Liputan6.com, Jakarta - Kilas balik 2022, ekonomi Indonesia tampak cukup resilien meski dihantam berbagai ketidakpastian global. Tahun depan, banyak yang memperkirakan ketidakpastian masih akan berlanjut, merujuk pada potensi resesi dan inflasi tinggi.
Di tengah kebingungan itu, mungkin ada ketakutan yang muncul terutama mengenai hal-hal yang berkaitan dengan keuangan atau finansial. Namun, bukan berarti tidak ada cara untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan tabungan di masa-masa yang bisa dibilang kurang fit ini.
Advertisement
Salah satunya yakni investasi. Dari riset yang dilakukan oleh Bank OCBC NISP melalui survei OCBC NISP Financial Fitness Index 2022, ditemukan bahwa 78 persen masyarakat mengatakan mereka tidak paham dengan ketentuan produk investasi.
Meski pada riset ini dihasilkan skor finansial Indonesia pada 2022 naik menjadi 40,06, tetapi awareness masyarakat yang masih sangat rendah terhadap produk investasi patut untuk dikhawatirkan. Apalagi mengingat investasi bisa menjadi salah satu ‘vitamin’ untuk menjaga kesehatan tabungan yang kita miliki di tengah dunia yang mungkin sedang ‘sakit’.
Mengutip publikasi OCBC, Sabtu (31/12/2022), berikut tips untuk sehatkan tabungan di masa pelik:
-Hindari Utang Kartu Kredit
Penggunaan kartu kredit pastinya digemari karena kemudahannya serta berbagai manfaat yang biasanya menyertai penggunaannya sebagai alat pembayaran. Namun, perlu hati-hati dan bijaksana jangan sampai ketagihan menggesek kartu sampai tabungan kritis.
Siapkan Dana Darurat
Saat menghadapi situasi yang sedang tidak sehat, Anda lebih baik segera menyelesaikan seluruh hutang yang mungkin belum Anda selesaikan untuk membebaskan tabungan dari ikatan bunga hutang yang bisa saja tiba-tiba membesar nantinya.
- Manfaatkan Keuntungan Obligasi
Dana yang Anda miliki bisa Anda manfaatkan untuk membeli obligasi dan investasi ini bisa Anda gunakan juga untuk menjadi asset yang mendukung kestabilan keuangan. Selain itu, nilai obligasi juga terhitung selalu berada di atas suku bunga acuan karena angka inflasi yang rendah. -
-Siap Cadangan Dana Darurat
Dana darurat sesuai dengan namanya bisa menjadi sosok penyelamat saat tabungan utama mengalami krisis, loh. Maka dari itu, ada baiknya Anda sudah menyisihkan uang untuk menumpuk dana darurat sejak dini. Menyiapkan dana darurat bisa Anda mulai dengan misal menyisihkan sebagian gaji pokok maupun penghasilan tambahan atau passive income.
Advertisement
Meneropong Peluang Investasi Reksa Dana 2023
Sebelumnya, memasuki 2023, terdapat sejumlah instrumen investasi yang dinilai menarik bagi investor, salah satunya reksa dana. Sejumlah manajer investasi pun memberikan pandangan terkait reksa dana yang prospektif pada tahun depan.
Head of Research STAR Asset Management, David Arie Hartono menuturkan, berdasarkan konsensus pasar di mana suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) masih akan mengalami kenaikan hingga semester I 2023 dari level saat ini di 3,75 persen - 4 persen di mana konsensus pasar mengestimasi kenaikan akan sampai di level 5 persen - 5,25 persen.
"Pada kuartal III bisa melihat inflasi yang lebih rendah dan stabil, sehingga ada harapan untuk the Fed untuk menghentikan kenaikan suku bunga, dan lebih baik lagi adanya potensi penurunan suku bunga," kata David kepada Liputan6.com, ditulis Kamis (29/12/2022).
David menyebutkan, terdapat sejumlah reksa dana yang masih menarik dicermati pada 2023, yakni reksadana saham, reksa dana pasar uang, dan reksa dana campuran.
Tak hanya itu, ia juga menilai prospek investasi reksa dana masih baik pada tahun depan dan investor disarankan untuk melihat kondisi global untuk menerapkannya di dalam investasi reksa dana.
Pada kuartal I dan II 2023, David melihat reksa dana pasar saham, reksa dana pasar uang, dan reksa dana campuran cukup menarik.
"Pada kuartal III 2023, di mana konsensus berekspekatasi ada nya penurunan suku bunga, kita bisa melihat ada nya investasi yang menarik di reksadana fixed income dan juga reksa dana saham," ujarnya.
Sentimen
Ia mengatakan, terdapat beberapa sentimen yang pengaruhi investasi reksa dana pada 2023, salah satunya potensi perlambatan ekonomi global.
"Pada 2023 investor perlu memperhatikan dua hal, yakni potensi perlambatan ekonomi global dan potensi berakhirnya pengetatan kebijakan moneter. Kenaikan tingkat suku di negara maju seperti AS dan Eropa diproyeksikan mendorong perlambatan ekonomi," kata dia.
Di sisi lain, jika inflasi melandai dan kebijakan suku bunga mulai melonggar akan jadi sentimen positif untuk aset yang lebih berisiko.
"Indonesia yang masih banyak mengandalkan konsumsi domestik dan juga komoditas menjadi salah satu pembeda dengan negara yang berada di AS maupun Eropa di mana mereka mengalami inflasi yang sangat tinggi, dan kenaikan suku bunga," jelasnya.
Dia menambahkan, Indonesia diproyeksi lebih aman dari ancaman resesi, di mana saat ini Indonesia masih diuntungkan dengan tingginya harga komoditas.
Sementara itu, Direktur PT Panin Asset Manajemen, Rudiyanto mengatakan, prospek reksa dana pada tahun depan masih baik.
Untuk strateginya, Rudiyanto menyarankan investor untuk melakukan investasi secara berkala dan diversifikasi.
"Beli saham yang fundamental bagus, valuasi murah, dan atau diuntungkan di tengah situasi penurunan bunga yang mungkin terjadi tahun depan," kata Rudiyanto.
Advertisement