Liputan6.com, Jakarta Pele, yang meninggal dalam usia 82 tahun setelah menderita kanker, secara luas dianggap sebagai pesepakbola terhebat yang pernah ada. Dia adalah satu-satunya pemain yang memenangkan Piala Dunia tiga kali.
Karier panjang Pele dinilai sudah mencapai pendewaan di panggung terbesar dunia. Dia baru berusia 17 tahun ketika bermain untuk Brasil di final Piala Dunia 1958 di Swedia.
Baca Juga
Advertisement
Bukan itu saja, pria bernama asli Edson Arantes do Nascimento itu mencetak enam gol dalam tiga pertandingan terakhir mereka – di perempat final, hat-trick di semifinal dan dua di final.
Hampir dua dekade kemudian dia keluar dari masa pensiunnya dan membuat keputusan yang hampir tidak terpikirkan untuk menandatangani kontrak dengan New York Cosmos. Untuk semua kekayaannya, AS saat itu adalah "negara miskin" di dunia sepak bola.
Pele-lah yang membantu memperkenalkan orang Amerika Serikat pada "sepak bola". Pertandingan pertamanya disiarkan di 22 negara. Ketika itu lapangannya, lebih banyak tanah daripada rumput, harus dicat hijau untuk dunia yang menonton.
Makin Masyhur
Kemasyhuran Pele mulai tumbuh sejak ia masuk secara dramatis di Piala Dunia sebagai pesepakbola termuda yang bermain di turnamen besar. Menjadi pemain termuda yang mencetak hat-trick, atau tampil dan mencetak gol di final.
Meskipun dia melewatkan dua pertandingan pertama turnamen 1958 karena cedera, anggota senior skuad Brasil mendesak manajer untuk memainkan Pele dan Garrincha di pertandingan grup terakhir melawan Uni Soviet.
Saat Brasil mencapai final dan mengalahkan Swedia Pele mencuri perhatian, dua golnya menggambarkan kemampuan yang membedakannya dari semua pesepakbola lainnya.
Advertisement
Visi Tertinggi
Pele diberkati dengan perpaduan antara atletis, keterampilan, dan visi taktis tertinggi. Dia bisa berlari 100m dalam 11 detik, menembak dengan salah satu kaki dan melompati bek tertinggi.
Fisiknya yang luar biasa dan pergantian kecepatannya menggetarkan saat ia masuk ke gawang, berlari lebih cepat atau sekadar menerobos pertahanan sambil mengelola bola di bawah kendali ketat.
Kesederhanaan
Pele dilahirkan sebagai Edson Arantes do Nascimento di desa Três Coraçoess di negara bagian Brasil Minas Gerais. Dia putra dari Celeste dan João Ramos.
Anak laki-laki itu dinamai penemu Thomas Edison, meskipun orang tuanya salah mengeja namanya. Asal usul Pele, nama panggilan yang ia ambil saat masih kecil, merupakan misteri, tetapi kesederhanaannya – mudah diucapkan dalam bahasa apa pun.
Advertisement
Penyemir Sepatu
Ayahnya, yang dikenal sebagai Dondinho, adalah seorang pesepak bola berbakat yang berhrap bisa membawa keluarganya ke Bauru, sebuah kota kereta api di negara bagian São Paulo.
Namun, cedera lutut mengakhiri karier olahraganya dan keluarganya jadi jatuh miskin. Sejak usia tujuh tahun, Pele bekerja paruh waktu sebagai penyemir sepatu. Celeste bersikeras putranya tidak akan mengikuti jejak Joao, tetapi pada saat dia remaja, pengintai dari klub besar di Rio dan São Paulo mengetuk pintu.