BNPB: 75 Persen Sekolah di Indonesia Berada di Kawasan Risiko Sedang-Tinggi Ancaman Bencana

Raditya mengapresiasi hadirnya inovasi pelayanan publik berupa pembangunan Ruang Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Kebencanaan DKI Jakarta yang diresmikan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono

oleh Winda Nelfira diperbarui 29 Des 2022, 13:32 WIB
Guru mengajari murid-murid korban gempa belajar di dalam tenda darurat yang dibangun di halaman sekolah di SDN Gintung, Mangunkerta, Cianjur, Jumat (23/12/2022). Lebih dari sebulan sejak musibah gempa bumi 5,2 SR sejumlah murid sekolah di Cianjur masih belajar pada tenda darurat. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Deputi Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati mengatakan bahwa dari 479 sekolah di Indonesia, 75 persen diantaranya berada di kawasan risiko sedang dan tinggi terhadap ancaman bencana seperti gempa bumi hingga longsor.

"Dari 479 ribu sekolah di Indonesia, 75 persen berada di kawasan risiko sedang dan tinggi terhadap ancaman bencana. Diantaranya juga adalah gempa bumi, banjir, tanah longsor dan seterusnya," kata Raditya dalam keterangan resminya, dikutip Kamis (29/12/2022).

Dia pun mengapresiasi hadirnya inovasi pelayanan publik berupa pembangunan Ruang Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Kebencanaan DKI Jakarta yang diresmikan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, pada Kamis (29/12/2022).

"Ini salah satu yg diinisiasi oleh DKI, pak PJ gubernur ini terima kasih karena memang tantangan kita ke depan masalah edukasi generasi mendatang yang menjadikan edukasi generasi kita yang resilience terhadap bencana," jelas Raditya.

Oleh sebab itu, Raditya mendorong pendidikan kebencanaan masuk muatan lokal atau kurikulum di lembaga pendidikan Ibu Kota. Dengan demikian, Jakarta kata dia dapat menjadi percontohan pendidikan kebencanaan di Indonesia.

 


Belajar Soal Kesiapsiagaan Bencana

Murid-murid korban gempa belajar pada tenda darurat yang dibangun di halaman sekolah di SDN Gintung, Mangunkerta, Cianjur, Jumat (23/12/2022). Lebih dari sebulan sejak musibah gempa bumi 5,2 SR sejumlah murid sekolah di Cianjur masih belajar pada tenda darurat. (merdeka.com/Arie Basuki)

"Saya setuju kalau nanti dikenalkan menjadi muatan lokal atau pendidikan kurikulum menjadi wajib dan akan menjadi percontohan, Jakarta menjadi center of excellence untuk pendidikan," kata dia.

Raditya menjelaskan bahwa anak usia sekolah adalah pihak pertama yang mendapatkan ilmu pengetahuan. Dia pun turut mengajak agar peserta didik diajak belajar kesiapsiagaan kebencanaan di ruang KIE tersebut.

"Orang belajar nggak hanya anak anak dari Jabodetabek mungkin internasional, internasional school datang, ini yang dilakukan di Jakarta," kata Raditya.

Infografis Korban Gempa Bumi Cianjur Jawa Barat Magnitudo 5,6 (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya