Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan simbol dari kehadiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Sri Mulyani dalam peresmian pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia pada 2023.
Menurut Sri Mulyani, kehadiran Jokowi sebagai simbol bagi seluruh pihak untuk siap bekerja keras untuk mengawali 2023. Lantaran, ekonomi nasional akan dihadapkan sejumlah ujian pada tahun ini.
Advertisement
"Terima kasih atas kehadiran bapak (Presiden Jokowi) untuk hadir pada pagi hari ini sebagai simbol bagi kami semua untuk siap bekerja keras untuk mengawali tahun 2023 dengan arah yang sama yaitu menjadi yang resilient, optimis, dan waspada," kata Sri Mulyani dalam Peresmian Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2023, Senin (2/1/2023).
Sri mulyani menyebutkan, perlu adanya kewaspadaan dalam menghadapi perekonomian nasional.
"Namun kita InsyaAllah akan mencoba terus mencapai yang terbaik," kata dia.
Kewaspadaan tersebut melihat kondisi bursa saham global yang mengalami volatilitas secara brutal pada tahun lalu. Kondisi tersebut terjadi di berbagai bursa negara-negara maju.
"Seperti yang disampaikan oleh ketua DK OJK, tahun 2022 dalam semua berita pada tanggal 31 di bursa negara-negara maju disebutkan, tahun 2022 adalah tahun yang sangat brutal lebih dari USD 30 triliun kapitalisasi hilang pada tahun 2022, sehingga investor di global bukan create value, tapi losing value," kata dia.
Meski demikian, kondisi Indonesia terbilang lebih baik dalam menutup akhir 2022. Hal itu tercermin dari penutupan pasar modal Indonesia yang resilient.
"Bursa Efek Indonesia dan para pelaku bursa menutup tahun 2022 dengan sangat resilient dengan tantangan yang sungguh tidak mudah dan ini adalah bekal yang bagus untuk memasuki tahun 2023," ujar dia.
Kinerja Pasar Modal 2022
Sebelumnya mengutip keterangan tertulis BEI, ditulis Senin (1/1/2023), aktivitas pasar modal sepanjang 2022 bertumbuh positif. Pertumbuhan IHSG 4,09 persen year to date ke posisi 6.850,62 pada Jumat, 30 Desember 2022. Bahkan IHSG sempat menembus rekor baru, yakni pada level 7.318,016 pada 13 September 2022.
Sementara itu, kapitalisasi pasar saham pada 28 Desember 2022 mencapai Rp9.509 triliun atau naik 15,2 persen dibandingkan posisi akhir tahun 2021 yakni Rp8.256 triliun, dan juga sempat menembus rekor baru sebesar Rp9.600 triliun pada 27 Desember 2022.
Sementara itu, aktivitas perdagangan turut membukukan kenaikan yang signifikan dibandingkan akhir tahun lalu. Rata–rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) tercatat Rp14,7 triliun atau naik 10 persen dibandingkan posisi akhir tahun lalu yakni Rp13,4 triliun.Demikian mengutip dari keterangan tertulis, BEI.
Selanjutnya, frekuensi transaksi harian juga telah mencapai angka 1,31 juta kali transaksi atau naik 1,1 persen dibandingkan akhir tahun 2021 dan merupakan nilai tertinggi jika dibandingkan dengan Bursa di Kawasan ASEAN sepanjang empat tahun terakhir. Pertumbuhan juga tercermin pada rata – rata volume transaksi harian yang telah mencapai 23,9 miliar saham atau naik 16 persen dibandingkan akhir tahun lalu
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, hingga 28 Desember 2022, ada 59 perusahaan tercatat uang melakukan IPO dan mencatatkan saham di BEI. Total penghimpunan dana melalui IPO saham mencapai Rp 33,06 triliun pada 202. Adapun, 825 perusahaan telah mencatatkan saham di BEI.
Advertisement
Investor Pasar Modal Didominasi Domestik dan Generasi Muda
Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengungkapkan, Indonesia patut bersyukur di tengah gejolak dan ketidakpastian di banyak negara secara global, kinerja perekonomian Indonesia dan pasar modal pada 2022 justru bertahan dan cenderung menunjukkan kinerja yang sangat positif.
"Bahkan terbaik dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN dan Asia secara umum tercermin dari kinerja IHSG ditutup 4 persen meningkat dibandingkan tahun lalu,” ungkap Mahendra dalam acara peresmian pembukaan Bursa Efek Indonesia Peresmian Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia 2023, Senin (2/1/2023).
Aktivitas perdagangan pada 2022 juga mengalami kenaikan signifikan frekuensi transaksi harian mencapai 1,31 juta kali yang terbesar kapitalisasi pasar tertinggi mencapai angka Rp 9.500 triliun atau USD 600 miliar, artinya 50 persen terhadap PDB Indonesia.
Mahendra turut mengungkapkan sepanjang 2022 terdapat 59 pencatatan saham baru (IPO). Sedangkan jumlah investor pasar modal di Indonesia meningkat mencapai 10,3 juta yang artinya 10 kali lipat atau 1000 persen dalam 5 tahun terakhir sejak 2017.
“Menarik lagi adalah didominasi oleh investor domestik yang sudah mencapai 55 persen dari seluruh investor dan kalau dihitung yang generasi milenial dan generasi Z atau Zilenial gabungannya adalah 58,7 persen,” ujar Mahendra.
Kondisi Bursa Eropa
Jika dibandingkan dengan Eropa, kondisi bursa Eropa jauh berbeda dengan kondisi bursa Indonesia. Mengutip pemberitaan media keuangan internasional, Mahendra mengatakan pasar Eropa mengalami kondisi brutal karena disebabkan oleh perang di Ukraina yang tinggi dan kebijakan moneter yang ketat.
“Kenapa dianggap brutal, karena ternyata European Stoxx 600 indeks turun 12 persen yang artinya terjelek sejak tahun 2018, yang artinya lagi adalah bahkan lebih jelek dari saat pandemi 2020-2021,” jelas Mahendra.
Mahendra menambahkan, Eropa pada tahun baru ini masuk ke kelesuan yang berat. Di sisi lain, Bank Sentral Inggris mengatakan ekonomi Inggris akan masuk terhadap apa yang disalahkan sebagai proses resesi berkepanjangan.
Advertisement