Liputan6.com, Jakarta - Tahun bersalin, 2022 telah lewat berganti 2023. Doa dan harapan agar lebih baik menjadi semangat memasuki tahun baru. Agenda perbaikan dan peningkatan ke depan langsung dirancang dengan berpijak pada masa sebelumnya.
Menengok ke belakang seraya menatap ke depan menjadi pola pada umumnya setiap masuk Januari tahun baru. Bagaikan Janus, salah satu dewa dalam kepercayaan Romawi, yang memiliki dua muka untuk melihat ke belakang dan ke depan.
Advertisement
Tahun sebelumnya, 2022, adalah momen kebangkitan dari masa krisis seiring hantaman Covid-19. Pandemi relatif melandai, kehidupan berangsur normal.
Pemerintah ngegas langkah kebangkitan. Peringatan kemerdekaan RI pada 2022 pun bertema 'Pulih Lebih Cepat Bangkit Lebih Kuat'.
Semangat itu kian dipertegas ketika pemerintah mencabut aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), lockdown rasa Indonesia, yang sebelumnya diberlakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Pelonggaran ini bertujuan untuk mengakselerasi perekonomian yang sempat melambat. Seiring peningkatan mobilitas, ekonomi niscaya lebih cepat menggeliat. Trade follow the ship.
Pesan itu yang terbaca sepanjang 2022: badai pandemi mereda, mari bekerja lagi dengan lebih semangat. Masa muram dua tahun lebih sudah lewat, sambut hari-hari selanjutnya dengan gembira layaknya berpesta.
Maka, pada momen sakral upacara peringatan kemerdekaan di istana pun ada selipan aksi joget-joget bersama. "Wong koyo ngene kok dibanding-bandingke..."
Liputan6.com mendukung semangat dan langkah kebangkitan ini. Terlebih tren positif sudah terlihat sehingga harus dirawat dan dikembangkan.
Laporan tim kami di segenap daerah Indonesia menunjukkan tren tersebut. Pelaku usaha makin intensif, pariwisata dan industri turunannya kembali bergairah.
Namun, langkah kebangkitan ini tidak mudah dan instan. Beragam tantangan menghadang di depan, termasuk tantangan dari dalam.
Beragam peristiwa tragis yang sudah masuk kategori tragedi pada 2022 menyiratkan tantangan tersebut.
Salah satunya Tragedi Kanjuruhan. Sebuah acara olah raga yang berujung insiden hingga jatuh 100 lebih korban jiwa.
Tragedi ini jelas imbas manajemen publik yang kacau. Bukan kah hal semacam merupakan tantangan bagi penyelenggaraan negara?
Ada juga tragedi di mana seorang petinggi lembaga penegak hukum melanggar bahkan melawan hukum yang seharusnya dijaganya. Pelanggaran hukum oleh pemegang kekuasaan apa pun bentuknya di berbagai sektor jelas menjadi tantangan serius.
Masih terkait tragedi, ada juga tantangan yang sifatnya alamiah. Letusan gunung dan gempa pemicu longsor menimbulkan banyak korban dari saudara-saudara kita.
Tantangan alam semacam ini tak lepas dari posisi geografis Indonesia yang memang berada di jalur rawan bencana. Ini menjadi tantangan tersendiri bagaimana merancang dan melaksanakan kebijakan mitigasi di hari-hari ke depan.
Segala tantangan tentu tidak boleh membuat kita jerih. Tantangan memicu semangat dan inovasi. Tantangan lah yang membuat hidup lebih menarik. Semangat kebangkitan yang menggelora sejak tahun lalu selayaknya tak surut oleh tantangan yang ada.
Akhir kata, mari menyambut tahun baru dengan optimisme penuh, positif, gembira, dan pada akhirnya bangkit lebih kuat. Selamat Tahun Baru.