Liputan6.com, Jakarta - Belum ada rencana mengajak anak-anak menghabiskan liburan akhir tahun? Sebuah festival bertajuk Kids Fanfest bakal digelar di Hall A JCC Jakarta pada penghujung 2022, tepatnya pada 29--31 Desember 2022.
Festival tersebut sekaligus jadi ajang perdana yang mengumpulkan para kreator animasi lokal dalam satu tempat. Anak-anak bisa bertemu langsung dengan karakter animasi favorit mereka, seperti Nusa Rara, Riko the Series, Diva the Series, dan Adit Sopo Jarwo.
"Sudah sekian lama anak-anak ini enggak bisa interaksi langsung. Kenapa enggak bikin event dengan tokoh idola animasi secara langsung, karena selama ini hanya bisa melihat mereka di rumah saja... Insyaallah buat anak-anak lebih senang lagi," kata Fenita Arie selaku promotor acara Kids Fansfest 2022 dalam jumpa pers di daerah Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu, 28 Desember 2022.
Baca Juga
Advertisement
Ajang tersebut, kata Fenita, tidak hanya untuk mengedukasi anak-anak, tetapi juga para orangtua. Dipersiapkan selama kurang lebih dua bulan, sekitar 120 peserta pameran dari 70 brand ikut serta. Anak-anak juga bisa menikmati pertunjukan animasi, parade maskot, dan menikmati sekitar 30 permainan anak, termasuk permainan tradisional.
Selain menghibur anak-anak, ajang tersebut juga dimanfaatkan para kreator animasi lokal untuk berkumpul dan berbagi pengalaman. Ricky Manopo dari Studio Little Giantz yang memproduksi animasi Nussa dan Rarra dan Trungtung mengatakan, ajang tersebut menjadi festival pertama yang mengumpulkan para pemilik IP lokal.
"Pada dasarnya ini adalah salah satu hal yang kami tunggu. Para IP belum pernah dikumpulkan bareng. Kami semua selama ini berjalan masing-masing. Begitu ada yang akomodir, di sini adalah waktu yang tepat karena pandemi mulai surut. Ini waktunya kumpul," ucap dia.
Pihaknya menilai ajang tersebut sekaligus sebagai wadah promosi untuk semakin menguatkan eksistensi karya animasi lokal di dalam negeri. "Kami punya IP yang cukup kuat, tapi belum kedorong, jadi orang masih lihat IP luar," ujarnya.
Bawa Nilai Penting
Fenita menyampaikan, karya animasi lokal patut diapresiasi lebih karena membawa pesan dan nilai budaya Indonesia. Hal itu yang perlu ditanamkan kepada anak-anak saat ini, terutama karena di masa pandemi, paparan mereka terhadap teknologi dan media sosial menjadi lebih besar.
"Kita sebagai orangtua harus dampingi mereka dengan perlihatkan tontonan sesuai umur mereka masing-masing. Dengan ada animasi-animasi lokal yang mengedepankan budaya normatif Indonesia, buat anak kita terselamatkan dengan tayangan edukatif," ujarnya.
Selain nilai yang terkandung, ia juga mengapreasiasi karya animasi lokal yang makin berkualitas. "Dari warna, gambarnya, pergerakannya, ya semakin mulus, ditambah value-nya," imbuh dia.
Itu pula yang disadari oleh studio pembuat animasi Diva the Series. Direksi Kastari Sentra Media, Humam Ahwazi Eastrawan, menerangkan pihaknya memilih mengangkat isu keberagaman lewat animasi yang dibuatnya. Dengan beragam karakter dengan latar budaya berbeda-beda, Diva The Series ingin menanamkan pentingnya toleransi di antara sesama.
Di samping, mereka juga ingin memperkenalkan budaya Indonesia dengan cara menyenangkan. Karena itu, di ajang Kids Fanfest, mereka akan memperkenalkan kembali permainan-permainan anak tradisional yang tak kalah seru dari gim di gawai.
"Untuk bangkitkan kebanggaan mereka dengan produk-produk Indonesia. Mereka bisa have fun dengan traditional game, bukan hanya game gadget saja," kata Humam.
Advertisement
Bangun Kesadaran
Sementara itu, Suhendra Wijaya, Head of Corsec & MarComm - MNC Animation, menyebut mayoritas pelaku industri animasi lokal menghadapi permasalahan yang sama saat ini, yakni masih rendahnya apresiasi orang Indonesia terhadap karya lokal.
"Achievement yang telah kita dapat biasanya orang-orang Indonesia belum tahu dan enggak pernah tahu, kecuali kami-kami," ujarnya.
Ia menyebut animasi Kiko & Lola yang diproduksinya sebagai contoh. Tidak banyak yang tahu bahwa serial animasi itu sudah ditayangkan di 63 negara. Begitu pula dengan animasi Nusa Rara yang ternyata menduduki peringkat 1 di atas Upin Ipin di Malaysia.
"Sangat sulit perkenalkan produk Indonesia yang bagus. Kalau bagus, (orang mengiranya) bukan produk Indonesia. Padahal, kita produk Indonesia untuk Indonesia. Yang bangga harusnya Indonesia dulu, internal dulu," ucap Hendra.
"Orang Indonesia juga suka bandingkan dengan di luar. Bagus dikit, Disney nih, bule nih. Dengan kumpul-kumpul ini, waktu yang tepat untuk rombak mindset bahwa yang bagus-bagus juga punya lokal," imbuh Ricky.
Di samping itu, festival tersebut sekaligus untuk memperkenalkan studio pembuat karya. Pasalnya, penonton lebih banyak yang mengenal IP atau produk yang dihasilkan dibandingkan studio pembuatnya. "Knowledge itu kurang dari masyarakat," ucap Ricky.
Target Pengunjung
Fenita menyatakan, pihaknya menargetkan acara itu bisa dikunjungi oleh sekitar tiga ribu pengunjung setiap hari. Harga tiket masuknya berbeda-beda, untuk anak dikenakan Rp99 ribu, orangtua Rp49 ribu, dan batita Rp10 ribu.
"Kenapa batita tetap harus membayar Rp10 ribu adalah untuk kenyamanan, juga supaya terhitung siapa saja, berapa banyak," kata dia.
Biaya masuk untuk orangtua lebih murah karena mereka hanya sebagai pendamping. Sementara, tiket masuk untuk anak-anak sudah termasuk seluruh fasilitas permainan yang tersedia, kecuali makan dan belanja mainan.
"Mudah-mudahan ini jadi solusi bagi orangtua yang masih harus tinggal di Jakarta. Di saat semua orang alami euforia liburan, mereka bisa mengajak anak-anak mereka ke sini," katanya.
Dalam acara tersebut, mereka bisa menikmati beragam tayangan spesial. Salah satunya episode terbaru dari Truntung yang rencananya akan diputar perdana pada Januari 2023. Mereka juga akan bisa bertemu dengan pengisi suara karakter animasi Nussa dan Rara. Tersedia kesempatan untuk memenangkan hadiah dari booth MNC Animation.
"Menyambut penayangan Kiko & Lola The Movie yang akan datang di Februari (2023), kami juga akan perkenalkan soundtrack terbaru," imbuh Hendra.
Advertisement