Liputan6.com, Jakarta - Pandemi dianggap menjadi titik tolak yang membuka kesadaran orang tentang pentingnya kesehatan, termasuk mengubah cara pandang mereka tentang makanan dan diet sehat.
"Aku pikir pandemi membuat tren (menjaga kesehatan) menjadi jauh lebih penting," kata Karl Franz Williams, pemilik restoran 67 Orange Street di New York, dikutip dari Delish, Sabtu (31/12/2022).
Rupali Datta, nutrisionis dari India, juga melihat fenomena tersebut lewat seringnya ia mendapat pertanyaan dari para kliennya tentang makanan sehat, baik untuk melawan stres maupun menjaga kesehatan secara keseluruhan. "Artinya, ada pergeseran positif sampai batas tertentu menuju perilaku mencari kesehatan," ucapnya, dikutip dari laman Food NDTV.
Baca Juga
Advertisement
Ia juga melihat isu lingkungan turut menentukan preferensi orang terhadap makanan yang akan dikonsumsi. Produk dengan jejak karbon minim diyakininya akan semakin banyak diminati, dicerminkan lewat suplai produk-produk lokal.
"Melokal adalah normal baru dan dengan cepat mengejar ketinggalan. Itu berarti membeli buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian segar yang ditanam secara lokal. Hal ini digarisbawahi oleh sejumlah restoran farm-to-table yang muncul di seluruh dunia," kata Datta lagi.
Ia memprediksi gerakan itu akan semakin masif didukung oleh para ahli gizi dan aktivis lingkungan di berbagai belahan dunia. Tidak hanya baik untuk kesehatan dan lingkungan, melokal juga baik untuk para petani kecil agar mereka tidak berhenti bertani. Pada akhirnya, cara itu berdampak baik pada ekonomi lokal. Liputan6.com merangkum enam jenis pangan yang diyakini bakal populer sebagai menu diet 2023, dari berbagai sumber.
1. Protein nabati dan olahannya
Protein berperan penting dalam diet harian kita. Rata-rata orang dewasa memerlukan 0,8--1 gram protein per hari. Berbagai olahan protein nabati diyakini masih akan melanjutkan tren positif pada tahun depan, menyusul peningkatan jumlah penganut diet vegetarian dan vegan.
Sejumlah ahli nutrisi menyepakati bahwa tingkat konsumsi bahan pangan alternatif produk susu dan daging itu akan terus besar. Utamanya tumbuhan yang kaya kandungan protein, seperti quinoa, tahu, kedelai, kacang-kacangan, polong-polongan, dan biji-bijian. Begitu pula dengan tempe.
Di samping, makin banyak restoran dan kafe yang menyediakan pilihan olahan makanan berbasis nabati, seperti burger daging nabati. "Kue-kue nabati juga akan sangat besar dengan lebih banyak produk yang diluncurkan," kata Leanne Ward, nutrisionis asal Brisbane, Australia, dikutip dari Daily Mail.
2. Pasta Rendah Karbo
Pasta juga banyak diprediksi akan populer sebagai bagian diet dari banyak orang. Tentu bukan pasta yang biasa, melainkan pasta alternatif yang diklaim lebih sehat. Leanne menyebutkan di antaranya, "Pasta zuchini, pasta ubi, spaghetti squash, semua pasta nabati rendah karbohidrat ini akan menjadi tren besar di tahun 2023."
"Salah satu hal termudah untuk menjadi vegan atau membuat pangan berbasis nabati adalah sederet hidangan pasta yang lezat," imbuh Carleigh Bodrug, penulis buku masak populer di New York Times dan seorang food blogger berbasis nabati.
Tren plant-based, menurut dia, turut memengaruhi bagaimana produk pasta alternatif menjamur di tahun depan. Makin banyak yang berani bereksplorasi dengan bahan-bahan yang belum pernah digunakan sebelumnya dalam pembuatan pasta, seperti wortel, pisang hijau, dan kembang kol.
"Pasta adalah kendaraan yang hebat untuk memasukkan lebih banyak sayur dalam diet Anda secara efisien dan rasanya selalu enak," imbuh dia.
3. Jewawut
Tahun 2023 juga dideklarasikan sebagai tahun millets. Di Indonesia, bahan pangan itu dikenal sebagai jewawut. Prediksi itu didasarkan pada semakin banyaknya koki yang menggunakan jewawut dalam resep mereka, baik untuk menu tradisional maupun fusion. Dari salad, pasta, hingga roti, para koki membuat resep yang benar-benar menarik berbasis jewawut.
Terlepas dari popularitasnya, jewawut memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Di dalamnya terkandung serat, protein, antioksidan, vitamin dan mineral esensial yang diperlukan tubuh. Bahan pangan ini juga gluten-free, bisa dikonsumsi pengidap diabetes, rendah kolesterol, dan membantu memperlancar pencernaan.
Advertisement
4. Kurma
Ya, buah kesukaan Nabi Muhammad itu kembali naik daun dengan citra kuat sebagai superfood. Nutrisionis asal Sydney, Susie Burrell menyatakan, "Kita akan melihat orang-orang menggunakannya terutama dalam membuat kue sebagai substitusi dari gula. Alih-alih menggunakan gula biasa, mereka menggantinya dengan pasta kurma atau gula kurma."
Buah khas Timur Tengah itu sudah ada sejak abad ke-18. Disukai manusia sejak zaman Mesopotamia kuno, kurma bahkan dijuluki sebagai permen alami.
Kurma populer di kalangan makanan kesehatan karena kaya akan antioksidan. Datta menjelaskan antioksidan sangat baik untuk tubuh karena menambah perlindungan terhadap risiko penyakit kronis. Kandungan mineral dalam kurma juga baik untuk tulang dan anemia.
Indeks glikemiknya yang rendah dan fruktosa yang lebih rendah menjadi substitusi yang bagus untuk gula rafinasi. Popularitasnya turut terdongkrak oleh beragam resep yang viral di TikTok, seperti kurma berlapis cokelat. Di masa depan, nutrisionis memprediksi akan lebih banyak resep manis yang memanfaatkan kurma.
5. Kelp
Kelp juga dikenal sebagai superfood yang berkelanjutan. Tidak heran bila kelp, sejenis rumput laut dari ganggang cokelat ini cepat menjadi kudapan dan bahan populer.
Kelp yang juga dikenal sebagai kombu dijual dalam berbagai bentuk, mulai dari pengganti ikan dalam saus 'ikan', keripik, dan keripik cabai, serta menjadi bahan wajib dalam banyak resep. Anda mungkin sering melihatnya di video masak masakan Korea, yakni sering dipakai untuk membuat kaldu.
Kandungan utama dalam kelp adalah polisakarida. Bahan makanan ini juga sumber potasium dan yodium, menurut Britannica. Peneliti mengatakan bahwa rumput laut, dalam bentuk aslinya, dapat menyerap karbon di atmosfer. Saat negara mencoba bekerja sama untuk memerangi perubahan iklim, budidaya rumput laut dapat membantu upaya ini.
6. Ikan Kalengan
Sejumlah nutrisionis sepakat bahwa ikan kalengan akan jadi populer di 2023. Ini membalikkan citra ikan kaleng selama ini yang dipandang sebagai makanan kelas bawah. Kini, makanan yang biasanya menggunakan sarden, herring, tuna, makarel, dipandang sebagai cara yang lebih ramah bujet untuk mendapatkan banyak asupan omega 3, dibandingkan dengan salmon dan baramundi.
Susie meyakini hal itu dengan melihat banyaknya variasi produk dijual di supermarket, di berbagai negara. Di negara-negara Skandinavia, kata dia, warganya sudah banyak yang makan ikan kalengan karena dianggap sangat sehat dan baik untuk tubuh. "Jika Anda menyukainya, sangat hemat biaya untuk menambahkan tuna, sarden, atau makarel ke dalam makanan Anda," ujar dia.
Popularitasnya juga naik berkat tren di TikTok yang menggunakan tagar 'kencan malam dengan ikan kaleng' selama beberapa bulan terakhir. Banyak koki rumahan menggunakan sarden, tiram, atau remis kaleng sebagai bahan utama dalam makanan mereka. Tentu, tak sekadar ikan kaleng, tetapi ikan kaleng yang difortifikasi, alias diperkaya dengan kandungan bahan esensial yang diperlukan tubuh.
Advertisement