Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) kembali melesat hingga penutupan perdagangan Selasa, 27 Desember 2022. Kenaikan harga saham BYAN tersebut mendorong kapitalisasi pasar BYAN menyalip PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).
Mengutip data RTI, Selasa (27/12/2022), saham BYAN melambung 13,73 persen ke posisi Rp 23.400 per saham. Saham BYAN dibuka naik 50 poin ke posisi Rp 20.625 per saham. Saham BYAN berada di level tertinggi Rp 24.325 dan terendah Rp 20.625 per saham. Total frekuensi perdagangan 18.031 kali dan volume perdagangan saham 75.224 saham. Nilai transaksi Rp 173,2 miliar.
Advertisement
Dengan kenaikan harga saham BYAN tersebut mendorong kapitalisasi pasar saham Bayan Resources sentuh Rp 780 triliun. Kapitalisasi pasar saham BYAN berada di posisi dua dan di bawah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Tercatat kapitalisasi pasar saham BBCA mencapai Rp 1.050 triliun dan masih kokoh di posisi pertama untuk kapitalisasi pasar saham terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Kapitalisasi pasar saham BYAN menggeser kapitalisasi pasar saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Kapitalisasi pasar saham BRI mencapai Rp 731 triliun, dan berada di posisi ketiga di antara 10 saham emiten kapitalisasi pasar terbesar di BEI.
Adapun kapitalisasi pasar saham BEI mencapai Rp 9.600 triliun pada perdagangan saham Selasa, 27 Desember 2022. Kapitalisasi pasar saham BEI naik Rp 122 triliun dari periode sebelumnya Rp 9.478 triliun.
Sementara itu, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menghijau pada Selasa pekan ini. IHSG melompat 1,28 persen ke posisi 6.923,02. Volume perdagangan saham 16,18 miliar saham dan nilai transaksi Rp 8,5 triliun. Total frekuensi perdagangan saham 989.481 kali.
Adapun dengan kapitalisasi pasar saham BYAN geser kapitalisasi pasar saham BBRI, berikut 10 emiten kapitalisasi pasar terbesar pada 27 Desember 2022:
1.PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp 1.050 triliun
2.PT Bayan Resources Tbk (BYAN) senilai Rp 780 triliun
3.PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) senilai Rp 731 triliun
4.PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) senilai Rp 460 triliun
5.PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) senilai Rp 377 triliun
6.PT Astra International Tbk (ASII) senilai Rp 230 triliun
7.PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) senilai Rp 215 triliun
8.PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) senilai Rp 184 triliun
9.PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) senilai Rp 172 triliun
10.PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) senilai Rp 120 triliun.
Orang Terkaya Indonesia Low Tuck Kwong Lepas 80 Ribu Saham BYAN
Sebelumnya, Direktur Utama PT Bayan Resources Tbk (BYAN) sekaligus orang terkaya di Indonesia Low Tuck Kwong menjual saham BYAN pada 23 Desember 2022.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (27/12/2022), Low Tuck Kwong jual 80.000 saham BYAN dengan harga Rp 13.000 per saham. Dengan demikian, total nilai penjualan saham BYAN Rp 1,04 miliar.
“Tujuan transaksi divestasi, status kepemilikan langsung,”tulis Sekretaris Perusahaan PT Bayan Resources Tbk, Jenny Quantero.
Setelah penjualan saham BYAN, Low Tuck Kwong menggenggam 20.312.695.370 saham BYAN atau setara 60,94 persen. Sebelumnya ia memiliki 20.312.775.370 saham BYAN atau setara 60,94 persen.
Pada penutupan perdagangan sesi pertama, Selasa, 27 Desember 2022, saham BYAN naik 9,36 persen ke posisi Rp 22.500 per saham. Saham BYAN dibuka naik 50 poin ke posisi Rp 20.625 per saham.
Saham BYAN berada di level tertinggi Rp 24.325 dan terendah Rp 20.625 per saham. Total frekuensi perdagangan 14.771 kali dengan volume perdagangan 58.677 saham dengan nilai transaksi Rp 135,1 miliar.
Berdasarkan data real time net worh Forbes pada Selasa, 27 Desember 2022, total kekayaan Low Tuck Kwong mencapai USD 30,4 miliar atau sekitar Rp 475,75 triliun (asumsi kurs Rp 15.649 per dolar AS). Kekayaan Low Tuck Kwong naik 20,40 persen atau setara USD 5,1 miliar.
Advertisement
Genggaman Saham Low Tuck Kwong di Bayan Resources Bertambah, Baru Beli Rp 6,6 Miliar
Sebelumnya, Direktur Utama PT Bayan Resources Tbk (BYAN), Dato' Dr. Low Tuck Kwong kembali membeli saham perseroan. Pada 19–23 Desember 2022, ia membeli 387.900 lembar saham BYAN dengan harga Rp 16.983,76 per saham. Dengan demikian, total transaksi pembelian itu senilai Rp 6,6 miliar.
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (26/12/2022), tujuan dari transaksi adalah untuk investasi dengan status kepemilikan saham langsung.
Usai transaksi, Low Tuck Kwong kini genggam 20.312.775.370 lembar saham perseroan atau setara 60,94 persen, dari sebelumnya 20.312.387.470 lembar atau 60,94 persen.
Belum lama ini, Low Tuck Kwong juga melakukan aksi serupa. Pada 16 Desember lalu, dia membeli 814.600 saham Bayan Resources dengan harga pelaksanaan Rp 13.104,8 per saham. Dengan demikian, nilai transaksi pembelian saham saat itu mencapai Rp 10,67 miliar.
Pada perdagangan sesi I, Senin 26 Desember 2022, saham BYAN ditutup naik 900 poin atau 4,85 persen ke posisi 19.475.
Saham BYAN dibuka pada posisi 18.550 dan bergerak pada rentang 18.500—19.800. Namun, sejak awal tahun atau secara year to date (ytd), saham BYAN terkoreksi 6.725 poin atau 25,67 persen.
Sebelumnya, Bayan Resources mengumumkan rencana pembagian dividen interim untuk tahun buku 2022 sebesar USD 1 miliar.
Aksi itu merujuk pada data keuangan per 30 September 2022. Perseroan mencatat laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk USD 1,62 miliar, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar USD 2,26 miliar, dan total ekuitas sebesar USD 2,45 miliar.
Low Tuck Kwong, Miliarder Batu Bara Salip Hartono Bersaudara Jadi Orang Terkaya Indonesia
Sebelumnya, Low Tuck Kwong kini menjadi orang terkaya di Indonesia setelah kekayaan miliarder batu bara itu melampaui R Budi Hartono dan Michael Hartono (Hartono bersaudara).
Melansir data real time Forbes pada Senin (26/12/2022), Low Tuck Kwong menjadi orang terkaya Indonesia setelah kekayaannya naik USD 1,2 miliar atau sekitar Rp. 18,7 triliun.
Kenaikan tersebut membuat harta sang miliarder kini sebanyak USD 25,2 miliar atau Rp. 393,8 triliun (asumsi kurs Rp. 15.600 per dolar AS).
Forbes mencatat, Low Tuck Kwong merupakan pebisnis kelahiran Singapura yang kini sudah menjadi WNI. Ia merupakan pendiri salah satu perusahaan batu bara besar di Indonesia, PT Bayan Resources Tbk.
Bisnis Lainnya
Tak hanya itu, Kwong juga dikenal sebagai pengendali di perusahaan energi terbarukan Singapura, Metis Energy yang sebelumnya dikenal sebagai Manhattan Resources dan memiliki kepentingan di The Farrer Park Company, Samindo Resources, dan Voksel Electric.
Miliarder tersebut juga menjadi pendukung utama SEAX Global untuk membangun sistem kabel laut bawah laut untuk konektivitas internet yang menghubungkan Singapura, Indonesia, dan Malaysia.
Perjalanan karier Kwong dimulai saat dia berusia remaja. Saat itu ia bekerja untuk perusahaan konstruksi ayahnya di Singapura. Kemudian pindah ke Indonesia pada tahun 1972 untuk mendapatkan kesempatan yang lebih besar.
Kwong memulai bisnisnya sebagai kontraktor bangunan. Hingga pada 1997, ia berhasil mendapatkan jackpot setelah membeli tambang pertamanya.
Advertisement