Liputan6.com, Jambi - Cawat atau cawot adalah pakaian sehari-hari yang digunakan oleh Orang Rimba. Pakaian ini sangat sederhana dengan cara pemakaian yang juga sederhana.
Mengutip dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, cawat berasal dari kain yang berfungsi sebagai penutup organ vital manusia, terutama untuk laki-laki. Cawot dikenakan dengan cara mengikatnya di antara paha hingga ke pinggang, sehingga menutupi bagian tubuh yang harus ditutup.
Pakaian ini membuat pergerakan Orang Rimba menjadi lebih leluasa dengan ruang gerak yang lebih luas. Pasalnya, kebanyakan dari mereka melakukan aktivitasnya di dalam rimba, mulai dari berburu, meramu, mencari buah-buahan, dan sebagainya.
Awalnya, cawot belum menggunakan kain dan hanya terbuat dari daun-daun hutan. Namun, kemudian diganti menggunakan tikar pandan hutan, karung goni, kulit kayu, dan terakhir barulah mereka mengenal kain.
Baca Juga
Advertisement
Masyarakat setempat menyebut kain dengan nama koin. Pada 1970, koin diperoleh dengan cara barter, baik dengan orang dusun maupun transmigran di Kabupaten Sarolangun.
Meski terbilang sangat sederhana, masyarakat setempat menganggap cawot memegang peranan sangat penting. Pasalnya, dengan mengenakan cawot, mereka bisa menutupi anggota tubuhnya.
Penggunaan cawot sudah dilakukan dari generasi ke generasi. Bagi orang luar daerah, mungkin cawot terkesan terlalu terbuka karena hanya menutup bagian vital saja.
Namun, Orang Rimba percaya alam sudah dapat melindungi mereka. Sebuah keyakinan yang sangat mendasari Orang Rimba karena alam dan rimba adalah nadi kehidupan mereka.
Selain dipakai untuk membuat cawot, koin juga memiliki nilai penting lain bagi masyarakat Rimbo. Ada dua makna dan fungsi kain dalam kehidupan Orang Rimba, yaitu sebagai fungsional praktikal dan secara kultural sosial.
Secara fungsional praktikal, kain berfungsi untuk melindungi tubuh dari situasi kondisi dan cuaca bahkan bahaya yang datang dari luar. Sementara makna secara kultural sosial mengacu pada pemaknaan kain bagi Orang Rimbo menjadi sebuah kepentingan dan kelangsungan adat budaya mereka.
Namun, seiring perubahan zaman dan pandangan miring yang mereka terima mengenai cawot, sudah banyak Orang Rimba di Jambi yang mengenakan celana dan baju seperti yang dikenakan masyarakat pada umumnya. Meski demikian, mereka tak pernah meninggalkan cawot dan masih mengenakannya saat berada di tengah hutan.
Penulis: Resla Aknaita Chak