Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah terus berupaya menekan emisi karbon dengan berbagai cara. Salah satunya dengan menggalakan penggunaan kendaraan listrik.
Meski tren kendaraan listrik saat ini terus meningkat, banyak dari pengguna kendaraan bermotor yang masih setia menggunakan kendaraan dengan sistem pembakaran internal.
Advertisement
Meski masih menggunakan kendaraan berbahan bakar fosil, ternyata kita turut berpartisipasi dalam menekan emisi gas buang. Caranya dengan menggunakan busi bermaterial logam mulia.
Walaupun dampaknya tidak signifikan, setidaknya ada upaya yang dilakukan untuk menghasilkan emisi gas buang yang rendah.
"Arah NGK Busi sebenarnya sudah sampai ke sana (membantu menekan emisi gas buang)," terang Diko Oktaviano, Technical Support PT NGK Busi Indonesia, kepada Liputan6.com melalui pesan singkat.
Dulu, kata Diko, busi dibuat dari material nikel. "Sedangkan sekarang demi menekan gas buang dan emisi yang lebih ramah lingkungan, pembuatan busi menggunakan material precious metal atau logam mulia," tambah Diko.
Pria berambut ikal itu menyebutkan, beberapa jenis produk busi NGK pada Center Electrode-nya menggunakan beragam material logam mulia yang berfungsi untuk meningkatkan performa dan usia pakai busi.
Membantu Menyempurnakan Pembakaran
Bahkan, beberapa varian busi spesifikasi tertinggi seperti NGK Laser Iridium telah menggunakan teknologi logam mulia ganda pada Ground Electrode dan Center Electrode-nya.
"Pada busi tipe MotoDX digunakan kombinasi logam mulia Iridium dan Ruthenium pada Center Electrode-nya serta Ground Electrode berbentuk 'D Shape' sehingga mampu menyempurnakan pembakaran," kata Diko.
Sekadar informasi, produk NGK yang menggunakan logam mulia, terdiri dari G-Power, Iridium IX dan Laser Iridium.
Advertisement