Tugas Satgas Madago Raya Berikutnya Usai Teror MIT Tamat di 2022

Operasi Madago Raya untuk menangkal paham radikal kembali diperpanjang tahun 2023 dengan perubahan strategi.

oleh Heri Susanto diperbarui 01 Jan 2023, 14:00 WIB
Daftar anggota MIT yang telah dilumpuhkan aparat Satgas Madago Raya sejak tahun 2021 yang dirilis Polda Sulteng. (Foto: Heri Susanto/ Liputan6.com).

Liputan6.com, Palu - Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah memastikan Operasi Madago Raya tetap diperpanjang meski para anggota MIT telah habis. Strategi operasi juga akan berubah.

Tahun 2022 menjadi akhir petualangan teror yang dilakukan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Sulawesi Tengah. September tahun 2022, Askar alias Pak Guru menjadi orang terakhir yang dilumpuhkan aparat Satgas Madago Raya setelah pengejaran dilakukan di hutan dan pegunungan di tiga kabupaten; Poso, Sigi, dan Parigi Moutong. 

Askar menyusul tiga rekannya yakni Ahmad Gazali, Suardin, dan Imam alias Nae yang juga tewas pada tahun yang sama.

Tewasnya tiga anggota kelompok yang terafiliasi dengan ISIS di tahun 2022 membuat total jumlah pelaku teror yang dilumpuhkan aparat gabungan polisi dan TNI sejak tahun 2016 berjumlah 31 orang. 23 orang tewas ditembak, sisanya ditangkap hidup-hidup.

Penanggungjawab Kendali Operasi (PJKO) Satgas Madago Raya, Irjen Pol. Rudy Sufahriadi mengungkapkan 25 orang itu merupakan DPO dan pelaku teror yang melakukan kekerasan terhadap warga di Poso, Sigi, dan Parigi Moutong. Termasuk terhadap personel polisi.

Walau para anggota MIT yang bersembunyi di hutan dan pegunungan telah dilumpuhkan, Rudy menegaskan operasi Madago Raya yang berakhir Desember 2022 tetap diperpanjang.

“Operasi tetap dilanjutkan dengan nama Operasi Madago Raya 2023. Berdasarkan data dan informasi, pemulihan dan rehabilitasi kelompok maupun individu masih diperlukan untuk mencegah radikalisme,” kata PJKO Satgas Madago Raya yang juga Kapoda Sulteng, Irjen Pol. Rudy Sufahriadi, Kamis (29/12/2022).

Simak video pilihan berikut ini:


Perubahan Operasi Menjadi Persuasi

Kapolda Sulteng, Irjen Pol. Rudy Sufahriadi yang juga PJKO Madago Raya (tengah) saat memaparkan capaian Satgas Madago Raya sepanjang tahun 2022, Kamis (29/12/2022). (Foto: Heri Susanto/ Liputan6.com).

Meski diperpanjang, Rudy memastikan tahun 2023 operasi tersebut mengedepankan pendekatan persuasi bersifat pembinaan dengan tujuan deradikalisasi, seperti dialog, dakwah, dan ceramah dengan sasaran utama para mantan narapidana terorisme dan simpatisan baik individu maupun kelompok.

Jumlah personel yang terlibat juga telah dikurangi sesuai dengan perubahan pola operasi, dari ribuan kini menjadi hanya 418 personel gabungan sejak Oktober 2022.

Selain itu program deradikalisasi Madago Raya tahun 2023 juga menyasar 4 kabupaten di Sulawesi Tengah, yakni Poso, Sigi, Parigi Moutong, dan Tojo Una-una yang merupakan kabupaten sasaran baru.

“Kegiatan deradikalisasi dan pembinaan di lokasi yang disinyalir terdapat potensi paham radikal akan dilakukan bekerjasama dengan Densus 88, BNPT, dan pemda setempat,” Rudy memungkasi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya