Liputan6.com, Jakarta - Pelatih Timnas Thailand Alexandre Polking mengutarakan kekecewaannya setelah bus yang ditumpangi pasukan Gajah Perang menjadi korban pelemparan batu jelang laga kontra Indonesia di Piala AFF 2022.
Seperti diketahui, kejadian kurang menyenangkan sempat menimpa anak-anak asuh Polking sebelum melakoni duel sengit melawan Skuad Garuda. Kendaraan mereka dilempari batu saat hendak masuk ke area Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (29/12/2022).
Advertisement
Berdasarkan pantauan Liputan6.com, sisi kiri depan bus cukup terdampak akibat aksi tersebut. Setidaknya dua bagian kaca di sisi kiri depan retak signifikan, meski tak menyisakan pecahan atau serpihan.
Polking pun angkat bicara terkait peristiwa ini setelah pertandingan lawan Indonesia. Dia mengaku sedih dan menilai insiden semacam itu harusnya tak perlu terjadi.
"Sangat menyedihkan melihat kejadian itu. (Insiden) ini seharusnya tidak terjadi. Kami harusnya tetap fokus pada permainan dan tidak terpengaruh akibat peristiwa tersebut," kata ahli taktik berusia 46 tahun tersebut kepada awak media.
"Akan tetapi, tetap saja, kita seharusnya punya (sistem) pengorganisasian yang lebih baik (untuk mengantisipasi) hal ini... Sangat sulit membicarakan (kejadian) ini. Tidak menyenangkan melihat (peristiwa) ini," sambung dia.
Komentar Shin Tae-yong
Sebelumnya, pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong juga sempat memberi komentar terkait tragedi yang menimpa skuad Gajah Perang. Juru taktik asal Korea Selatan turut menyayangkan insiden tersebut. Ia pun dengan tegas memberi imbauan kepada suporter agar tak mengulangi kesalahan serupa.
"Untuk suporter, saya sangat berterima kasih karena suporter sangat sayang pada Timnas Indonesia. Suporter harus tahu bahwa ini merupakan hal yang membahagiakan buat mereka sendiri karena sudah bisa datang ke stadion," ujar Shin Tae-yong.
"Oleh karena itu, (suporter) harus bisa menghargai lawan juga. Tidak boleh memberi kerugian atau memperlakukan lawan seperti itu. Jika kita menerima sanksi dari FIFA, bisa jadi kita (Timnas Indonesia) nantinya bertanding tanpa penonton."
"Jadi saya minta tolong (kepada suporter) agar lebih berhati-hati lagi. Kita pun sama, saat kita datang ke negara lain, bisa saja diperlakukan seperti itu oleh (pendukung) lawan. Makanya, saya minta tolong sekali lagi, Jangan lakukan hal seperti itu lagi," pungkasnya.
Advertisement
Khawatir Sejak Awal
Thailand sejak awal sebenarnya sudah khawatir dengan tekanan publik tuan rumah. Manajer Gajah Perang Madam Pang bahkan sudah mengingatkan pasukannya mengenai atmosfer laga yang berbeda dari dua pertandingan sebelumnya.
Menurut dia, kehadiran puluhan ribu pendukung Merah Putih bakal membuat pertandingan di Stadion Utama Gelora Bung Karno tidak sama dengan laga-laga lain yang dilakoni Thailand pada Piala AFF 2022.
Kekhawatiran terhadap tekanan suporter tuan rumah juga tergambar dari laporan media Thailand, Thairath. Dalam salah satu artikelnya, media tersebut kembali mengungkit aksi pelemparan yang dilakukan oknum suporter Indonesia pada final SEA Games 1997.
"Sebelum Piala AFF 2022, dulu, suporter Indonesia kerap melemparkan batu kepada pemain legendaris Thailand hingga dia tidak bisa melakukan tendangan penjuru," tulis Thairath pada Selasa (26/12/2022) lalu.
"Konon, kebrutalan suporter Indonesia jadi salah satu faktor yang membuat SUGBK jadi neraka bagi tim lawan. Kali ini, federasi sepak bola mengumumkan kalau 50 ribu tiket sudah terjual habis. Mungkin ini bukan laga yang mudah bagi Gajah Perang," tambahnya.