BEI Bakal Luncurkan Single Stock Future pada Kuartal I 2023

Direktur Utama BEI, Imam Rachman mengatakan, penerbitan ini merujuk pada pertumbuhan investasi pada produk derivatif yang relatif masih rendah.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 29 Des 2022, 21:34 WIB
Layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (4/3/2020). IHSG kembali ditutup Melesat ke 5.650, IHSG menutup perdagangan menguat signifikan dalam dua hari ini setelah diterpa badai corona di hari pertama pengumuman positifnya wabah corona di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana meluncurkan produk derivatif berupa single stock future atau kontrak berjangka pada 2023.

Direktur Utama BEI, Imam Rachman mengatakan, penerbitan ini merujuk pada pertumbuhan investasi pada produk derivatif yang relatif masih rendah.

"Ada single stock futures yang akan kami luncurkan kuartal I tahun depan," kata Imam Rachman dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (29/12/2022). Di sisi lain, produk ini dapat menjadi alternatif investasi di pasar modal.

Berdasarkan definisi, kontrak berjangka (futures) adalah salah satu produk derivatif berbentuk kontrak yang mewajibkan para pihak untuk membeli atau menjual sejumlah underlying asset tertentu pada harga tertentu dan dalam waktu tertentu di masa yang akan datang.

Dalam pengertian yang lebih khusus, derivatif merupakan kontrak finansial antara dua atau lebih pihak-pihak guna memenuhi janji untuk membeli atau menjual assets atau komoditas yang dijadikan sebagai obyek yang diperdagangkan pada waktu dan harga yang merupakan kesepakatan bersama antara pihak penjual dan pihak pembeli.

Adapun nilai di masa mendatang dari obyek yang diperdagangkan tersebut sangat dipengaruhi oleh instrumen induknya yang ada di spot market.

Selain itu, BEI juga akan melanjutkan pengembangan Exchange Traded Funds (ETF) serta peluncuran indeks-indeks baru terutama yang berbasis syariah dan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).

"Kami harap akan muncul indeks-indeks baru, terutama indeks yang terkait ESG (Environmental, Social, and Governance) dan juga indeks yang berbasis Exchange Traded Funds (ETF),” imbuh Iman.

 

 


Investor Domestik Kuasai Pasar Modal Indonesia

Pialang memeriksa kacamata saat tengah mengecek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, investor pasar modal masih menunjukam pertumbuhan yang menggembirakan pada 2022. Hingga 23 November 2022, PT Kustordian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat jumlah investor di pasar modal mencapai 10,1 juta SID.

"Sampai dengan 23 November 2022, investor pasar modal tumbuh 35 persen menjadi 10.115.140 SID dari posisi akhir tahun lalu sebanyak 7.489.337 SID," ungkap Direktur Utama KSEI, Uriep Budhi Prasetyo, Sabtu (26/11/2022).

Rinciannya, untuk investor saham atau C-best sebanyak 4.374.271 juta, naik 26,73 peesen dibandingkan Desember 2021 sebanyak 3.451.513 investor.  Jumlah investor reksa dana 9.412.891, naik 37,61 persen dari 6.840.234 investor pada Desember 2021. Sementara investor surat berharga negara 817.226, naik 33,72 persen dari 611.143 pada Desember 2021.

"Yang menarik di sini 99,63 persen itu investor individu. Investor lokal juga sudah mendominasi 99,66 persen dari total SID," imbuh Uriep.

Adapun investor domestik pada saham mendominasi sebesar 99,56 persen, investor reksa dana 99,88 persen dan investor SBN mendominasi 97,54 persen.

Dari sisi demografinya, investor di pasar modal berusia di bawah 30 tahun mendominasi sebesar 58,79 persen. Disusul investor udia di atas 30 tahun dampai dengan 40 tahun sebesar 22,41 persen. Investor usia 41-50 10,82 persen, usia 51-60 2,51 persen dan sisanya 2,77 persen merupakan investor usia di atas 60 tahun.


BEI Sebut Setengah Mati Cetak 10 Juta Investor Pasar Modal

Layar sekuritas menunjukkan data-data saat kompetisi Trading Challenge 2017 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (7/12). Kompetisi Trading Challenge 2017 ini sebagai sarana untuk menciptakan investor pasar modal berkualitas. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan, saat ini investor di pasar modal Indonesia menyentuh angka 10 juta investor. Raihan tersebut bukanlah hal yang mudah. 

Direktur Utama BEI, Iman Rachman menuturkan, saat ini investor di BEI mencapai 10 juta.  "Bursa Efek Indonesia memang saat ini baru 10 juta (investor). Itu sudah setengah mati 10 juta," kata Iman dalam acara 4th Indonesia Fintech Summit 2022, dikutip Jumat (11/11/2022).

Iman menuturkan, pertumbuhan investor terjadi secara signifikan saat pandemi COVID-19.

"Menarik tumbuhnya investor 10 juta ini domestik ini mengontribusi dari Rp 15 triliun harian, itu ritel nya sebesar 46 persen," kata dia.

Dia mengatakan, saat ini jumlah dan komposisi investor berbeda dengan lima tahun lalu. Karena, saat ini investor institusi domestik mencapai 70 persen, sedangkan lima tahun lalu didominasi investor luar negeri. Tak hanya itu, yang lebih menarik jumlah investor saat ini didominasi oleh usia di bawah 30 tahun.

"Yang lebih menarik lagi dari jumlah investor secara komposisi umur ini menarik, di bawah 30 tahun itu mengontribusikan 60 persen," imbuhnya.

Iman mengatakan, investor pasar modal ini berasal dari usia muda. Bahkan, ternyata sebagian besar investor tersebut adalah lulusan SMA.

"Investor bursa kita juga young age, ternyata sebagian besar investor tamatan SMA," ujar dia.

Dengan demikian, BEI harus melakukan edukasi bagi para investor tersebut. "Artinya, investor kita user muda, sehingga menurut kami yang harus dilakukan BEI adalah edukasi," kata Iman.

BEI memberikan sosialisasi 3P (Paham, Punya, dan Pantau) kepada para investor agar bisa memahami soal risiko dalam berinvestasi.


KSEI: Investor Pasar Modal Indonesia Didominasi Milenial dan Gen-Z

Layar komputer menunjukkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatatkan usia investor pasar modal Indonesia didominasi generasi Milenial dan Gen-Z. Hal itu menjadi salah satu alasan maraknya pengembangan serta proses digitalisasi di pasar modal selama beberapa waktu terakhir. 

Selain itu, peran platform financial technology (fintech) semakin penting untuk investasi di pasar modal. Hal ini tercermin dari data KSEI 78,17 persen investor memiliki rekening investasi di selling agent fintech. 

Jumlah tersebut didominasi oleh investor individu sebanyak 99,63 persen. Lalu, frekuensi transaksi subscriptionoleh selling agent fintech mendominasi transaksi reksa dana dengan peningkatan sebesar 17 persen dari 21,63 juta juta pada 2021 menjadi 18,48 juta per 26 Desember 2022.

Sementara itu, KSEI mencatatkan jumlah investor pasar modal Indonesia yang mencapai 10,3 juta investor atau meningkat 37,53 persen sampai dengan 28 Desember 2022 dari akhir 2021 yang sebelumnya berjumlah 7,49 juta. 

Direktur Utama KSEI, Urip Budhi Prasetyo menuturkan, jumlah investor tersebut elah mencapai dua digit tersebut telah tercapai sejak November 2022 lalu. 

Jumlah tersebut terdiri dari investor pemilik saham, surat utang, reksa dana, surat berharga negara (SBN) dan jenis efek lain yang tercatat di KSEI, dengan komposisi 4,44 juta investor memiliki aset saham, surat utang dan efek lainnya, 9,59 juta investor memiliki aset reksa dana dan 830 ribu investor memiliki aset SBN. 

"Jumlah investor berkembang di luar Pulau Jawa, ini yang menjadi salah satu tolak ukur melakukan edukasi," kata Urip dalam Konferensi Pers Akhir Tahun 2022, Kamis (29/12/2022).

Dia menambahkan, pertumbuhan jumlah investor di wilayah timur, yaitu Papua dan Maluku mengalami pertumbuhan sekitar 40 persen dan menjadi pertumbuhan tertinggi dibandingkan wilayah lainnya. 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya