Liputan6.com, Jakarta - Kehidupan Pele di luar lapangan sama berwarnanya dengan kostum Brasil yang dikenakannya. Ia melintasi generasi, jabatan, dan menikmati penghormatan dari seluruh dunia. Pele menembus dunia politik, iklan, film, dan budaya populer lainnya.
Ketenaran Edson Arantes do Nascimento alias Pele ini menembus sekat-sekat, yang membuatnya mudah bertemu dengan mantan Presiden Richard Nixon dan Jimmy Carter, aktor Sylvester Stallone, hingga petinju Muhammad Ali.
Advertisement
Seniman legendaris Amerika Serikat Andy Warhol mengenang saat ia mendapat tugas menghasilkan potret Pele pada tahun 1977. Warhol mengatakan: “Pele adalah salah satu dari sedikit orang yang bertentangan dengan teori saya: Alih-alih ketenaran selama 15 menit, dia akan memiliki 15 abad.”
Pele meninggal dunia 29 Desember 2022 lalu, dengan ketenaran yang memang melampaui semua olahragawan yang pernah ada. Ia dianggap sebagai pesepak bola terhebat yang pernah ada.
Ia dinamai Edson, tanpa huruf 'i' sebagai penghormatan kepada Thomas Alva Edison yang menemukan listrik. Dan ketika Pele lahir, listrik baru masuk ke desanya yang mayoritas penghuninya adalah orang-orang miskin.
Pele si bocah tumbuh dalam kemiskinan yang parah di favela Tres Coracoes, putra pesepak bola Joao Ramos do Nascimento (dijuluki Dondinho) dan Celeste Arantes.
Namun, dia dikenal dunia karena ketidakmampuan mengucapkan nama penjaga gawang lokal Vasco da Gama Bile. Meski, Pele tidak pernah membenarkan apakah memang hal itu yang membuatnya mendapat panggilan demikian.
Mengadopsi gen sepak bola dari ayahnya, Pele biasa bermain di jalanan dengan kaus kaki yang diisi koran dan diikat dengan tali, atau dengan jeruk.
Ia telah mengumpulkan 1.279 gol dalam 1.363 pertandingan, yang diakui sebagai Rekor Dunia Guinness ,meski banyak yang membantah karena termasuk pertandingan persahabatan. Dari sini ia dijuluki “O Rei” (Sang Raja).
Jasa Untuk AS
Di berbagai titik dalam karirnya, Pele didekati oleh klub-klub Eropa terkemuka seperti Real Madrid, Inter Milan, Juventus dan Manchester United. Namu ia tetap bersama Santos meskipun mereka secara teratur melakukan tur Eropa untuk memanfaatkan ketenarannya.
Setelah dua tahun setengah pensiun, dia menandatangani kontrak dengan New York Cosmos pada tahun 1975 dan bermain di Liga Sepakbola Amerika Utara (NASL).
Di AS yang saat itu sepakbola belum popular, mengejutkan ketika publik begitu antusias menyambutnya, tak lama setelah ia tiba dan tampil di Boston. Mereka begitu histeris melihat Pele, hingga sang megabintang ini sampai pingsan terhimpit, dan harus dibawa dengan tandu.
Sepakbola AS berhutang budi kepada Pele, karena ia menghidupkan gairah, dan mengundang nama-nama besar untuk bermain di negeri Paman Sam itu.
Beberapa legenda seperti George Best, Franz Beckenbauer, dan Johan Cruyff datang untuk bermain di sana.
Teman baiknya, Muhammad Ali dan Bobby Moore menghadiri pertandingan terakhir kariernya pada tahun 1977, pertandingan eksibisi antara Cosmos dan Santos. Saat hujan turun di atas stadion pada babak kedua, sebuah surat kabar Brasil menulis: "Bahkan langit menangis."
Advertisement
Bintang Iklan
Beberapa orang menyarankan Pele tidak menodai kemurnian warisan sepak bola melalui komersialisme, ia menjadi bintang iklan mulai dari Coca-Cola hingga Viagra. Padahal meskipun dia termasuk atlet dengan bayaran terbaik di masanya, penghasilannya tidak sebanding dengan para pemain saat ini.
Diperkirakan bahwa pendapatan tahunan Pele selama karir bermainnya adalah sekitar $150.000, dengan kekayaannya yang meningkat secara signifikan oleh kontrak tiga tahun senilai $2,8 juta di New York di senja hari bermainnya.
Namun setelah pensiun, dia masih menerima dukungan komersial yang tak terhitung jumlahnya - baik melalui kebutuhan atau pilihan - dan diperkirakan telah meraup $14 juta dengan melakukannya.
Penampilannya dalam iklan untuk mempromosikan Viagra atas nama Pfizer mengejutkan banyak orang, tetapi Pele, sementara bersikeras dia tidak pernah menggunakan obat itu sendiri, mengatakan dia ingin mendobrak tabu seputar disfungsi ereksi.
Pada awal 1981, dia mempromosikan video game sepak bolanya sendiri di konsol Atari, sementara dia memasang Visa di Hong Kong, MasterCard di Jerman, Subway di Amerika Serikat, dan Coca-Cola di mana-mana.
Kehidupan Pribadi
Putranya, yang dikenal sebagai Edinho, dijatuhi hukuman 33 tahun penjara atas tuduhan pencucian uang dan perdagangan narkoba pada tahun 2014 tetapi hukuman ini dikurangi menjadi 12 tahun 10 bulan di tingkat banding.
Pele mengunjungi putranya beberapa kali di penjara setelah bersikeras ketika Edinho pertama kali ditangkap bahwa 'tidak ada sedikit pun bukti' yang memberatkannya.
Berbarengan dengan kejayaan, ketenaran dan pengakuan dunia, perjalanan hidupnya pun makin berwarna. Menikah tiga kali, terakhir saat berusia 75 tahun, dan memiliki banyak perselingkuhan. Setidaknya dia memiliki tujuh anak dari ibu yang berbeda.
Semua ini datang dengan latar belakang kehidupan cinta kotak-kotak. Dia menikah dengan istri pertama Rosemeri dos Reis Cholbi pada tahun 1966 dan mereka memiliki dua putri - Kelly dan Jennifer - dan seorang putra, Edson.
Pernikahan pertamanya berakhir pada 1982 dan Pele menjalin hubungan asmara dengan presenter TV Xuxa, yang baru berusia 17 tahun ketika mereka mulai berkencan, selama beberapa tahun.
Namun pada April 1994, ia menikah dengan psikolog dan penyanyi gospel Assiria Lemos Seixas, yang melahirkan anak kembar Joshua dan Celeste pada 1996.
Advertisement
Masalah Kesehatan
Mereka bercerai pada 2008 dan Pele yang berusia 75 tahun menikah untuk ketiga kalinya pada Juli 2016 dengan Marcia Aoki, 41, importir peralatan medis Jepang-Brasil.
Pele memiliki setidaknya dua anak lagi dari perselingkuhan. Dia menolak untuk melakukan tes DNA untuk membuktikan bahwa dia adalah ayah dari Sandra Machado, yang lahir dari perselingkuhan dengan pembantu rumah tangga Anizia Machado pada tahun 1964.
Sandra memenangkan hak untuk menggunakan nama belakang Pele Nascimento pada tahun 1996 setelah pertarungan hukum selama lima tahun.
Pele yang pernah datang ke Indonesia pada 1974 mengakui Flavia Kurtz sebagai putrinya setelah berselingkuh dengan jurnalis Lenita Kurtz pada tahun 1968.
"Saya adalah pemuda normal dan memiliki banyak petualangan," Pele pernah menjelaskan dalam sebuah wawancara.
Pele yang pernah menjadi menteri olahraga Brasil (1995-1998) menikmati tahun-tahun terakhirnya dengan masalah kesehatan. Operasi pinggul yang gagal membuatnya tidak dapat bergerak tanpa kursi roda. Ia menjalani operasi pengangkatan tumor dari usus besarnya pada September 2021.
“Saya bersyukur kepada Tuhan karena telah memberi saya kesehatan. Saya harap ketika saya mati, Tuhan akan menyambut saya dengan cara yang sama saya disambut di seluruh dunia, dengan sepak bola tercinta," ungkap Pele pada Oktober 2020.