Top, Layanan Pelabuhan Indonesia Masuk 20 Terbaik Dunia

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengaku bangga Indonesia masuk dalam daftar 20 besar negara dengan pelayanan pelabuhan terbaik di dunia.

oleh Arief Rahman H diperbarui 28 Des 2022, 15:15 WIB
Foto udara pemudik dengan mobil mengantre untuk memasuki kapal "Roll on-Roll off" (RoRo) di Pelabuhan Merak, Banten, Kamis (28/4/2022). Pelabuhan Merak terpantau ramai pemudik pada puncak arus mudik H-3 Idul Fitri atau Lebaran 2022. Peningkatan pemudik dan kendaraan di pelabuhan tersebut menyebabkan kemacetan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengaku bangga Indonesia masuk dalam daftar 20 besar negara dengan pelayanan pelabuhan terbaik di dunia. Indonesia menjadi satu-satunya negara Asean dalam daftar tersebut.

Menko Luhut menyebut di Indonesia ada 3.227 pelabuhan guna menjamin konektivitas dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Bahkan, 40 persen jalur pelayaran internasional masuk ke wilayah perairan Indonesia.

"Kita juga patut bangga bahwa satu-satunya negara di Asia Tenggara yang masuk dalam 20 besar negara dengan performa pelabuhan yang cukup baik berdasarkan waktu tunggu kapal kontainer sampai 24,9 jam," ujarnya dalam Green Port Awards 2022, di Kemenko Marves, Rabu (28/12/2022).

"Posisi Indonesia ini diatas negara maju lainnya seperti Italia, Perancis, Yunani, Jerman, Amerika Serikat, Rusia, Australia, dan Kanada," ungkap Luhut.

Pada kesempatan ini, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) juga memberikan penghargaan kepada 10 pelabuhan yang telah melakukan sertifikasi Green Port. Penghargaan ini diberikan kepada pelabuhan yang telah melakukan proses assesmen oleh IDSurvey dalam hal ini, PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) dan PT Sucofindo.

"Saat ini kita telah menyelesaikan proses Assesmen untuk 10 pelabuhan. Kedepannya ada 149 pelabuhan akan kita dorong untuk memenuhi standard Green Port dan Smart Port, agar Pelabuhan Indonesia mampu bersaing di kancah Internasional," paparnya.

Sementara itu, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan, pelabuhan harus beroperasi untuk meningkatkan perekonomian Nasional dengan tetap memperhatikan keberlangsungannya dalam memitigasi perubahan lingkungan.

"Kita harus menggunakan sistem yang mampu menciptakan Lingkungan yang lebih hijau sebab semakin maju negara maka kegiatan ekspor impor akan meningkat yang mengakibatkan tingginya aktivitas di pelabuhan. Kegiatan ini tentunya tidak boleh mencemari lingkungan," kata Menhub Budi.

 


Green Port

Ratusan mobil pribadi yang akan menyeberang ke Pulau Sumatera terjebak kemacetan sebelum masuk ke kapal "Roll on-Roll off" (RoRo) di Pelabuhan Merak, Banten, Kamis (28/4/2022). Jelang hari raya Idul Fitri, pemudik dengan kendaraan bermotor mulai memadati Pelabuhan Merak. Penumpukan kendaraan ini menyebabkan terjadinya antrean kendaraan yang panjang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Di kesempatan yang sama, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Nani Hendiarti menyebut bahwa saat ini assesmen Green Port telah dilakukan secara digital. Sehingga prosesnya lebih cepat dan akuntabel.

“Saat ini monitoring Assesmen Green Port Tahun 2022 ini, telah menggunakan online dashboard yang digunakan untuk proses self-assessment Green Port yang lebih cepat dan akuntabel. Selanjutnya dilakukan proses verifikasi secara hybrid melalui penilaian ke pelabuhan-pelabuan oleh tim asesor," kata Nani.

Sementara itu, Direktur Utama IDSurvey, Arisudono menjelaskan dalam melakukan Assemen Green Port dilakukan telah memenuhi memenuhi peraturan peraturan berstandar Internasional seperti seperti PIANC, GPAS dan kearifan lokal Indonesia yaitu peraturan-peraturan terkait kepelabuhan, lingkungan, dan energi serta didukung oleh Personil yang telah tersertifikasi.

“Kami di IDSurvey sangat berkomitmen dalam memajukan pelabuhan-pelabuhan di Indonesia, dan sangat peduli terhadap isu-isu keberlanjutan. Saat ini IDSurvey memiliki 3 fokus utama, dan salah satunya adalah Green Economy," ujarnya.

 


Bukti Komitmen Indonesia Tekan Emisi Karbon

Ilustrasi emisi karbon (unsplash)

Diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap bukti Indonesia serius menekan emisi karbon di aspek transportasi laut. Salah satunya dengan menerapkan sistwm greenport dan smartport.

Untuk diketahui, greenport adalah sistem dalam operasional pelabuhan yang memperhatikan aspek-aspek lingkungan, sehingga mampu mengurangi emisi karbon yang dihasilkan. Kemudian, smartport adalah pemanfaatan digitalisasi dalam sistem kepelabuhanan.

Menko Luhut melihat, kedua sistem ini mampu memberikan efisiensi pekerjaan sekaligus berdampak baik pada lingkungan sejalan dengan perhatian global mengenai dampak emisi gas rumah kaca (GRK). Data yang dikantongi Luhut menunjukkan target International Maritime Organization (IMO) dalam menekan emisi GRK sebesar 40 persen di 2030 dan 70 persen di 2050 dari sektor transportasi laut.

"Penggunaan bahan bakar karbon bersuhu rendah dan modernisasi pelabuhan menjadi bagian dari upaya dekarbonisasi global, saya ingin tunjukan kepada dunia bahwa program green dan smart port merupakannbagian dari komitmen Indonesia menuju nze 2060 atau lebih cepat," ungkapnya dalam Greenport Awards 2022 di Kemenko Marves, Rabu (28/12/2022).

Di menyebut kalau pemerintah telah mengambil kebijakan untuk mewujudkan cita-cita Indonesia menjadi poros maritim dunia. Sistem greenport dan smartport berperan dalam mewujudkan komitmen itu lewat pengembangan infrastruktur dan konektivitas dengan tol laut, pelabuhan, dan logistik.

"Dalam pelaksanaan program greenport pemerintah fokus kepada 4 aspek utama yaitu pengelolaan limbah, pengendalian iklim seperti mendukung rehabilitasi mangrove, EBT, digitalisasi pelabuhan," kata dia.

"Berkali-kali saya menghimbau kepala pelabuhan ayo kita tanam mangrove agar bisa menangkap karbon emisi di pelabuhan kita dan Indonesia menjadi yang termaju dalam hal ini," pesan Luhut.

 


Tak Cuma Kelola Pelabuhan

Kondisi hutan bakau di pesisir kawasan Marunda, Jakarta, Selasa (27/8/2019). Tutupan hutan tersebut berakibat bertambahnya emisi karbon dioksida hingga 4,69 kilo ton. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Pada kesempatan yang sama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menuturkan kalau pengelola pelabuhan tak hanya mengelola kegiatan operasional. Tapi juga harus berorientasi pada perbaikan lingkungan.

"Pemerimtah Indonesia saat ini mensrapkan kebijakan dalam mengelola pelabuhan yang memprioritaskan green port yang berwawasan lingkungan, yang memperhatikan bagaimana development itu integratred (terintegrasi) dan punya kepedulian sosial," kata dia.

"Kemudian itu inklusif, tidak saja mengelola pelabuahn tapi juga bagaimana mengelola kawsan memberikan dukungan pada lingkungan tertentu sehingga pelabuhan menjadi satu titik sentral berkaitan dengan ekonomi nasional, tetapi juga memperhatikan hal-hal yang sifatnya lingkungan," sambung Menhub Budi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya