Liputan6.com, Jakarta - PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) melalui dua anak usaha yaitu PT Delta Manunggal Raharja (DMR) dan PT Tangerang Matra Real Estate (TMRE) menambah modal pada 26 Desember 2022. Hal ini untuk mendukung operasional anak usaha.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Kamis (29/12/2022), anak usaha Alam Sutera Realty menyatakan, salah satu anak perusahaan perseroan PT Tangerang Matra Real Estate (TMRE) meningkatkan modal Rp 5 miliar yang terdiri dari 5.000.000 saham yang dikeluarkan TMRE dengan harga nominal Rp 1.000 per saham dan diambil oleh PT Rawa Intan (RI) untuk mempertahankan persentase kepemilikannya. PT RI merupakan afiliasi dari perseroan. Adapun nilai transaksi tersebut tidak melebihi 0,5 persen dari modal disetor perseroan dan tidak melebihi Rp 5 miliar.
Advertisement
Sesudah peningkatan modal, TMRE mencatat modal dasar 5,50 miliar saham dengan nilai nominal Rp 5,05 triliun.
Dengan demikian, pemegang saham terbesar yaitu PT Alam Sutera Realty Tbk sebesar 72,85 persen atau setara 4,01 miliar saham dengan nilai nominal Rp 4,01 triliun, PT Alfa Goldland Realty sebesar 26,98 persen atau 1,48 miliar saham dengan nilai nominal Rp 1,48 triliun, dan PT Rawa Intan sebesar 0,17 persen atau 9,50 juta saham dengan nilai nominal Rp 9,5 miliar.
“Transaksi afiliasi dilakukan bertujuan untuk meningkatkan modal TMRE demi mendukung kelanjutan proses usaha dan operasional dari TMRE,” tulis Direktur Utama PT Alam Sutera Realty Tbk, Josep Sanusi Tjong, dalam keterbukaan informasi BEI.
Tambah Modal
Selain itu, PT Delta Manunggal Raharja (DMR), 99 persen sahamnya dimiliki secara langsung dan tidak langsung melalui anak perusahaan terkendali lain perseroan juga menambah modal Rp 3,47 miliar. DMR mengeluarkan 3.477.925 saham dan diambil oleh PT Manunggal Prime Development (PT MPD). Hal ini dilakukan untuk mempertahankan persentase kepemilikannya. PT MPD merupakan afiliasi dari perseroan.
Untuk itu, perubahan modal dan pengambilalihan saham pada DMR hanya perlu dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) karena nilai transaksi tidak melebihi 0,5 persen dari modal disetor perseroan dan tidak melebihi jumlah Rp 5 miliar.
“Transaksi afiliasi dilakukan bertujuan meningkatkan modal DMR demi mendukung kelanjutan proses usaha dan operasional dari DMR,” tulis Joseph.
Dengan demikian, total modal DMR setelah peningkatan modal menjadi Rp 347,79 miliar dengan jumlah saham 347,79 juta saham. Pemegang saham antara lain PT Delta Mega Persada sebesar 344,31 juta saham atau sebesar Rp 344,31 miliar dan PT Manunggal Prime Development sebesar 3,47 juta saham atau sebesar Rp 3,47 miliar.
Advertisement
Prapenjualan hingga Agustus 2022
Sebelumnya, PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) meraih marketing sales atau prapenjualan mencapai Rp 1,9 triliun hingga Agustus 2022. Marketing sales itu 56 persen dari target 2022 sekitar Rp 3,4 triliun.
Proyek-proyek yang berkontribusi terhadap marketing sales antara lain Sutera Winona dan Elevee Penthouse and Residences yang berlokasi di Alam Sutera township, cluster Meranti dan cluster Astha yang berlokasi di Suvarna Sutera dan Sutera Sawangan.
Hingga Agustus 2022, Alam Sutera Realty telah meluncurkan tiga proyek baru yang berlokasi di Suvarna Sutera yaitu Cluster Helios Prime, Cluster Astha, dan Ruko Astha Arcade.
Untuk Ruko Astha Arcade, Perseroan membukukan marketing sales yang cukup baik di mana take-up rate mencapai 89 persen. Perseroan menilai hal ini menunjukan di tengah kondisi yang masih belum stabil, Perseroan tetap menunjukkan hasil penjualan yang baik.
“Memang berupaya capai target itu, beberapa peluncuran produk baru ada tiga. Ada penjualan produk yang sudah diluncurkan. Cluster kita memiliki potensi penjualan, ada 1-2 dua potensi penjualan yang bisa closing kalau bisa ini terjadi penjualan kami tidak meleset jauh dari target kami,” kata Direktur Utama PT Alam Sutera Realty Tbk, Joseph Sanusi Tjong saat paparan publik live 2022, Jumat (16/9/2022).
Joseph menambahkan, pihaknya optimisistis dapat mencapai target marketing sales Rp 3,4 triliun tersebut. Hal ini di tengah sentimen yang tak terpikirkan sebelumnya yaitu inflasi, konflik Rusia-Ukraina, suku bunga meningkat dan harga BBM. Ia menuturkan, sentumen tersebut menjadi tantangan bagi perseroan.Hal ini seiring masyarakat lebih hati-hati lagi untuk cicil rumah.
“Namun, kami perkirakan ini semua sebenarnya tidak permanen, kejadian sementara pelan-pelan mereda, dan akan membaik,” tutur dia.
Kinerja Perseroan
Dari sisi keuangan, Perseroan membukukan total pendapatan sebesar Rp 1.953,9 milliar pada semester pertama tahun 2022, meningkat 76,1 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yaitu sebesar Rp 1.109,8 miliar. Adapun komposisi total pendapatan pada semester I 2022 adalah sebagai berikut:
- Real Estate sebesar Rp 1.673,6 miliar atau sebesar 85,7 persen dari penjualan.
- Jasa Hospitaliti, Prasarana, Pariwisata dan usaha lainnya sebesar Rp 280,3 miliar atau
sebesar 14,3 persen dari penjualan.
Sedangkan komposisi penjualan Real Estate terdiri dari:
- Tanah sebesar Rp 546,8 miliar.
- Rumah dan ruko sebesar Rp 573,2 miliar.
- Apartemen Rp 553,5 miliar.
Perseroan mencatat laba bruto pada semester pertama tahun 2022 sebesar Rp 1.098,4 miliar,
meningkat sebesar 100,7 persen dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya. Marjin laba bruto juga mengalami perbaikan menjadi 56,2 persen pada semester satu tahun 2022 dari 49,3 persen pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
EBITDA (12 bulan terakhir) sebesar Rp 1.870,2, mengalami peningkatan yang cukup signifikan sebesar 357 persen y-o-y seiring dengan perbaikandalam total pendapatan Perseroan. Perseroan berhasil mencatatkan laba komprehensif periode berjalan sebesar Rp 222,0 miliar pada semester satu tahun 2022 setelah mencatatkan kerugian pada periode yang sama tahun lalu.
Advertisement