Pengusaha Wisata Bahari di Garut Gigit Jari Gara-Gara Imbauan Cuaca Buruk

Musim libur Natal dan Tahun Baru 2023 tidak membuat pengelola wisata bahari dan pegunungan di Garut, Jawa Barat, ketiban cuan.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 03 Jan 2023, 02:00 WIB
Bupati Garut Rudy Gunawan memberikan penjelasan kepada wartawan mengenai kondisi akhir tahun termasuk seretnya kunjungan di kawasan wisata pantai dan pegunungan di Garut. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Musim libur Natal dan Tahun Baru 2023 tidak membuat pengelola wisata bahari dan pegunungan di Garut, Jawa Barat, ketiban cuan. Rata-rata sektor wisata di dua area itu, justru gigit jari akibat minimnya kunjungan.

“Kalau di selatan situasinya sangat sepi ya, dan memang kita mengimbau juga bahwa yang masuk ke Santolo juga kita dikasih warning lah supaya tidak berenang, kalau renang (di pantai) itu tidak boleh kita sudah tutup,” ujar Bupati Garut Rudy Gunawan.

Tidak hanya di area wisata laut, kondisi serupa ditemukan untuk wisata gunung. Kawasan Papandayan yang selama ini menjadi magnet warga juga ikut terganggu. Warga lebih memilih menghabiskan pergantian tahun di kawasan perkotaan.

Namun kondisi itu menjadi berkah bagi kawasan wisata Situ Bagendit di Kecamatan Banyuresmi, berada tak jauh dari kawasan kota, membuat area wisata itu menjadi buruan warga saat liburan Tahun Baru 2023.

Sebelumnya, imbauan Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) mengenai status merah kebencanaan bagi Garut dan beberapa daerah lainnya di Jawa Barat, membuat pemerintah daerah (Pemda) Garut, pasrah.   

“Saya tahu dan berat hati momen ini seharusnya pelaku usaha meraup untung, namun imbauan ini harus dikeluarkan untuk menghindari korban,” ujar Rudy.

Kondisi itu berlaku sejak imbauan BMKG dikeluarkan menjelang akhir tahun hingga beberapa hari setelah Tahun Baru 2023 berlangsung.

“Karena Garut juga dalam kondisi yang awas (statusnya) merah (yaitu) Garut, Cianjur, Sukabumi, dalam keadaan kondisi merah,” kata dia.

Akibat kebijakan itu, pengusaha hotel dan restoran di Garut menjerit karena minimnya okupansi atau tingkat hunian hotel pada liburan Natal dan Tahun Baru kali ini.

“Kunjungan hotel sampai hari ini baru 15 persen,” ujar Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Garut, Deden Rohim.

Pengumuman ancaman cuaca buruk yang disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), beberapa waktu lalu, membuat pengunjung resah. Tak ayal, kondisi membuat tingkat hunian hotel pada liburan nataru kali ini menukik tajam, untuk mendatangi kawasan wisata di Garut.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya