Liputan6.com, Jakarta - Balai Taman Nasional Way Kambas mencoret permanen atraksi menunggang gajah, dan menggantinya jadi wisata edukasi. Selama pandemi COVID-19, pihaknya telah melakukan penutupan sementara objek wisata alam yang terletak di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung tersebut.
"Seharusnya memang seperti itu. Kita dahulukan kesejahteraan satwa karena atraksi menunggang gajah ada kecenderungan eksploitasi satwa," ungkap Humas Balai Taman Nasional Way Kambas, Sukatmoko, saat dihubungi Liputan6.com, Senin (2/1/2023).
Baca Juga
Advertisement
Diutarakan Sukatmoko, sejak penutupan, pihaknya melakukan berbagai macam evaluasi, terutama untuk pusat pelatihan gajah. Saat ini, Taman Nasional Way Kambas disebut sedang dalam proses mengembangkan wisata edukasi, selain beberapa pembenahan, termasuk infrastruktur pendukung.
Menurutnya, memang tidak akan ada lagi wisata menunggang gajah maupun melihat gajah bermain sepak bola. Tapi, masyarakat diajak untuk lebih mengenal gajah Sumatra dengan cara lain.
Sukatmoko mengatakan, wisata edukasi yang sedang dikembangkan akan memberi pesan ke masyarakat bahwa gajah ternyata bisa diajak berteman. Pengunjung yang datang ke Taman Nasional Way Kambas nantinya akan ikut diajak merawat gajah, memandikan gajah, memberikan pakan gajah, dan tetap bisa berfoto dengan gajah.
"Saya pikir akan lebih menarik untuk pengunjung karena ada sensasi di setiap kegiatannya," sebut Sukatmoko lagi.
Kabar baiknya, Taman Nasional Way Kambas berencana akan dibuka kembali pada pertengahan tahun 2023. "Mudah-mudahan sesuai rencana karena kita sudah rencanakan cukup panjang. Tidak hanya melibatkan Taman Nasional, tapi juga pelaku usaha wisata dan teman-teman biro perjalanan," jelasnya.
Mengenal Gajah Lebih Dekat
Sukatmoko menjelaskan, dengan konsep wisata edukasi, pengunjung Taman Nasional Way Kambas akan bisa mengenal seperti apa gajah Sumatra. "(Misalnya) banyak orang yang mungkin mengklaim gajah tidak bisa menginjak telur, atau telur tetap pecah, tapi tidak ada suaranya karena saking lembutnya telapak kaki gajah," ia mencontohkan.
Terkait populasi gajah di Way Kambas, ia menyebut, kini gajah liar berjumlah sekitar 180--200 individu dan sekitar 60 individu untuk gajah jinak di pusat latihan gajah. Tantangan dalam merawat gajah di Way Kambas, menurutnya, yakni masih ada interaksi negatif masyarakat sekitar dan perburuan liar.
Kasus perburuan liar sendiri terakhir ditemukan pihak pengelola pada 2018. Selama ini, merujuk aturan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP), Taman Nasional Way Kambas menerapkan tarif Rp7 ribu untuk tiket masuk bagi warga lokal dan Rp100 ribu untuk warga asing.
Sementara untuk atraksi menunggangi gajah dulunya dikenakan tarif Rp20 ribu yang dikelola pihak koperasi. Hal ini menurut Sujatmoko tidak sepadan dengan biaya pembersihan sampah dari pengunjung. "Mudah-mudahan dengan konsep baru, Way Kambas bisa lebih baik," harapnya.
Advertisement
Wisata Minat Khusus
Dengan perubahan konsep jadi wisata edukasi, Taman Nasional Way Kambas juga seharusnya bisa menerapkan tarif lebih rasional. "Harusnya lebih eksklusif, karena termasuk wisata minat khusus. Ketika orang masuk ke Way Kambas, image-nya beda dan jadi kebanggaan tersendiri," tukas Sukatmoko.
Selain itu, akan ada pembatasan kuota pengunjung yang belum bisa dibocorkan Sukatmoko. Pihaknya disebut masih menghitung. Namun, ia menyambung, Taman Nasional Way Kambas termasuk ramai dikunjungi sebelum sementara ditutup, terutama saat musim liburan.
Kepadatan kunjungan bahkan membuat pengelola kewalahan mengatasi membludaknya wisatawan. Juga, menghadapi kesulitan mengatur tempat parkir pengunjung. Dalam angka, ia menyebut Taman Nasional Way Kambas bisa menghasilkan pendapatan bersih hingga Rp1 miliar sebagai PNBP hanya dari tiket masuknya saja.
Karena itu, dengan daya dukung yang ada, pihak pengelola sedang memperbaiki sistem, salah satunya juga untuk kenyamanan untuk para satwa di kawasan taman nasional.
Gajah Merasakan Spa
Sementara di negara tetangga, Kebun binatang Zoo Negara di Selangor, Malaysia tengah jadi pusat perhatian. Kebun binatang itu baru-baru ini membagikan unggahan viral tentang hari spa untuk gajah. Ya, gajah di sana dimanjakan perawatan kulit berupa spa dari kunyit.
Mengutip kanal Hot Liputan6.com, bukan hanya spa, gajah itu juga dipijat seperti manusia. Gajah terlihat begitu menikmati proses pemijatan dan spa dari kunyit. Keunikan pijat dan spa pada gajah ini menuai atensi banyak pengunjung Zoo Negara.
Banyak yang tertarik melihat proses gajah di kebun bintang Zoo Negara dipijat dan spa menggunakan bubuk kunyit. Pengunjung juga baru tahu khasiat kunyit yang bagus untuk kulit hewan hingga cocok dipakai sebagai bahan spa gajah di Zoo Negara.
Zoo Negara bekerja sama dengan Adabi Consumer dalam menyediakan kunyit yang digunakan dalam proses pijat dan spa gajah, lapor World of Buzz.
Advertisement