Liputan6.com, Roma - Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni pada hari Selasa (26 Desember) menegaskan kembali "dukungan penuh" pemerintahnya untuk Ukraina melalui telepon dengan Presiden Volodymyr Zelenskyy, kata kantornya dalam sebuah pernyataan.
Dikutip Channel News Asia, Rabu (28/12/2022), Meloni, yang mulai menjabat pada bulan Oktober, telah menjadi pendukung kuat Kyiv, meskipun terjadi gesekan atas masalah tersebut dalam koalisi penguasa sayap kanannya dan opini publik yang terbagi.
Advertisement
"Meloni memperbarui dukungan penuh pemerintah Italia untuk Kyiv di bidang politik, militer, ekonomi dan kemanusiaan, untuk memperbaiki infrastruktur energi dan (bekerja) untuk rekonstruksi masa depan Ukraina", kata kantornya.
Dalam sebuah tweet yang diterbitkan sebelumnya pada hari Selasa, Zelenskyy berterima kasih kepada Meloni atas "solidaritas dan dukungan komprehensifnya", dan mengatakan bahwa Italia sedang mempertimbangkan untuk menyediakan sistem pertahanan udara kepada Kyiv.
Pekan lalu dalam pidatonya kepada sekelompok pemimpin Barat, pemimpin Ukraina itu meminta berbagai macam senjata dan sistem pertahanan udara untuk membantu upaya melawan invasi Rusia.
Dalam wawancara dengan Reuters bulan ini, Menteri Pertahanan Italia Guido Crosetto mengonfirmasi bahwa Kyiv telah meminta sistem pertahanan udara dari Roma, termasuk sistem SAMP/T Prancis-Italia.
Rencana Undang Zelenskyy
Di bawah pemerintahan Perdana Menteri Mario Draghi sebelumnya, Italia mengirim lima paket bantuan ke Kyiv termasuk perlengkapan militer, dan pemerintah Meloni sedang mengerjakan kemungkinan pengiriman keenam.
Kantor Meloni mengatakan pada hari Selasa bahwa dia "mengkonfirmasi niatnya" untuk mengunjungi Kyiv dan mengundang Zelenskyy untuk datang ke Roma.
Advertisement
Presiden Ukraina Sampaikan Pesan Natal, Minta Rakyat Tabah Hadapi Rusia
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah mendesak rakyatnya untuk bertahan dalam menghadapi serangan Rusia saat negara itu merayakan Natal.
Dalam pidato menantang pada hari Sabtu, dia berkata: "Kebebasan datang dengan harga tinggi. Tetapi perbudakan memiliki harga yang lebih tinggi."
Serangan Rudal
Serangan rudal dan drone Rusia telah membuat jutaan orang Ukraina tanpa daya, pemanas, dan air mengalir.
Sebelumnya pada Sabtu, serangan udara Rusia menewaskan 10 orang di kota Kherson selatan Ukraina, kata para pejabat.
Otoritas regional mengatakan 68 orang lainnya terluka dan meminta penduduk setempat untuk segera mendonorkan darah.
Menggambarkan Rusia sebagai "negara teroris", Zelensky menuduh pasukan Rusia "membunuh demi intimidasi dan kesenangan".
Advertisement