Liputan6.com, Jakarta - Jatuh cinta kepada seseorang terasa menyenangkan. Kita akan merasa bahagia hingga degup jantung bergerak begitu cepat jika teringat tentangnya.
Namun, di sisi lain, jatuh cinta kepada seseorang juga bisa melelahkan. Menaruh perasaan kepada orang yang tidak tepat hanya akan membuat kamu kesusahan.
Advertisement
Meskipun tidak ada yang salah dengan jatuh cinta dan membiarkan dirimu menjadi rentan dengan seseorang yang baru, jatuh cinta terlalu cepat dapat berakhir dengan perasaan dan mimpi yang hancur.
Melansir Zoosk, Rabu (28/12/2022), karena cinta adalah emosi yang begitu kuat, penting untuk melindungi hatimu dan memastikan kamu jatuh cinta pada seseorang yang tidak hanya jatuh cinta padamu juga, tetapi yang juga akan membawamu ke dalam hubungan cinta yang berkomitmen dan sehat.
Itulah sebabnya mengapa mengambil sesuatu secara perlahan-lahan dan menetapkan batasan-batasan penting untuk dilakukan ketika kamu pertama kali mulai berkencan dengan seseorang.
Hubungan yang sehat melibatkan dua orang yang percaya diri dan mandiri yang tidak terburu-buru untuk membuat sesuatu terjadi karena mereka cukup sabar untuk membiarkan sesuatu terjadi.
Jika kamu adalah seseorang yang selalu jatuh cinta terlalu mudah, berikut 5 cara untuk menghindarinya:
1. Jujur pada Diri Sendiri
Tentu, sangat menyenangkan untuk jatuh cinta pada seseorang yang baru. Ada kencan romantis yang dinanti-nantikan dan hal menarik lainnya. Akan tetapi, semua hal itu tidak menjadikannya sebagai cinta sejati.
Luangkan waktu sejenak untuk menguraikan perasaan kamu -- apakah kamu benar-benar jatuh cinta dengan orang ini atau apakah kamu hanya bersemangat tentang semua hal yang kamu lakukan bersama?
2. Ciptakan Batasan-Batasan
Batasan-batasan penting untuk setiap hubungan, itulah sebabnya menetapkannya sesegera mungkin bermanfaat untuk kelanggengan hubunganmu. Ditambah lagi, hal ini membantu menjaga hati kamu tetap terkendali.
Terus-menerus menghabiskan waktu bersama pasangan kamu akan membuat siapa pun merasa seolah-olah mereka ditakdirkan untuk bersama karena kamu hampir hidup dalam lingkaran bersama.
Meluangkan waktu terpisah tidak hanya menyehatkan, tetapi juga akan membantu kamu mendapatkan perspektif tentang arah hubungan. Pada awal suatu hubungan, bertemu satu sama lain sekali atau dua kali seminggu adalah normal dan sehat.
Advertisement
3. Tanyakan kepada Teman dan Keluarga
Orang yang kamu cintai paling mengenalmu. Biarkan mereka tahu bahwa kamu sedang mencoba untuk mengambil langkah lambat dalam berpacaran dan meminta mereka untuk mengawasi bagaimana kamu melakukan dengan aliran perasaan bebas kamu.
Setiap beberapa minggu atau lebih, tanyakan kepada mereka dan bicarakan dengan mereka tentang hubunganmu.
Mintalah pendapat jujur mereka tentang apakah kamu jatuh terlalu keras atau tidak realistis dengan harapanmu. Cobalah untuk tidak bersikap membela diri.
Kenali Red Flag dan Kendalikan Emosi
4. Kenali Tanda Bahaya (Red Flag)
Mampu melihat dan memperhatikan tanda bahaya adalah hal yang sangat besar, terutama dalam hubungan baru.
Sangat mudah untuk mengabaikan kekurangan dari kekasih baru kamu karena kamu begitu bersemangat tentang mereka dan segala sesuatu yang mungkin mereka wakili untuk kamu, seperti pernikahan atau liburan akhir pekan.
Akan tetapi, tidak ada yang sempurna. Kekurangan seseorang mungkin bisa diterima olehmu, tetapi beberapa mungkin tidak. Inilah sebabnya mengapa penting untuk jujur pada diri sendiri dan untuk memeriksa dengan teman dan keluarga kamu.
5. Jadilah Pemegang Kendali atas Emosimu
Pada akhirnya, tidak ada yang bisa mengendalikan emosi kamu kecuali diri kamu sendiri. Meskipun kita cenderung berpikir bahwa perasaan, seperti cinta, dapat menghantam kita secara tiba-tiba, kita dapat memilih bagaimana kita mengatur perasaan kita.
Hanya karena kita berpikir bahwa kita merasakan sesuatu, bukan berarti itu harus benar.
Mulailah dengan melihat gambaran yang lebih besar dari hubungan kamu --- apakah kalian baru saja mulai berkencan? Seberapa baik kamu mengenal orang ini? Ini juga merupakan ide yang baik untuk melihat pemicu emosional kamu.
Advertisement