Liputan6.com, Jakarta - Industri jasa pengiriman via kargo, ternyata sudah lebih dulu menggeliat di masa pandemi COVID-19. Setidaknya, pada masa Natal 2022 dan Tahun Baru 2023, industri kargo di kawasan Bandara Internasional Soekarno Hatta melayani dari 1.839.080 Kg.
"Puncaknya itu terjadi pada H-2 sebelum Natal 2022, atau pada 23 Desember. Di Bandara Soekarno Hatta saja, melayani kargo 1.839.080 Kg," ungkap President Director PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, seperti ditulis, Senin (2/1/2023).
Advertisement
Lalu, bila diakumulasi 20 bandara yang dikelola PT Angkasa Pura II, pada hari yang sama puncak angkutan liburan Nataru 2022, ternyata pengangkutan kargonya juga sangat banyak. Yakni mencapai 2.579.931 Kg kargo yang dilayani.
Jumlah tersebut, menurut Awaluddin, menunjukan angka yang baik. Pasalnya, industri kargo dinilai lebih dulu bergeliat saat pandemi COVID-19.
"Kargo sudah dirasa peningkatannya di tahun 2021, saat itu recovery sudah terjadi. Sehingga di tahun 2022, dia tumbuh jumlah dan volumenya, dan saya rasa angka ini bisa terus berkembang di 2023," tutur Awaluddin.
Sebab menurutnya, pelayanan lebih dari 2 juta kilogram kargo tersebut belum maksimal jumlah dan volumenya yang bisa dilayani oleh PT Angkasa Pura II. Perusahaan masih bisa melayani 8 sampai 9 persen lagi dari jumlah tersebut, ketika pada masa puncaknya.
"Maksimal 10 persen," tambahnya.
Makanya, jangka panjang, perusahaan akan membangun Cargo Village di wilayah Bandara Internasional Soekarno Hatta di sebelah barat. Atau tepatnya berada dekat dengan pintu M1, akses masuk Bandara Soetta dari Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang.
Cuaca Ekstrem, 4 Penerbangan Menuju Bandara Soetta Dialihkan ke Palembang
Sebelumnya, aakibat cuaca ekstrem, pengelola Bandara Internasional Soekarno Hatta mencatatkan, terdapat 4 penerbangan yang terganggu pada hari ini, Minggu (1/1/2023).
"Ada 4 penerbangan yang menuju Bandara Soekarno Hatta harus dialihkan sampai jam 08.30 tadi pagi. Penerbangan harus dialihkan ke Palembang, jadi dari Bandara Denpasar ada dua penerbangan, kemudian dari Makassar satu penerbangan dan satu lagi dari Pekan Baru," tutur President Director PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, Minggu (1/1/2023).
Pengalihan cuaca ini disebabkan karena adanya cuaca buruk yang terjadi di atas langit Bandara Soekarno Hatta pada pagi tadi, hingga pukul 08.30 Wib. Sehingga, demi keselamatan penumpang, semua stakeholter seperti Otoritas Bandara, maskapai, Airnav, jadi sepakat untuk mengalihkan ke Palembang.
"Tadi pagi itu sekitar 2 jam sepakat untuk dialihkan ke Palembang. Ini untuk keselamatan penerbangan, jadi pada saat cuaca sudah mendukung, maka akan diterbangkan kembali ke Soetta," tutur Awaluddin.
Menurut Awaluddin, tidak hanya pada hari ini saja, cuaca ekstrem juga sempat membuat 14 penerbangan terganggu selama periode keberangkatan Nataru. Akibat gangguan cuaca tersebut, mayoritas penerbangan mengalami Return To Base (RTB) hingga divert atau dialihkan.
"Ada 14 irregularity bad weather atau cuaca buruk yang terjadi di 20 bandar udara milik Angkada Pura II. Ada macam catatan dari 14 gangguan itu, mulai dari RTB, sampai divert atau dialihkan ke bandara tertentu," katanya.
Advertisement
Tingkat OTP Masih Tinggi
Lagi-lagi, keputusan untuk melakukan RTB atau divert ini merupakan hasil kesepakatan pihak pengelola bandara, hingga stake holder terkait, mulai dari Airnav, BMKG, hingga pihak maskapai.
"Kita melihat keselamatan penerbangan juga, maka dari itu kita ambil keputusan untuk melakukan putar balik atau pengalihan penerbangan. Dimana, paling lama itu terjadi atau menunggu selama 2 jam," ujarnya.
Meski penerbangan mengalami gangguan karena cuaca buruk, Awaluddin menyebutkan, untuk On Time Performance atau OTP di 20 bandara udara sebesar 66 persen.
"OTP kita diatas 50 persen untuk keseluruhan bandara, sementara untuk di Bandara Seotta saja sebesar 78 persen," katanya.