Liputan6.com, Sukoharjo - Insiden Bocah tewas di kubangan tambang membuat warga sekitar meminta penambang galian untuk menutup aktivitas galiannya yang menyebabkan hilangnya nyawa warga Desa Genengsari, Polokarto, Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng).
Sebelumnya, bocah umur 8 tahun (ATSW) meninggal dunia di kubangan bekas tambang tak jauh dari rumah korban.
Kepala Desa Genengsari, Supardi mengatakan kegiatan awal galian C tersebut adalah permintaan warga yang menginginkan tanah kritis mereka bisa dialih fungsi menjadi tanah produktif. Namun, kejadian tak terduga terjadi lantaran adanya sisa penambangan dan menyebabkan kematian salah satu warganya.
"Kegiatan galian C di sini berawal dari permintaan petani yang mana ini adalah tanah kritis dan ingin di reklamasi atau diperbaiki supaya bisa menjadi tanah produktif," katanya ditemui di lokasi kejadian, Sabtu (31/12/2022).
Baca Juga
Advertisement
Menurutnya, akibat kejadian tersebut warga meminta kondisi tanah dikembalikan seperti semula sehingga tidak membahayakan anak-anak yang bermain di sekitar lokasi bekas galian C tersebut.
"Keluarga dan warga di sini kemarin meminta ditutup dan kondisi jalan dan bekas penambangan diratakan jadi itu saja. Sejauh ini belum ada tuntutan hukum atas kejadian itu, keluarganya menyebut ini adalah musibah," ucapnya.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Keluarga Tuntut Tanggung Jawab Penambang
Kapolsek Polokarto Iptu Susanto mengaku warga sempat mencegat alat berat yang akan meninggalkan lokasi penambangan tersebut, dan meminta perusahaan penambang itu untuk memperbaiki jalanan dan tanah yang disebabkan oleh penambangan.
Terlebih pada saat kejadian meningganya bocah asal Desa Genengsari itu aktivitas penambangan sudah libur selama tiga hari, lantaran cuaca hujan.
"Ketika kejadian terjadi penambangan sudah tutup tiga hari, sehingga tidak ada penjagaan. sementara warga meminta tambang bekas lubang-lubang galian diratakan baru alat-alat berat yang masih di sini boleh di ambil," ujar Kapolsek.
Dikonfirmasi terpisah, Agung perwakilan dari keluarga menyatakan pihaknya ingin meminta pertanggungjawaban atas hilangnya nyawa anggota keluarganya.
"Saat ini kami belum melakukan laporan ke polisi karena keluarga masih dalam suasana berkabung. Pada intinya kami cuma meminta pertanggungjawaban dari pihak penambang," ucapnya.
Advertisement