Siapa Tulang Punggung Ekonomi Indonesia Hadapi Resesi Global?

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 menjadi salah satu yang terkuat di dunia

oleh Arief Rahman H diperbarui 31 Des 2022, 12:04 WIB
Pemandangan gedung bertingkat di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Kamis (14/3). Kondisi ekonomi Indonesia dinilai relatif baik dari negara-negara besar lain di Asean. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 menjadi salah satu yang terkuat di dunia. Bagaimana tidak, di saat ekonomi dunia diambang resesi, Indonesia bisa konsisten tumbuh di atas 5 persen.

Pencapaian ini, menurut Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara, AM Hendropriyono tidak terlepas dari peran gotong-royong yang dilakukan masyarakat Indonesia.

Di mana ketahanan ekonomi bisa tahan hadapi badai tidak hanya ditakar kondisi makro tetapi juga sektor riil. Dengan peran pengusaha ada di dalamnya.

“Kaum hartawan Indonesia justu merupakan tulang punggung ekonomi yang nyata di negara kita. Mereka adalah pejuang yang tangguh untuk menghadapi imperialisme kapitalis mancanegara di medan perang yang sama yaitu medan perang ekonomi-perdagangan,” kata dia dalam tulisannya, Sabtu (31/12/2022).

Menurutnya, di dalam negeri Indonesia jika mereka adalah pembayar pajak yang  terbesar, pembuka lapangan kerja yang terluas dan pencipta multiplier effect (efek berganda) dari setiap kegiatan-kegiatan usaha mereka.

Dia mencontohkan, ketika mereka membangun suatu pembangkit tenaga listrik, instalasi air minum, jalan-raya atau pelabuhan, maka para penjual besi beton, kayu, pasir, semen, makanan-minuman, bahkan pedagang asongan dan penjual berbagai macam barang dan jasa dengan serta-merta dapat ikut serta menikmati keuntungan.

“Infrastruktur fisik yang dibuat dengan investasi yang mahal, telah menghasilkan kecepatan bangkitnya ekonomi rakyat di sektor riel atau sektor mikro ekonomi,” tambahnya.

 


Ketahanan Ekonomi Indonesia

Mantan Kepala Badan Intelijen Negara Jenderal (Purn) AM Hendropriyono saat halalbihalal Purnawirawan TNI di Jakarta, Jumat (21/6/2019). Hendropriyono berharap pertemuan ini sekaligus menyatukan purnawirawan. Persatuan kesatuan harus terus terjaga. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dia mengutip kajian Rhenald Kasali, ketahanan Indonesia dalam menghadapi badai krisis tidak dapat hanya dinilai dari indikator-indikator makro-ekonomi, tetapi lebih ditentukan oleh kekuatan ekonomi sektor riel.

Kesadaran tentang geo-politik menghadapi krisis global saat ini harus hadir di benak para pembuat aturan perundang-undangan, terutama sehubungan dengan Rencana KUHP baru yang akan segera diberlakukan sebagai hukum positip.

“Sinkronisasi peran pemerintah dan kaum hartawan sangat diperlukan untuk mengurangi semaksimal mungkin praktik Oligarchy dan Organized Crimes yang merupakan penyakit bawaan dari demokrasi liberal,” ujarnya.

Dengan demikian, dirinya berharap kekompakan antara pemerintah, hartawan dan masyarakat harus kompak demi ekonomi tetap kinclong di 2023.


Pemerintah Optimistis Pertumbuhan Ekonomi 5,3 Persen pada 2023

Suasana gedung bertingkat dan permukiman warga di kawasan Jakarta, Senin (17/1/2022). Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 mencapai 5,2 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menuturkan, pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia  mencapai 5,3 persen pada 2023.

"Pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 mencapai 5,3 persen dan inflasi di kisaran 3 persen,” ujar Ma’ruf Amin saat memberikan sambutan pada penutupan perdagangan bursa, Jumat (30/12/2022).

Untuk itu, pertama, Pemerintah akan fokus menjaga level konsumsi domestik dan daya beli masyarakat.

"Selain itu, hilirisasi, pemberdayaan UMKM, pengembangan ekonomi digital, serta pengembangan ekonomi hijau menjadi sangat penting untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan," kata dia.

Kedua, sektor keuangan sehat dan kuat. Pada sektor perbankan, rasio kecukupan modal yang kuat, rasio kredit bermasalah yang rendah dan dalam batas aman, serta pertumbuhan kredit perbankan mengindikasikan semakin meningkatnya kepercayaan dan optimisme pelaku usaha.

"Hadirnya Undang-undang Penguatan dan Pengembangan Sektor Keuangan juga menjadi landasan kokoh bagi sektor keuangan Indonesia," kata Ma'ruf.

 


Sinergi

Anak-anak dengan latar gedung bertingkat menikmati minuman di Jakarta, Sabtu (19/3/2022). Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan meningkat lebih tinggi, pada kisaran 4,7 persen hingga 5,5 persen, dari pertumbuhan 3,69 persen pada 2021. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sinergi pemerintah, serta peran BI, OJK, dan LPS, menurut Ma’ruf semakin kuat dalam menjaga sektor keuangan. Perluasan peran LPS dalam penjaminan asuransi akan lebih meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap industri asuransi nasional.

Ketiga, sektor UMKM mulai bangkit, melalui berbagai program Pemulihan Ekonomi Nasional, implementasi UU Cipta Kerja, dan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia.  

Keempat, sektor ekonomi dan keuangan syariah terus menunjukkan pertumbuhan. Perkembangan pasar modal syariah juga menggembirakan. 

Sepanjang 2022, Indeks Saham Syariah Indonesia tumbuh 9,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai sukuk korporasi juga meningkat 20,23 persen. Terakhir, penanganan kasus COVID-19 terkendali, dan cakupan vaksinasi maupun booster semakin luas. 

"Dengan demikian, aktivitas ekonomi di tahun 2023 diharapkan akan jauh lebih meningkat," ujar dia.

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya