."
Penghilangan lemak bukal dapat menghasilkan wajah yang tampak lebih ramping, menurut Smith. Tapi, alasan pengurangan lemak bukal saat ini sedang tren untuk tujuan lain, yakni menghilangkan lemak dari pipi, yang mana prosedur kecantikan ini dapat menciptakan tampilan tulang pipi lebih terpahat dan tegas.
Seorang pasien yang tertarik dengan efek ini "mungkin tidak memiliki wajah penuh, tapi mereka hanya ingin melihat lebih banyak penegasan di tulang pipi," katanya. Pasien-pasien ini ingin menonjolkan "lubang submalar" di bawah tulang pipi, tambahnya.
Efek Peremajaan Wajah
Ketika "dikerjakan dengan indah dan tidak berlebihan," penghilangan lemak bukal bisa terlihat keren dalam banyak kasus, kata Smith. Kategori pasien lain, menurut Smith, yang ingin menghilangkan lemak bukal adalah "pasien lebih tua yang ingin menndapatkan efek peremajaan wajah."
"Bantalan lemak bukal tunduk pada gravitasi, dan dapat terkulai seiring waktu," katanya. "Ini benar-benar dapat berkontribusi pada penampilan wajah bagian bawah yang berotot dan berat. Jadi pada orang-orang itu, Anda sering menghilangkannya (lemak bukal) bersamaan dengan prosedur seperti pengencangan wajah."
Smith menyebut, ia melihat lonjakan minat yang pasti dalam menghilangkan lemak bukal selama beberapa tahun terakhir. "Ini adalah prosedur yang jadi semakin populer," katanya
Tahun lalu, model Chrissy Teigen mengumumkan di Instagram bahwa ia telah menjalani pengangkatan lemak bukal. "Sejak saya berhenti minum (minuman alkohol), saya benar-benar melihat hasilnya, dan saya menyukainya," ujarnya dalam Instagram Story saat itu.
Selebritas lain yang punya tulang pipi tegas dikabarkan telah menjalani prosedur ini, meski tidak jelas apakah mereka benar-benar melakukannya. Media sosial, menurut Smith, adalah pendorong utama minat.
Advertisement
Berhati-hati
Smith berkata, "Saya pikir media sosial memainkan peran luar biasa. Kami melihat media sosial mengatur semua jenis tren, karena orang memiliki akses yang lebih cepat dan lebih sering ke penampilan dan tren selebritas terbaru."
Selain itu, media sosial telah memungkinkan pasien berbagi pengalaman langsung mereka dalam menjalani operasi kosmetik. "Orang-orang sekarang lebih banyak berbagi pengalaman mereka yang menghasilkan memudarnya tabu operasi plastik," kata Smith.
Ia menyambung, "Orang-orang jauh lebih terbuka untuk membicarakannya. Ellen Gendler, seorang dokter kulit kosmetik yang berbasis di New York, mengatakan pada CNN bahwa ia telah mengamati peningkatan jumlah pasien yang bertanya tentang pembuangan lemak bukal dalam beberapa minggu terakhir.
"Minggu lalu, ada 20 orang yang bertanya pada saya tentang menghilangkan lemak bukal," katanya.
Ahli bedah, kosmetik, dan pengguna sehari-hari juga menggunakan media sosial untuk mendesak agar berhati-hati tentang prosedur ini. Gendler, misalnya, mengunggah TikTok, pekan lalu, di mana ia memperingatkan pasien, terutama wanita muda, untuk menghindari pembuangan lemak bukal.
"Tren terbaru penghilangan lemak bukal mungkin merupakan tren paling bodoh yang pernah saya lihat dalam waktu lama," katanya dalam video tersebut. Gendler mengatakan pada CNN bahwa karena menghilangkan volume dari wajah, penghilangan lemak bukal dapat menimbulkan efek penuaan dini pada pasien.
Tampak Kurus dan Lebih Tua
Meski awalnya mungkin terlihat bagus, seiring bertambahnya usia pasien dan secara alami kehilangan volume di wajah mereka, kurangnya lemak bukal dapat membuat mereka tampak kurus dan lebih tua. Begitu lemak bukal Anda hilang, tidak ada cara untuk mendapatkannya kembali.
"Walau pengisi kosmetik dan suntikan lemak dapat digunakan untuk meniru tampilan lemak bukal," kata Gendler. "Ketika mengambil struktur yang mendasarinya dalam prosedur permanen dan Anda menua di sekitarnya, Anda tidak tahu bagaimana kelihatannya."
Gendler mendesak pasien yang ingin menghilangkan lemak bukal untuk mempertimbangkan risiko dan memahami bagaimana hasil mereka dapat berubah seiring waktu. "Saya merasa ini bukan prosedur yang harus Anda lakukan tanpa memahami risiko yang sangat nyata ini," katanya.
Smith menekankan pentingnya konseling pasien tentang pro dan kontra dari setiap prosedur. "Salah satu pekerjaan utama saya adalah membantu orang memastikan bahwa mereka membuat keputusan yang bertanggung jawab saat menjalani prosedur (kosmetik)," katanya.
Influencer media sosial lain telah menunjukkan bahwa estetika tulang pipi tinggi yang ingin dicapai pasien dengan pembuangan lemak bukal hanyalah yang terbaru dari serangkaian standar kecantikan yang tidak dapat dicapai. Penata rias Rachel Ocool, misalnya, membuat tutorial tata rias yang menonjolkan pipi bulat, alih-alih mencoba menghilangkannya.
"Operasi plastik untuk menghilangkan pipi yang lebih berisi sedang tren," kata Ocool dalam video TikTok. "Tidak di rencana saya!" Ia melanjutkan untuk mendemonstrasikan "bagaimana saya menonjolkan pipi bulat saya, karena itu lucu."
Advertisement