Saham Tesla Anjlok 65 Persen, Kapitalisasi Pasar Terpangkas Rp 10.901 Triliun

Saham Tesla naik 1,12 persen ke posisi USD 123,18 per saham pada Jumat, 30 Desember 2022.

oleh Agustina Melani diperbarui 31 Des 2022, 21:40 WIB
Tesla Model 3, mobil listrik ketiga Tesla siap dikirim ke konsumen. (Carscoops)

Liputan6.com, Jakarta - Saham Tesla naik pada perdagangan Jumat, 30 Desember 2022 yang merupakan hari perdagangan terakhir pada 2022. Namun, saham Tesla menutup tahun terburuk dalam sejarah perusahaan.

Saham Tesla naik 1,12 persen ke posisi USD 123,18 per saham pada Jumat pekan ini. Saat ini, kapitalisasi pasar Tesla  sekitar USD 385,98 miliar atau sekitar Rp 6.009 triliun. Mengutip Yahoo Finance, Sabtu (31/12/2022), saham Tesla anjlok sekitar 65 persen dari awal 2022 menyebabkan kapitalisasi pasar saham Tesla terpangkas USD 700 miliar atau sekitar Rp 10.901 triliun (asumsi kurs Rp 15.573 per dolar AS).

Investor telah membunyikan alarm pada permintaan yang melambat dan produksi kendaraan. Pangsa pasar yang lesu di China, kenaikan suku bunga the Federal Reserve (the Fed), dan pengambilalihan Twitter oleh CEO Tesla Elon Musk.

Aksi jual saham Tesla jauh melampaui kerugian indeks utama termasuk S&P 500 dan Nasdaq yang masing-masing turun 20 persen dan 33 persen pada 2022.

Namun, Elon Musk yang melihat kekayaan bersih pribadinya jatuh bersama saham Tesla telah mencoba mengabaikan tekanan saham Tesla tersebut.

"Jangan terlalu terganggu oleh kegilaan pasar saham. Saat kami terus menunjukkan kinerja yang luar biasa, pasar akan mengenalinya,” ujar dia kepada karyawan Tesla.

Setelah menyentuh level tertinggi sepanjang masa pada November 2021, saham Tesla mulai tertekan. Namun, sebagian besar  penurunan saham terjadi sejak Musk menyelesaikan pengambilalihan Twitter. Adapun Elon Musk juga menjabat sebagai CEO di perusahaan tersebut pada Oktober 2022.

Pergeseran besar juga terjadi di Tesla yang mengembalikan harapan perusahaan akan meningkatkan produksi 50 persen. Investor dan analis sejak itu menunjukkan kekhawatiran yang berkembang kalau Twitter menghilangkan fokus Musk pada Tesla dengan tweetnya yang dipolitisasi juga merugikan merek pembuat kendaraan listrik.


Penutupan Wall Street pada 30 Desember 2022

Dalam file foto 11 Mei 2007 ini, tanda Wall Street dipasang di dekat fasad terbungkus bendera dari Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street tergelincir pada perdagangan Jumat, 30 Desember 2022. Wall street mengakhir perdagangan terakhir 2022 dengan catatan terburuk sejak 2008.

Pada penutupan perdagangan terakhi 2022, indeks acuan di wall street kompak tertekan. Indeks Dow Jones merosot 73,55 poin atau 0,22 persen ke posisi 33.147,25. Indeks S&P 500 turun 0,25 persen menjadi 3.839,50. Indeks Nasdaq terpangkas 0,11 persen menjadi 10.466,88.

Pada perdagangan Jumat, 30 Desember 2022 merupakan hari terakhir perdagangan dan memukuk saham. Rata-rata tiga indeks acuan di wall street alami tahun terburuk sejak 2008 dan mengakhiri penguatan beruntun dalam tiga tahun.

Pada 2022, indeks Dow Jones masih bernasib baik. Indeks Dow Jones turun sekitar 8,8 persen. Namun, indeks S&P 500 merosot 19,4 persen, dan turun lebih dari 20 persen di bawah rekor tertinggi. Indeks Nasdaq anjlok 33,1 persen.

Inflasi yang kaku dan kenaikan suku bunga yang agresif dari bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve memukul pertumbuhan dan saham teknologi. Bahkan membebani investor sepanjang tahun. Kekhawatiran geopolitik dan data ekonomi yang fluktuatif juga membuat pasar gelisah.

 


Selanjutnya

Ekspresi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

“Kami memiliki segalanya mulai dari masalah COVID-19 di China hingga invasi ke Ukraina. Mereka semua sangat serius. Tetapi bagi investor, itulah yang dilakukan Fed,” ujar Direktur UBS, Art Cashin seperti dikutip dari laman CNBC, Sabtu (31/12/2022).

Saat beralih tahun, sejumlah investor berpikir rasa sakitnya masih jauh dari selesai. Investor memprediksi bear market atau pasar yang melemah hingga resesi melanda dan the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS berputar. Beberapa juga memproyeksikan saham akan mencapai posisi terendah baru sebelum rebound atau memantul menguat pada semester II 2023.

“Saya ingin sekali membertahu Anda, ini akan menjadi seperti Wizard od Oz dan semuanya akan menjadi warna yang mulia dalam satu atau dua saat. Saya pikir kita mungkin mengalami kuartal pertama yang bergelombang dan bergantung pada the Fed, itu mungkin bertahan sedikit lebih lama dari itu,” ujar Cashin.


Kinerja Wall Street pada 2022

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Terlepas dari penurunan tahunan, indeks Dow Jones dan S&P 500 berhasil mematahkan koreksi dalam tiga bulan terakhir tahun ini. Nasdaq yang didominasi saham Apple, Tesla dan Microsfot melalui kuartal IV dengan koreksi berturut-turut untuk pertama kalinya sejak 2001. Namun, rata-rata tiga indeks acuan melemah pada Desember 2022.

Di indeks S&P 500, sektor jasa komunikasi mencatat performa terburuk pada 2022. Sektor saham tersebut anjlok lebih dari 40 persen. Diikuti sektor konsumsi. Sektor saham energi mencatat penguatan terbesar dengan melonjak 59 persen.

Tren pasar saham meski menurun pada 2022, saham penerbangan dan melonjak pada 2022. Hal ini seiring perjalanan komersial yang pulih dan ketegangan geopolitik yang meningkat. Pada perdagangan Jumat siang, sektor saham industri di indeks S&P 500 naik hampir 15 persen pada 2022 dan 24 persen pada kuartal IV 2022. Saham terbaik adalah Northrop Grumman. Saham melonjak lebih dari 40 persen pada 2022 dan sekitar 15,5 persen pada kuartal IV 2022.

Lockheed Martin dan Howmet Aerospace mengikuti dengan masing-masing naik 36 persen dan 23 persen pada 2022. Pada kuartal tersebut, saham Boeing bernasib baik dengan melonjak lebih dari 56 persen. Saham Howmet dan Lockheed masing-masing naik sekitar 27 persen dan 25 persen pada kuartal ini. Hanya empat saham yang alami kerugian pada 2022 termasuk Boeing. Saham Textron saham dengan kinerja terburuk turun 8,7 persen.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya