OJK: Kapitalisasi Pasar Modal Indonesia terhadap PDB Masih Tertinggal dari Negara ASEAN Lainnya

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menuturkan, kapitalisasi pasar modal Indonesia mencapai 50 persen dari PDB.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 02 Jan 2023, 12:29 WIB
Ketua DK OJK, Mahendra Siregar beri sambutan saat pembukaan perdagangan perdana 2023 di BEI, Senin (2/1/2023) (Foto: tangkapan layar/Agustina M)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar memaparkan kapitalisasi pasar tertinggi mencapai angka Rp 9.500 triliun atau USD 600 miliar artinya 50 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. 

Kapitalisasi pasar terhadap PDB tersebut jika dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN, Indonesia masih jauh tertinggal. 

"Walaupun 50 persen market kapitalisasi pasar modal terhadap PDB nasional, hal itu masih jauh tertinggal dari di atas 100 persen negara-negara ASEAN yang lain,” ujar Mahendra dalam acara peresmian pembukaan Bursa Efek Indonesia Peresmian Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia 2023, Senin (2/1/2023). 

Terkait hal ini, Mahendra turut menjelaskan prioritas OJK ke depan untuk mengisi gelas kosong pasar modal di Indonesia dengan meningkatkan integritas akuntabilitas kredibilitas pasar modal Indonesia.

"Karena dengan begitu maka kita akan mampu mengisi gelas yang kosong masih luas sekali dari populasi Indonesia yang memang sudah mencapai 10,3 juta investor, namun sebenarnya baru 4 persen dari populasi nasional,” ujar Mahendra. 

Mahendra menambahkan prioritas ke depan dengan kekuatan perekonomian, daya tahan yang kuat maka tidak ada istilah wait and see bagi investasi di Indonesia. 

It’s all about investment, investment, and investment kita harus siap untuk itu dan kita dorong momentum ini,” lanjut Mahendra. 

Selain itu, Mahendra menuturkan Indonesia patut bersyukur di tengah gejolak dan ketidakpastian di banyak negara secara global, kinerja perekonomian Indonesia dan juga cerminan kinerja pasar modal Indonesia pada 2022 justru bertahan dan cenderung menunjukkan kinerja yang sangat positif.

 


Kinerja

Ketua DK OJK, Mahendra Siregar beri sambutan saat pembukaan perdagangan perdana 2023 di BEI, Senin (2/1/2023) (Foto: tangkapan layar/Agustina M)

"Bahkan terbaik dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN dan Asia secara umum tercermin dari kinerja IHSG ditutup 4 persen meningkat dibandingkan tahun lalu,” tutur Mahendra. 

Aktivitas perdagangan pada 2022 juga mengalami kenaikan signifikan frekuensi transaksi harian mencapai 1,31 juta kali. Adapun, sepanjang 2022 terdapat 59 pencatatan saham baru (IPO). 

Sedangkan jumlah investor pasar modal di Indonesia meningkat mencapai 10,3 juta yang artinya 10 kali lipat atau 1000 persen dalam 5 tahun terakhir sejak 2017. 

"Menarik lagi adalah didominasi oleh investor domestik yang sudah mencapai 55 persen dari seluruh investor dan kalau dihitung yang generasi milenial dan generasi Z atau Zilenial gabungannya adalah 58,7 persen,” pungkas Mahendra.

Kinerja Pasar Modal Indonesia pada 2022

Sebelumnya mengutip keterangan tertulis BEI, ditulis Senin, 1 Januari 2023, aktivitas pasar modal sepanjang  2022 bertumbuh positif.  Pertumbuhan IHSG 4,09 persen year to date ke posisi 6.850,62 pada Jumat, 30 Desember 2022. Bahkan IHSG sempat menembus rekor baru, yakni pada level 7.318,016 pada 13 September 2022.

Sementara itu, kapitalisasi pasar saham pada 28 Desember 2022 mencapai Rp9.509 triliun atau naik 15,2 persen dibandingkan posisi akhir tahun 2021 yakni Rp8.256 triliun, dan juga sempat menembus rekor baru sebesar Rp9.600 triliun pada 27 Desember 2022.

 


Aktivitas Perdagangan

Layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, aktivitas perdagangan turut membukukan kenaikan yang signifikan dibandingkan akhir tahun lalu. Rata–rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) tercatat Rp14,7 triliun atau naik 10 persen dibandingkan posisi akhir tahun lalu yakni Rp13,4 triliun.Demikian mengutip dari keterangan tertulis, BEI.

Selanjutnya, frekuensi transaksi harian juga telah mencapai angka 1,31 juta kali transaksi atau naik 1,1 persen dibandingkan akhir tahun 2021 dan merupakan nilai tertinggi jika dibandingkan dengan Bursa di Kawasan ASEAN sepanjang empat tahun terakhir. Pertumbuhan juga tercermin pada rata – rata volume transaksi harian yang telah mencapai 23,9 miliar saham atau naik 16 persen dibandingkan akhir tahun lalu

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, hingga 28 Desember 2022, ada 59 perusahaan tercatat uang melakukan IPO dan mencatatkan saham di BEI. Total penghimpunan dana melalui IPO saham mencapai Rp 33,06 triliun pada 202. Adapun, 825 perusahaan telah mencatatkan saham di BEI.


Implementasi UU P2SK Jadi PR Sektor Keuangan 2023

Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada prapembukaan perdagangan Rabu (14/10/2020), IHSG naik tipis 2,09 poin atau 0,04 persen ke level 5.134,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebut adanya pekerjaan rumah (PR) yang penting untuk digarap tahun depan. salah satunya yakni terkait implementasi Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK).

"2023 kita semuanya juga memiliki PR penting yaitu bagaimana melaksanakan UU P2SK. Ini adalah milestone yang sungguh historis dan luar bisa untuk sektor keuangan termasuk pasar modal," kata Menkeu Sri Mulyani dalam Peresmian Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022, Jumat (30/12/2022).

Sri Mulyani menambahkan, beleid ini mereformasi hampir keseluruhan dari sektor keuangan. Mulai penguatan kelembagaan, otoritas di sektor keuangan yaitu OJK, BI, LPS, dan bahkan Kemenkeu, tetapi tetap memperkuat independensi dan otoritas masing-masing.

Bersamaan dengan itu, pemerintah juga menyadari perkuatan tata kelola dan peningkatan kepercayaan publik, yang juga menjadi salah satu fokus dari tujuan UU tersebut.

 


Selanjutnya

Peserta mengikuti cara berinvestasi Mandiri Skuritas di Bursa Efek Jakarta, Selasa (17/11). Mandiri Sekuritas terus mendorong pertumbuhan jumlah investor pasar modal di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

"Karena kita sadari, investor ritel apalagi generasi muda sangat termotivasi. Mereka juga punya keingintahuan yang tinggi dan semangat investasi. Namun mereka juga perlu untuk dijaga kepercayaannya dengan kredibilitas peraturan dan tata kelola kita,” imbuh Menkeu.

Bersamaan dengan itu, pemerintah perlu mendorong akumulasi dana jangka panjang sektor keuangan. Hal itu lantaran banyak pekerjaan pembangunan yang tidak bisa diselesaikan hanya dalam 12—24 bulan. Oleh karena itu, ketersediaan dana pengelolaan jangka panjang jadi syarat Indonesia untuk bisa bangun secara prudent dan sustainable tetapi berkelanjutan.

Selain itu, perlu juga tingkatkan perlindungan konsumen serta lakukan literasi inklusi dan inovasi keuangan.

"Saya senang dalam UU P2SK untuk pasar modal Indonesia juga akan semakin diperkuat. Saya harap untuk 2023 kita akan sama-sama sosialisasikan UU ini sehingga makin dipahami seluruh masyarakat dan pelaku pasar dalam rangka eemperkuat dan membangun sektor keuangan yang tangguh, resilien, makin bisa dipercaya dan jadi tempat masyarakat Indonesia bahkan dunia untuk investasi,” pungkas dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya