Stok Batu Bara Aman, PLN Apresiasi Pengusaha Kapal

PT PLN (Persero) mengapresiasi peran dan dukungan DPP Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) dalam turut menjaga keamanan pasokan batu bara selama 2022

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Des 2022, 21:11 WIB
Kapal tongkang pengangkut batu bara lepas jangkar di Perairan Bojonegara, Serang, Banten, Kamis (21/10/2021). Ekspor batu bara menjadi penyumbang terbesar dengan kontribusi mencapai 70,33 persen dan kenaikan hingga 168,89 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) mengapresiasi peran dan dukungan DPP Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) dalam turut menjaga keamanan pasokan batu bara selama 2022.

Setelah sempat mengalami krisis pasokan batu bara untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) pada awal 2022, kini pasokan batubara dapat terjaga dengan aman di level stock mencapai 20 Hari Operasi.

Amannya stok batubara di PLTU tersebut tercapai di tengah tantangan lonjakan harga batu bara ekspor yang mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah yakni di atas 400 USD per metrik ton.

Dalam suratnya ke DPP INSA, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan keberhasilan PT PLN mengubah kondisi krisis pada awal tahun menjadi kondisi aman di akhir tahun 2022 tersebut dapat terwujud berkat dukungan berbagai stakeholder kunci, termasuk INSA untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan armada kapal (vessel dan tongkang) untuk mengangkut batu bara dari pelabuhan muat sumber tambang ke PLTU.

"Memperhatikan hal-hal di atas, kami dengan segala kerendahan hati menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Ketua beserta seluruh jajaran pengurus serta anggota INSA atas dukungan yang luar biasa kepada PT PLN," kata Darmawan seperti dikutip dari surat PT PLN kepada DPP INSA, Jumat (30/12/2022).

Pada April lalu, PT PLN (Persero) juga telah memberikan penghargaan kepada DPP INSA atas dukungannya saat mengatasi krisis energi primer pada awal 2022 ini. Penghargaan diberikan secara simbolis oleh Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo kepada Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto.

 


Besyukur

Kapal tongkang pengangkut batu bara lepas jangkar di Perairan Bojonegara, Serang, Banten, Kamis (21/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor produk pertambangan dan lainnya pada September 2021 mencapai USD 3,77 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Carmelita Hartoto mengatakan, amannya pasokan batubara di PLTU pada akhir tahun ini patut disyukuri dan diusahakan agar pasokannya bisa terus terjaga dengan aman, sehingga krisis pasokan batubara yang sempat terjadi tidak terulang kembali.

Seperti diketahui, pasokan batubara di 17 PLTU milik PLN sempat mengalami kekurangan pada awal 2022.

Carmelita menceritakan, yang terjadi saat itu INSA mengkonsolidasikan seluruh perusahaan pelayaran nasional untuk mengerahkan seluruh armada kapal curah agar memasok batubara di PLTU dalam negeri.

Berkat komitmen nasionalisme dan sinergi INSA-PLN dan dukungan Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi serta Kementerian Perhubungan, pasokan batubara di PLTU milik PLN kembali aman dan keluar dari ancaman krisis energi.

"Pelayaran nasional berkomitmen untuk mengutamakan kepentingan nasional demi menjaga ketahanan energi Indonesia. Namun tentu, keberhasilan menjaga stok batubara bukan karena peran INSA semata, tapi juga berkat peran besar PLN dan seluruh stakeholder lainnya,” ujar Carmelita.


Dampak Positif

Kapal tongkang pengangkut batu bara lepas jangkar di Perairan Bojonegara, Serang, Banten, Kamis (21/10/2021). BPS mencatat ekspor produk pertambangan dan lainnya pada September 2021 melesat 183,59 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain itu, Carmelita menilai, keberhasilan mengerahkan armada merah putih untuk menjamin kelancaran dan terpenuhinya armada pelayaran untuk memasok batu bara di dalam negeri menjadi bukti nyata dampak positif dari konsistensi penerapan asas cabotage di Indonesia.

“Asas cabotage telah memberikan dampak positif bagi Indonesia, khususnya dalam menghadapi masa krisis seperti saat terjadi kriris energi waktu itu. Untuk itu, kita harus terus konsistensi menerapkan asas cabotage ini,” pungkasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya