Liputan6.com, Jakarta - Meta sebagai perusahaan induk Facebook dilaporkan telah mengakuisisi startup asal Belanda bernama Luxexcel. Informasi ini pertama kali ini dilaporkan oleh media Belgia De Tijd.
Dikutip dari TechCrunch, Minggu (1/1/2023), Luxexcel meruapkan startup yang bergerak di bidang smart eyewear. Meski Meta sudah memastikan akuisisi ini, nilai kesepakatan tersebut tidak diungkap.
Advertisement
Sebagai informasi, Luxexcel yang didirikan pada 2009 awalnya merupakan perusahaan yang memanfaatkan metode 3D printing untuk membuat lensa resep di kacamata.
Lalu baru-baru ini, perusahaan mulai fokus mengembangkan lensa pintar yang dapat dicetak dengan teknologi terintegrasi seperti layar LFC dan film holografik.
"Kami bersemangat tim Luxexcel telah bergabung dengan Meta, memperdalam kemitraan yang ada di antara dua perusahaan," tutur juru bicara Meta mengenai akusisi ini.
Meski tidak diungkapkan secara detail kolaborasi yang akan dilakukan dua perusahaan, ada rumor yang menyebut Meta dan Luxexcel telah bekerja sama untuk mengerjakan Project Aria sebuah inisiatif riset untuk pengembangan perangkat augmented reality (AR).
Oleh sebab itu, sejumlah analis menyebut akusisi Luxexcel oleh Meta kemungkinkan dilakukan untuk meningkatkan teknologi perusahaan dalam membuat kacamata AR dengan dengan resep. Rencana ini sendiri sempat dikabarkan akan digarap oleh Reality Labs sebagai bagian Meta.
Meta sendiri memang diketahui tengah berambisi mengembangkan AR sebagai bagian dari upayanya membangun metaverse. Bahkan, perusahaan ini pun tidak menutup mata bahwa upaya ini akan membawa kerugian.
Sebelumnya, Reality Labs, divisi proyek realitas virtual Meta, tercatat kehilangan USD 3,7 miliar pada kuartal tiga (Q3) tahun 2022, naik dari kerugian USD 2,6 milari tahun lalu dan USD 2,8 miliar di kuartal terakhir.
Meta Rela Rugi Besar Demi Wujudkan Metaverse
Kepala keuangan Meta pun menyebut, tren ini mungkin tidak akan bisa berbalik dalam waktu dekat.
"Kami mengantisipasi bahwa kerugian operasional Reality Labs pada tahun 2023 akan tumbuh secara signifikan dari tahun ke tahun," kata CFO Dave Whener, seperti mengutip Engadget, Kamis (27/10/2022).
Investasi Meta di Reality Labs benar-benar mahal bagi perusahaan. Di awal tahun ini, mereka melaporkan kehilangan USD 10 miliar untuk Reality di tahun 2021.
Namun, CEO Mark Zuckerberg mengatakan, investasi dalam "platform komputasi tingkat lanjut" akan tetap menjadi prioritas utama mereka.
"Ini adalah usaha besar dan seringkali membutuhkan beberapa versi dari setiap produk sebelum menjadi mainstream," kata pendiri Facebook itu.
"Tapi saya pikir pekerjaan kita di sini akan jadi sejarah penting dan menciptakan fondasi untuk cara yang sama sekali baru di mana kita akan berinteraksi satu sama lain dan memadukan teknologi dalam kehidupan kita," kata CEO Meta itu.
Advertisement
Optimistis Bakal Membuahkan Hasil
Namun, Zuckerberg juga mengklaim investasi besar-besaran Meta di metaverse bakal membuahkan hasil.
Investor sendiri disebutkan tetap skeptis terhadap penekanan Zuckerberg dengan metaverse, dengan salah satu pemegang saham besar mengatakan di awal pekan ini bahwa perusahaan telah "kehilangan kepercayaan investor."
Skeptisisme ini juga hadir dalam panggilan pendapatan kuartal ketiga Meta dengan para analis.
"Ada perbedaan antara sesuatu yang eksperimental dan tidak tahu bagaimana sesuatu akan berakhir baik akhirnya," kata Zuckerberg menjawab keraguan dan pertanyaan para analis.
"Pekerjaan metaverse adalah serangkaian upaya jangka panjang yang sedang kami kerjakan. Tapi, saya tidak tahu, saya pikir itu akan berhasil juga," imbuhnya.
Di saat yang sama, Zuckerberg juga memperingatkan perusahaan mungkin saja menghadapi tantangan pendapatan jangka pendek.
Meta melaporkan pendapatan USD 28 miliar untuk kuartal tersebut, yang sejalan dengan ekspektasi analis. Namun menurut Zuckerberg, ini masih tertinggal di posisi seharusnya.
Memangkas Perekrutan
Zuckerberg pun mengonfirmasi perusahaan akan memangkas perekrutan terkait dengan pertumbuhan pendapatan yang melambat. Dia mengatakan, beberapa tim akan tumbuh namun sebagian besar tim lain akan tetap datar atau menyusut selama tahun depan.
"Secara keseluruhan, kita berharap untuk mengakhiri 2023 sebagai organisasi yang kira-kira sama atau bahkan sedikit lebih kecil dari saat ini," kata Zuckerberg.
Lebih lanjut, aplikasi Meta lainnya dilaporkan terus berkembang dengan Instagram memiliki dua miliar pengguna aktif bulanan, sementara WhatsApp memiliki dua miliar pengguna aktif harian.
Zuckerberg juga mengungkapkan keinginannya untuk mengubah layanan perusahaan, menjadi lebih dari sekadar "mesin penemu", dimana feed pengguna akan lebih didorong oleh rekomendasi.
Dia mengklaim, hal ini bisa membantu perusahaan untuk bersaing lebih baik dengan TikTok.
(Dam/Isk)
Advertisement