Liputan6.com, Jakarta - Founder sekaligus CEO Acsenahumanis Respons Andhika mengaku pihaknya tidak pernah melakukan pelaporan atas dugaan penyelewengan bantuan yang dilakukan Bupati Cianjur Herman Suherman ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Acsena tidak pernah melakukan pelaporan seperti itu, kita tidak pernah melakukan hal tersebut sama sekali," ujar Andika dalam keterangannya, Jumat (30/12/2022).
Andhika mengaku baru mengetahui berita tersebut dua hari belakangan dari rekan-rekannya sesama relawan kebencanaan di Banten.
"Posisi saya kemarin masih di wilayah Jawa Tengah, dan kalau saya lihat dari pemberitaan di media online, pada tanggal-tanggal tersebut (saat pelaporan), itu posisi saya masih di Indonesia Timur," kata dia.
Baca Juga
Advertisement
Menurut dia, pelapor dugaan penyelewengan bantuan bencana yang diduga dilakukan Bupati Herman Suherman mencatut nama Acsenahumanis Respons. Andika mengaku bingung ketika ada beberapa media berusaha menghubunginya.
"Saya cek pemberitaan media, kok narasinya sama semua, ya. Ini lebih condong ke pancatutan nama. Intinya kami tidak pernah melakukan pelaporan atau menemukan kejanggalan. Jika ada yang melapor, itu bukan dari Acsenahumanis Respons," kata lagi.
Mengenai nama Ery yang dikutip banyak media, Andika mengatakan di Acsena tidak ada yang namanya Ery. "Adapun yang namanya Ery di Acsena sendiri tidak pernah ada yang namanya Ery, jadi kayaknya beritanya sudah diset," kata dia.
Andhika juga menjelaskan, Acsena tidak memiliki kerja sama dengan Emirate Red Crescent. Lembaga luar yang pernah bekerja sama dengan Acsena itu dari Austria Fund. Dia mengungkapkan, saat gempa Cianjur terjadi, Acsena memang turun ke lokasi selama empat hari.
"Ketika gempa terjadi sekitar pukul 13.30 siang, malamnya sebelum Isya kami sudah masuk Cianjur lewat Jonggol," paparnya
Langkah selanjutnya yang akan diambil Acsena terkait pencatutan nama lembaganya, Andhika mengaku akan berkonsultasi dengan tim penasihat hukum dan mempertimbangkan membuat laporan pencatutan nama lembaganya ataupun pencemaran nama baik.
"Tapi itu langkah kedua, langkah pertamanya saya akan datang ke Cianjur, untuk konfirmasi dan klarifikasi pada Pak Bupati secepatnya," ujarnya.
Laporan Atas Nama Pribadi
Menurutnya, hal itu bukan karena persoalan Bupati yang tengah dilaporkan, namun yang dikhawatirkan adalah dampaknya pada kepercayaan publik terhadap penanganan bencana oleh pemerintah.
"Saya berpikir impactnya, repotnya nanti masyarakat akan untrust pada pemerintah," katanya.
Sedangkan Ery sendiri selaku pelapor menyebut bahwa dirinya melaporkan Bupati Cianjur Herman Suherman tidak mengatasnamakan Acsenahumanis Respons. Melainkan dia melapor atas nama pribadi.
"Saya melapor tidak menggunakan nama Acsena, hanya sebagai pribadi, sebagai masyarakat yang jengah melihat penyelewenangan dari Bupati Cianjur," kata dia.
Terkait dengan nama dirinya yang disebut sebagai bagian dari Acsena, Ery membenarkan bahwa dirinya merupakan bagian dari humas Acsena.
"Mungkin teman-teman media kenal saya sebagai humas Acsena, makanya dikutip bahwa yang melaporkan atas nama Acsena. Padahal saya melapor atas nama pribadi," kata dia.
Sebelumnya, Bupati Cianjur Herman Suherman dilaporkan ke KPK terkait dengan dugaan penyelewengan bantuan asing untuk gempa bumi pada Jumat (16/12/2022). Bantuan tersebut diberikan oleh organisasi Emirates Red Crescent berupa 2 ribu lembar selimut, 25 ton beras, 1.000 paket kebersihan dan 500 lampu bertenaga solar serta battery charger untuk di tenda.
"Bupati memotong SOP yang sudah dibuat BNPB, serta me-repacking bantuan menjadi berbeda," kata Ery Arianto Machpud, perwakilan dari Acsenahumanis Respon Foundation melalui keterangan tertulis, Senin (26/12/2022).
Advertisement