Dadung Awuk, Dramatari yang Fleksibel dari Yogyakarta

Sama seperti pementasan teater pada umumnya, Dadung Awuk biasanya dipentaskan di berbagai ruang pertunjukan, seperti halaman rumah, lapangan, pendopo, maupun panggung-panggung semi permanen.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 01 Jan 2023, 19:00 WIB
Tugu Pal Putih, salah satu ikon Yogyakarta. Foto: (Yanuar H/Liputan6.com)

Liputan6.com, Yogyakarta - Dadung Awuk merupakan salah satu bentuk seni teater rakyat yang tumbuh dan berkembang di Yogyakarta. Kesenian ini berbentuk dramatari, yaitu seni pertunjukan yang memadukan lakon, drama, tari, dan iringan musik.

Mengutip dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, Dadung Awuk sebenarnya merupakan perkembangan dari teater rakyat srandul. Srandul umumnya mementaskan lakon-lakon yang bersumber dari Serat Manak, Cerita Panji, legenda, dan dongeng.

Sementara pada Dadung Awuk, srandul berkembang menjadi pertunjukan yang khusus memainkan kisah lakon-lakon tentang tokoh yang bernama Dadung Awuk. Kemunculan seni teater Dadung Awuk diduga karena banyaknya komunitas yang suka mementaskan lakon tersebut.

Sama seperti pementasan teater pada umumnya, Dadung Awuk biasanya dipentaskan di berbagai ruang pertunjukan, seperti halaman rumah, lapangan, pendopo, maupun panggung-panggung semi permanen. Pertunjukan ini diawali dengan memainkan alat musik untuk menarik perhatian penonton.

Ketika para penonton sudah berkumpul, musik pembuka pun dimainkan. Dengan demikian, seorang dalang atau tukang cerita akan langsung mulai membuka pertunjukan.

Selanjutnya para penari akan keluar dan masuk ke arena panggung dengan tarian sederhana. Mereka mengenakan kostum sederhana dan menghadirkan tokoh-tokoh dari kalangan kerajaan.

Kostum yang digunakan menggambarkan peran tokoh-tokoh tersebut, seperti raja, pangeran, putri, panglima, dan prajurit. Namun, kostum yang digunakan dalam Dadung Awuk tidak memiliki pakem tertentu.

Misalnya, tokoh raja bisa saja mengenakan irah-irahan dan pakaian yang cukup menggambarkan seorang raja. Dalam arti lain, para pemain dan seniman yang terlibat dalam pementasan Dadung Awuk memiliki kebebasan berekspresi dalam setiap pertunjukannya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Teater Rakyat

Dadung Awuk tumbuh dan berkembang sebagai salah satu teater rakyat yang memiliki fungsi utama sebagai hiburan. Fungsi lain yang tak kalah penting adalah sebagai media perekat nilai-nilai sosial dalam masyarakat.

Selain itu, Dadung Awuk juga berfungsi sebagai sistem kontrol sosial dan media penerangan yang efektif bagi masyarakat. Sebagai seni pertunjukan yang bersifat fleksibel, Dadung Awuk sesungguhnya mampu mengakomodasi perkembangan zaman tanpa harus menghilangkan nilai-nilai tradisi yang melekat.

Saat ini, dramatari rakyat Dadung Awuk di Yogyakarta memang terancam punah. Salah satu grup kesenian Dadung Awuk yang masih bertahan adalah Dadung Awuk Mudatama yang terdapat di Tegalrejo, Tamanmartani, Sleman, Yogyakarta.

Dengan berbagai keterbatasannya, Dadung Awuk Mudatama mencoba bertahan hidup. Dadung Awuk Mudatama pun hanya menggelar pertunjukan jika ada pihak-pihak tertentu yang memberi kesempatan pentas atau pada saat peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

(Resla Aknaita Chak)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya