Dosen Universitas Andalas Diduga Lecehkan Mahasiswi, Sahroni DPR: Polisi Harus Bertindak Cepat

Seorang dosen di Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatera Barat berinisial KC diduga melecehkan 8 orang mahasiswi yang diajarnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Des 2022, 21:29 WIB
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni. (Foto: Jaka/nvl)

Liputan6.com, Jakarta Seorang dosen di Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatera Barat berinisial KC didu

ga melecehkan 8 orang mahasiswi yang diajarnya.

Terkait hal tersebut, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni meminta pihak kepolisian bertindak cepat mengusut kejahatan yang terjadi di lingkungan kampus tersebut.

 

“Polisi harus bertindak cepat berdasarkan informasi yang ada. Tidak bisa hanya menunggu laporan dari korban saja. Sebab korban seringkali mendapat tekanan yang menyebabkan dirinya sulit membuat laporan,” kata dia dalam keterangannya, Kamis (29/12/2022).

Politikus NasDem ini berharap, pelaku bisa diberi hukuman setimpal jika terbukti benar melakukan pelecehan seksual tersebut.

“Secara tegas saya minta pelaku diberikan pelajaran setimpal sesuai dengan hukum yang berlaku,” tegas Sahroni.

Dia mempunyai alasan meminta polisi bergerak cepat. Selain untuk melindungi korban, tapi juga menghindari aksi penutupan kasus oleh pihak institusi sebagaimana sudah banyak terjadi.

“Selama ini kita sering lihat kasus serupa terjadi di lingkungan institusi, sekolah, universitas, bahkan kantor. Mirisnya, banyak institusi yang berusaha menutupi tindakan bejat pegawainya demi sebatas reputasi baik (institusi) mereka,” ungkap Sahroni.

“Sehingga kasus seperti ini banyak berakhir dengan ‘damai’ ataupun merugikan korban,” pungkasnya.

 


Kasus Berawal

Sebelumnya, Kasus ini mencuat setelah viralnya rekaman suara bukti pelecehan yang dilakukan KC terhadap seorang mahasiswinya di rumah dinas kediaman KC. Ketika itu, ia mengancam tidak akan meluluskan korban dalam mata kuliah yang diajarnya.

Rekaman tersebut kemudian diunggah oleh Instgaram @infounand, dan mendapat perhatian publik. Sebelum viral, kasus itu sudah dalam penanganan Satgas Satgas Pencegahan dan Penanganangan Kekerasan Seksual (PPKS) Unand.

Namun yang mengejutkan, ternyata korban pelecehan oleh dosen KC tak hanya seorang, sebelumnya juga terdapat korban-korban lain yang dilecehkan oleh KC bahkan ada yang sampai diperkosa.

Hal itu dibenarkan oleh Direktur Women Crisis Center (WCC) Nurani Perempuan, Rahmi Meri Yenti. Ia menyebut setidaknya saat ini ada 8 korban pelecehan dengan terduga pelaku KC.

"Namun yang intens dalam penanganan dan didampingi Nurani Perempuan hanya tiga orang, selebihnya dalam penanganan Satgas PPKS Unand," kata Meri kepada Liputan6.com, Senin (26/12/2022).

Menurutnya salah seorang dampingan Nurani Perempuan, terdapat satu korban yang diperkosa oleh KC di rumah dinasnya pada akhir 2021 lalu.

Kasus tersebut sudah masuk ke pihak kampus, namun hingga kini belum ada keterangan soal kelanjutan kasus pemerkosaan itu. Akibat perbuatan KC, korban pada awal 2022 tidak mau lagi kuliah karena takut dengan pelaku.

"Korban saat ini berhenti kuliah, karena trauma dan tidak mau lagi ke kampus," ujarnya.

Kemudian, lanjut Rahmi, yang perlu dilakukan oleh pihak kampus adalah memastikan kemanan dan mendampingi para korban terkait pemulihan psikologis korban yang mengalami trauma.

"Korban hingga kini masih trauma," sebutnya.

Rahmi menyampaikan kasus pelecehan seksual di lingkungan kampus dapat dikatakan ibarat fenomena gunung es, banyak yang belum muncul ke permukaan. 

"Pelecehan seksual yang terjadi di kampus, terutama antara dosen dan mahasiswa merupakan relasi kuasa," sebutnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya