Jobubu Jarum Patok Harga IPO Rp 220 per Saham, Masa Penawaran Mulai Hari Ini 2 Januari 2023

PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk menawarkan saham perdana 800 juta saham baru yang merupakan saham biasa dengan nilai nominal Rp 10 per saham.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 02 Jan 2023, 10:21 WIB
Layar komputer menunjukkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk, perusahaan bergerak di industri minuman beralkohol hasil destilasi menetapkan harga penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) senilai Rp 220.

Mengutip laman e-ipo, Senin (2/1/2023), PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk menawarkan saham perdana 800 juta saham baru yang merupakan saham biasa dengan nilai nominal Rp 10 per saham. Jumlah saham yang ditawarkan dalam rangka IPO tersebut maksimal 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.

Dalam IPO tersebut, perseroan menetapkan harga senilai Rp 220 per saham. Dengan demikian, total dana yang akan diraup sebesar Rp 176 miliar.

Dana IPO antara lain sekitar 5,36 persen atau sekitar Rp 9,25 miliar untuk belanja barang modal berupa tanah, sekitar 6,23 persen atau sekitar Rp 10,74 miliar untuk pembangunan fasilitas produksi dan sisanya digunakan untuk modal kerja perseroan guna mendukung kegiatan usaha perseroan.

Dalam IPO ini, perseroan telah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek PT UOB Kay Hian Sekuritas. Adapun penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek menjamin dengan kesanggupan penuh atau full commitmen terhadap penawaran umum perseroan.

Hingga September 2022, perseroan mencatat penjualan bersih sebesar Rp 37,08 miliar. Penjualan naik 68,43 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 22,01 miliar. Beban pokok penjualan naik 52,67 persen menjadi Rp 14,30 miliar hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 9,36 miliar.

Dengan demikian, laba bruto bertambah 80,1 persen menjadi Rp 22,78 miliar hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 12,64 miliar. Perseroan membukukan laba periode berjalan sebesar Rp 11,05 miliar hingga September 2022. Laba perseroan naik 59,9 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 6,91 miliar.

Total ekuitas tercatat Rp 46,07 miliar hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 34,99 miliar. Sementara itu, total liabilitas tercatat Rp 15,19 miliar hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 13,77 miliar. Perseroan mencatat aset Rp 61,27 miliar hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp48,77 miliar. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 219,83 juta hingga September 2022.

Berikut jadwal:

-Tanggal Efektif : 29 Desember 2022

-Masa Penawaran Umum : 2 – 4 Januari 2023

-Tanggal Penjatahan : 4 Januari 2023

-Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik : 5 Januari 2023

-Tanggal Pencatatan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) : 6 Januari 2023

 

 


BEI Sebut Jumlah IPO Tahun Ini Tertinggi Sejak 1992

Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan, jumlah penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) pada 2022 tertinggi sejak 1992.

Direktur Utama BEI Iman Rachman menuturkan, perusahaan tercatat sepanjang 2022 merupakan jumlah IPO tertinggi di BEI sejak 1992, dan merupakan pertumbuhan tertinggi di kawasan ASEAN dalam lima tahun terakhir.

"59 perusahaan tercatat sepanjang 2022 atau merupakan jumlah IPO tertinggi sejak swastanisasi BEI di tahun 1992," kata Iman dalam Peresmian Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia, Jumat (30/12/2022).

BEI juga menyampaikan, sepanjang tahun ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bergerak di zona positif. Berdasarkan data BEI, secara year to date (ytd), IHSG tumbuh 4,09 persen ke posisi 6.850,62 pada penutupan perdagangan 30 Desember 2022.

Iman menuturkan, pertumbuhan nilai kapitalisasi pasar yang meningkat lebih dari 15 persen atau atau setara dengan USD 600 miliar.

"Keyakinan investasi juga masih terjaga, tercermin dari aktivitas perdagangan sepanjang tahun ini, khususnya nilai transaksi perdagangan yang bertumbuh sebesar 10 persen dari tahun sebelumnya," kata Iman.

Iman menuturkan, pertumbuhan pesat ini tak terlepas dari kebijakan tepat yang diambil pemerintah Indonesia, Bank Indonesia (BI), serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam meredam dampak ketidakstabilan global.

"Dapat kita ikuti, diantara bursa Asean dan beberapa global, kita masih mencatatkan pertumbuhan dari sisi nilai kapitalisasi pasar, rerata nilai transkasi harian serta pencatatan saham," kata dia.

Dia menyebutkan, pihaknya optimistis terkait perusahaan yang melakukan IPO pada 2022. Ia juga mengapresiasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maupun stakeholder pasar modal yang telah membantu bursa untuk memfasilitasi 59 perusahaan tercatat sepanjang 2022.

 


OJK: 64 Perusahaan Antre Himpun Dana di Pasar Modal, Ada IPO Jumbo pada 2023

Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan terdapat penawaran umum perdana saham (initial public offering/ IPO) bernilai lebih dari Rp1 triliun di bursa pada 2023.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi menuturkan, IPO di atas Rp1 triliun masih dalam proses dan ada di pipeline OJK. Kemungkinan, IPO tersebut masuknya tahun depan.

"Tidak hanya satu, masih dalam proses dan pipeline. Kapan akan masuknya, Insya Allah masuk pada tahun depan," kata Inarno dalam Konferensi Pers Akhir Tahun 2022, ditulis Jumat (30/12/2022).

Inarno menuturkan, rencana tersebut masih bergantung dengan calon emiten, kondisi pasar dan lainnya.

"Tentunya tergantung daripada emitennya juga, pasarnya juga dan tentunya masih banyak kemungkinan yang terjadi," kata dia.

Dia menyebutkan, terdapat 64 calon emiten yang berada di pipeline OJK pada 2023.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan, penggalangan dana di pasar modal sudah mencapai Rp 226,49 triliun hingga 30 November 2022. Saat ini juga masih ada pipeline sejumlah 91 perusahaan dengan nilai Rp 96,2 triliun. 

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi mengatakan, untuk penggalangan dana di pasar modal mencapai Rp 226 triliun hingga akhir November 2022.

"Untuk yang fundrise, saat ini kita sudah mencapai Rp 226 triliun sampai dengan 30 November 2022 dan saat ini pun itu masih ada pipeline sejumlah 91 perusahaan dengan nilai sampai saat ini Rp 96,2 triliun,” kata Inarno dalam RDK OJK, Selasa, 6 Desember 2022.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya