Liputan6.com, Jakarta - PT Cakra Buana Resources Energi Tbk, perusahaan bergerak di bidang angkatan laut dalam negeri untuk barang umum melepas 738 juta saham dengan nilai nominal Rp 25 per saham. Cakra Buana Resources Energi menetapkan harga penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) senilai Rp 108 per saham.
Mengutip laman e-ipo, ditulis Senin (2/1/2022), PT Cakra Buana Resources Energi Tbk melepas saham setara 16,26 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO.
Advertisement
Harga penawaran saham perdana tersebut Rp 108 per saham. Dengan demikian, perseroan akan meraup dana sekitar Rp 79,70 miliar dari hasil IPO.
Selain itu, perseroan juga menerbitkan saham sebanyak-banyaknya 1,328 miliar waran seri I yang menyertai saham baru perseroan. Jumlah saham yang ditawarkan tersebut setara 34,96 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh.
Waran seri I diberikan cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada tanggal penjatahan. Setiap pemegang lima saham baru perseroan berhak memperoleh sembilan waran seri I dengan satu waran seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru perseroan yang dikeluarkan dalam portepel. Waran seri I yang diterbitkan mempunyai jangka waktu dua tahun.
Waran seri I adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham biasa atas nama yang bernilai nominal Rp 25 per saham. Harga pelaksanaan Rp 258 yang dapat dilakukan selama masa berlakunya pelaksanaan yaitu enam bulan atau lebih sejak efek diterbitkan yang berlaku 10 Juli 2023 - 8 Januari 2025.
Pemegang waran seri I tidak mempunyai hak sebagai pemegang saham kadaluarsa, tidak bernilai dan tidak berlaku. Masa berlaku waran seri I tidak dapat diperpanjang lagi. Total hasil pelaksanaan waran seri I maksimal Rp 342,72 miliar.
Dana IPO
Perseroan memakai dana IPO sebesar 40 persen untuk belanja modal berupa penambahan satu set kapal tug dan barge dengan ukuran 300 ft. Sekitar 60 persen untuk modal kerja dalam rangka mendukung kegiatan operasional perseroan secara umum.
Sedangkan dana yang diperoleh dari pelaksanaan waran seri I selanjutnya akan digunakan untuk modal kerja Perseroan dalam rangka mendukung kegiatan operasional perseroan secara umum.
Kegiatan operasional yang dimaksud termasuk tetapi tidak terbatas pada pembelian bahan bakar kapal, sewa atau charter kapal, serta biaya-biaya lainnya yang timbul untuk menunjang kegiatan operasional perseroan.
Hingga Juni 2022, perseroan meraup pendapatan Rp 12,07 miliar. Pendapatan tersebut naik 255,04 persen dari periode sama tahun sebelumnya (tidak diaudit-red) Rp 3,40 miliar. Perseroan meraup laba bruto Rp 5,72 miliar hingga 30 Juni 2022 dari periode semester I 2021 rugi kotor Rp 4,32 miliar. Selain itu, perseroan membukukan laba usaha Rp 2,77 miliar hingga Juni 2022 dari periode sama tahun sebelumnya alami rugi usaha Rp 933,71 juta.
Advertisement
Jadwal IPO
Perseroan mencatat laba bersih tahun berjalan Rp 2,62 miliar hingga Juni 2022. Kondisi ini berbeda dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 1,57 miliar. Perseroan mencatat total ekuitas Rp 86,46 miliar hingga Juni 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 1,32 miliar. Total liabilitas perseroan tercatat Rp 13,22 miliar hingga Juni 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 85,90 miliar.
Perseroan mencatat aset Rp 99,68 miliar hingga Juni 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 87,23 miliar. Perseroan kantongi kas dan bank Rp 2,45 miliar hingga Juni 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 1,64 miliar.
Terkait dividen, perseroan berencana bagikan dividen maksimal 35 persen dari laba bersih tahun berjalan yang dimulai 2025 berdasarkan laba tahun berjalan tahun buku 2024.
Pemegang saham perseroan setelah IPO dan pelaksanaan waran seri I yaitu PT Omudas Investment Holdco sebesar 47,29 persen, PT Republik Capital Indonesia sebesar 8,74 persen, PT Bima Harsa Rahardja sebesar 2,91 persen, Herlienna Qisthi sebesar 5,83 persen dan masyarakat sebesar 12,58 persen dan waran seri I sebesar 22,54 persen.
Selain itu, Perseroan telah menunjuk PT RHB Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan PT KGI Sekuritas Indonesia sebagai penjamin emisi efek.
Jadwal:
-Tanggal Efektif : 29 Desember 2022
-Masa Penawaran Umum : 2 – 5 Januari 2023
-Tanggal Penjatahan : 5 Januari 2023
-Tanggal Distribusi Saham dan Waran Seri I : 6 Januari 2023
-Tanggal Pencatatan Saham dan Waran Seri I di BEI : 9 Januari 2023
-Periode Awal Perdagangan Saham dan Waran Seri I : 9 Januari 2023
-Periode Akhir Perdagangan Waran Seri I :
Pasar Reguler dan Negosiasi : 3 Januari 2025
Pasar Tunai : 7 Januari 2025
-Periode Awal Pelaksanaan Waran Seri I : 10 Juli 2023
-Periode Akhir Pelaksanaan Waran Seri I : 8 Januari 2025
OJK: 64 Perusahaan Antre Himpun Dana di Pasar Modal, Ada IPO Jumbo pada 2023
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan terdapat penawaran umum perdana saham (initial public offering/ IPO) bernilai lebih dari Rp1 triliun di bursa pada 2023.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi menuturkan, IPO di atas Rp1 triliun masih dalam proses dan ada di pipeline OJK. Kemungkinan, IPO tersebut masuknya tahun depan.
"Tidak hanya satu, masih dalam proses dan pipeline. Kapan akan masuknya, Insya Allah masuk pada tahun depan," kata Inarno dalam Konferensi Pers Akhir Tahun 2022, ditulis Jumat (30/12/2022).
Inarno menuturkan, rencana tersebut masih bergantung dengan calon emiten, kondisi pasar dan lainnya.
"Tentunya tergantung daripada emitennya juga, pasarnya juga dan tentunya masih banyak kemungkinan yang terjadi," kata dia.
Dia menyebutkan, terdapat 64 calon emiten yang berada di pipeline OJK pada 2023.
Advertisement