Sri Mulyani: 2022 adalah Tahun yang Brutal dan 2023 Adalah Tahun Ujian

Sri Mulyani mengungkapkan, tahun 2022 merupakan tahun yang brutal bagi pasar modal dunia. Hal ini terlihat dari hilangnya kapitalisasi pasar sebesar USD 30 triliun selama tahun kemarin.

oleh Tira Santia diperbarui 02 Jan 2023, 10:00 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan sambutan saat penutupan perdagangan Pasar Modal Indonesia Tahun 2019 di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, kondisi ekonomi dunia termasuk di Indonesia selama 2022 sangat menantang. Terutama kondisi pasar modal yang mengalami keterpurukan yang sangat dalam.

Sri Mulyani mengungkapkan, tahun 2022 merupakan tahun yang brutal bagi pasar modal dunia. Hal ini terlihat dari hilangnya kapitalisasi pasar sebesar USD 30 triliun selama tahun kemarin.

"Tahun 2022 adalah tahun yang sangat brutal. Lebih dari USD 30 triluun kapilatlisasi hilang pada tahun 2022," jelas Sri Mulyani dalam eresmian Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2023, Senin (2/1/2023).

Hal ini membuat investor global tidak menciptakan nilai tetapi justru kebalikannya kehilangan nilai.

Namun, dengan landasan yang baik yang telah ditorehkan oleh Bursa Saham Indonesia di 2022, Sri Mulyani cukup optimistis melihat prospek di 2023.

Bursa Saham Indonesia sangat tangguh menghadapi tantangan yang sangat tidak mudah. Ini akan menjadi bekal yang mantap dalam memasuki tahun 2023 atau menghadapi tahun ini.

Akutabilitas dan kredibilitas pasar keuangan Indonesia termasuk pasar modal akan ditopang dengan pelaksanaan UU P2SK yang telah ditetapkan. Sri Mulyani akan bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk menjalankan secara konsisten dan membangun fondasi yang kuat di sektor keuangan.

"Ini adalah tugas yang tidak mudah namun harus dilakukan. Ini juga tugas untuk menggapai potensi capital market sangat besar di indonesia," jelas Sri Mulyani.

Ia juga mengatakan, tahun 2023 merupakan tahun ujian. Hal ini karena pemerintah harus menghadapi berbagai tantangan yang ada.

Tantangan tersebut adalah mengenalikan inflasi, mencegah resesi dan meningkatkan pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.


Intip Kinerja Bursa Saham Terbaik dan Terburuk di Dunia pada 2022

Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bursa saham Brasil menjadi salah satu bursa yang berkinerja terbaik pada 2022. Indeks Ibovespa Brasil, telah menguat 4,7 persen.

Kepala investasi UBS untuk pasar negara berkembang Alejo Czerwonko mengatakan dalam catatan September, berharap indeks akan melanjutkan performa terbaiknya pada tahun mendatang.

“Saham Brasil harus mendapatkan keuntungan dari harga komoditas yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, valuasi yang sangat menarik yang tidak mencerminkan kondisi ekonomi makro dan kerentanan yang relatif rendah terhadap likuiditas global yang lebih ketat,” kata Czerwonko dikutip dari Benzynga, Minggu (1/1/2023).

Brasil juga menyisihkan beberapa pasar di Asia dalam merebut mahkota sebagai bursa dengan performa terbaik. Sensex India yang memiliki 30 saham menutup tahun ini dengan kenaikan 4,44 persen.

Indeks Harga Saham Gabungan Indonesia (IHSG) dan Indeks Singapore Straits Times berada di belakangnya dengan kenaikan masing-masing sebesar 4,09 persen dan 4,02 persen.

Bursa Asia Selatan dan Tenggara diuntungkan karena pandemi COVID-19 mereda dan kebangkitan pariwisata mendukung pendapatan perusahaan. Laporan Bloomberg mengungkapkan. Inflasi yang relatif jinak telah membantu mengimbangi dampak dolar yang lebih kuat.

Selain itu, rata-rata pasar saham Rusia dan Kospi Korea Selatan adalah indeks dengan kinerja terburuk di antara negara-negara G20.

Rusia mengalami tahun yang mengerikan tidak mengejutkan. Indeks MOEX Rusia telah turun sekitar 43 persen pada penutupan perdagangan 2022.

Pasar saham domestik ditutup sekitar sebulan setelah harga anjlok sebagai dampak atas invasi Rusia ke Ukraina. Data resmi yang dirilis dari Rusia pada November menunjukkan ekonomi jatuh ke dalam resesi, turun 4 persen dari tahun ke tahun di kuartal ketiga.

 


Penutupan Bursa Saham Asia pada 2022

Layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan terakhir 2022 setelah wall street menghijau. Indeks Hang Seng Hong Kong bertambah 0,52 persen.

Di China, indeks Shanghai naik 0,6 persen ke posisi 3.092,6. Indeks Shenzhen mendaki 0,27 persen ke posisi 11.025,28. Indeks ASX 200 menguat 0,26 persen ke posisi 7.038,7. Di Jepang, indeks Nikkei 225 mendatar di posisi 26.094,5. Yen Jepang menguat ke posisi 132,42 terhadap dolar AS.

Bursa saham Korea Selatan libur tahun baru dan dijadwalkan buka perdagangan pada 2 Januari 2022, dan dua jam lebih lambat dari pembukaan perdagangan.

Adapun di Amerika Serikat, pengajuan pengangguran meningkat pekan lalu, berdasarkan data Departeman Tenaga Kerja. Rata-rata indeks acuan di wall street masih menuju tahun terburuk sejak 2008.


Penutupan Wall Street 30 Desember 2022

Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas Indonesia, Jakarta, Senin (27/7/2020). Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,66% atau 33,67 poin ke level 5.116,66 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street tergelincir pada perdagangan Jumat, 30 Desember 2022. Wall street mengakhir perdagangan terakhir 2022 dengan catatan terburuk sejak 2008.

Pada penutupan perdagangan terakhir 2022, indeks acuan di wall street kompak tertekan. Indeks Dow Jones merosot 73,55 poin atau 0,22 persen ke posisi 33.147,25. Indeks S&P 500 turun 0,25 persen menjadi 3.839,50. Indeks Nasdaq terpangkas 0,11 persen menjadi 10.466,88.

Pada perdagangan Jumat, 30 Desember 2022 merupakan hari terakhir perdagangan dan memukuk saham. Rata-rata tiga indeks acuan di wall street alami tahun terburuk sejak 2008 dan mengakhiri penguatan beruntun dalam tiga tahun.

Pada 2022, indeks Dow Jones masih bernasib baik. Indeks Dow Jones turun sekitar 8,8 persen. Namun, indeks S&P 500 merosot 19,4 persen, dan turun lebih dari 20 persen di bawah rekor tertinggi. Indeks Nasdaq anjlok 33,1 persen.

Inflasi yang kaku dan kenaikan suku bunga yang agresif dari bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve memukul pertumbuhan dan saham teknologi. Bahkan membebani investor sepanjang tahun. Kekhawatiran geopolitik dan data ekonomi yang fluktuatif juga membuat pasar gelisah.

"Kami memiliki segalanya mulai dari masalah COVID-19 di China hingga invasi ke Ukraina. Mereka semua sangat serius. Tetapi bagi investor, itulah yang dilakukan Fed,” ujar Direktur UBS, Art Cashin seperti dikutip dari laman CNBC, Sabtu (31/12/2022).

Saat beralih tahun, sejumlah investor berpikir rasa sakitnya masih jauh dari selesai. Investor memprediksi bear market atau pasar yang melemah hingga resesi melanda dan the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS berputar. Beberapa juga memproyeksikan saham akan mencapai posisi terendah baru sebelum rebound atau memantul menguat pada semester II 2023.

Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya