Liputan6.com, Yogyakarta - Pada 2022, Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi provinsi yang paling banyak mendapat sertifikat penetapan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) nasional dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Dari 200 WBTB yang ditetapkan tahun ini, Yogyakarta mencatatkan 21 WBTB.
Hal ini sekaligus menjadi bukti nyata Yogyakarta sebagai pusat budaya, terutama budaya Mataram. Tak hanya itu, WBTB ini juga menjadi wujud nyata betapa masyarakat Yogyakarta masih melestarikan budaya aslinya hingga saat ini.
Adapun penetapan dan pelestarian warisan budaya ini menjadi sesuatu hal penting karena menjadi salah satu bentuk promosi di mata dunia, baik dari segi pariwisata mapun kebudayaan. Selain itu, wisatawan juga bisa menjadi lebih sadar pentingnya memahami nilai suatu kebudayaan di daerah tertentu.
Baca Juga
Advertisement
Pada 2022, sebanyak 718 usulan dari 34 Provinsi didaftarkan untuk dinilai menjadi WBTB Indonesia. Melalui sidang penetapan, sebanyak 200 usulan dari 32 provinsi pun resmi menjadi WBTB nasional.
Adapun pemberian status Budaya Tak Benda menjadi warisan budaya tak benda didasarkan pada lima domain, yakni tradisi dan ekspresi lisan, seni pertunjukkan, adat istiadat masyarakat, pengetahuan kebiasaan mengenai alam semesta, dan kemahiran kerajinan tradisional. Dari 200 WBTB tersebut, Yogyakarta menyumbang 21 WBTB.
Adapun 21 WBTB Yogyakarta tersebut, di antaranya:
Tradisi Lisan dan Ekspresi
1. Gerit-Gerit Lancung
2. Gobak Sodor Yogyakarta
Pengetahuan dan Kebiasaan Perilaku Mengenai Alam dan Semesta
3. Karangan
Tradisi Lisan dan Ekspresi
4. Aksara Jawa
5. Babad Pakualaman
Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
6. Sayur Lodeh Yogyakarta
7. Jadah Manten
8. Legomoro
9. Jamu Yogyakarta
10. Bir Jawa
11. Sangga Buwana
12. Kembang Waru
13. Yangko
Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan-Perayaan
14. Pisungsung Jaladri
15. Pager Bumi Rebo Pungkasan
Seni Pertunjukan
16. Wayang Topeng Duwet
17. Antup
18. Bedhaya Sapta
19. Beksan Sekar Madura
20. Srimpi Muncar
21. Beksan Panji Sekar
Penulis: Resla Aknaita Chak