Berbekal Modal dan Pelatihan dari BRI, Wanita Ini Sukses Bangun Usaha Kerupuk Daun Bambu

Ibad Badriah, perempuan 43 tahun sukses membangun usaha kerupuk daun bambu yang unik dan enak. Memiliki kemasan yang ciamik dan cocok menjadi oleh-oleh.

oleh Gilar Ramdhani pada 02 Jan 2023, 17:57 WIB
Ibad Badriah, ketua kelompok wanita Motekar klaster usaha kerupuk Daun Bambu, di kampung Tangan-Tangan RT 02, Desa Bongas, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat.

Liputan6.com, Bandung Barat Inspirasi bisnis dan usaha bisa datang dari mana saja, tak terkecuali berawal dari sebuah keisengan. Seperti bisnis kerupuk Daun Bambu, milik Ibad Badriah. Perempuan 43 tahun ini merupakan ketua kelompok wanita Motekar klaster usaha kerupuk Daun Bambu, di kampung Tangan-Tangan RT 02, Desa Bongas, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat.

Ibad, panggilan akrab perempuan asal Cililin ini mengungkapkan, awalnya iseng membuat kerupuk yang berbahan dasar daun bambu. Karena sebelumnya dia sering membuat kerupuk jenis lain, namun akhirnya dia terinspirasi mencampurkan daun bambu. Pasalnya, daun bambu di sekitarnya sangat melimpah.

Ia kemudian bertemu dengan salah satu teman yang merupakan pengusaha bambu. Mengetahui ide Ibad yang unik dan menarik, temannya sangat mendukung Ibad untuk mengembangkan usaha kerupuk daun bambu.

Berkat dukungan dari sang teman, Ibad akhirnya melakukan uji coba membuat kerupuk daun bambu. Setelah beberapa kali mencoba, memberanikan diri memberikan tester kerupuk tersebut kepada orang-orang sekitar.

“Saya bikin dulu tester sample, terus saya cobain ke teman-teman. Mereka bilang kerupuknya enak. Nah, sebelumnya saya membuat kerupuk daun bambu ini pakai ampasnya, cuma nggak cocok. Terus pake sari daun bambu dan cocok,” ujarnya.

Rangkul Para Tetangga

Kelompok wanita Motekar klaster usaha kerupuk Daun Bambu.

Dari 1 kg bahan baku sari daun bambu hanya dipakai untuk 2 kg tepung kanji. Tujuannya agar aroma daun bambu lebih terasa. Seiring berjalannya waktu dan dukungan dari teman-teman serta keluarga, akhirnya Ibad memberanikan diri membuka usaha kerupuk daun bambu.

Ibad tak ingin sukses sendiri, perempuan ini merangkul ibu-ibu di sekitar agar mereka mendapatkan penghasilan dan bisa mandiri dan tak bergantung dari penghasilan suami. Pada tahun 2021, kelompok Wanita Motekar klaster usaha kerupuk daun bambu resmi berdiri.

Meskipun produksi usaha kerupuk daun bambu masih sedikit, tapi setidaknya, kata Ibad, para ibu-ibu itu bisa mendapatkan penghasilan walaupun masih rendah. Selain itu, ibu-ibu tersebut menjadi lebih produktif.


Dapat Pinjaman dan Pelatihan BRI

Kerupuk Daun Bambu.

Bisnis Ibad akhirnya memiliki peluang berkembang. Dia mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 50 juta dari BRI. Kebetulan, Ibad memang sudah menjadi nasabah BRI sejak 2018.

Dalam proses menjalankan usaha memang tidak mudah, selalu ada kerikil kecil jadi penghalang. Diantaranya, ada yang mengejek produk kerupuk daun bambu milik kelompok usaha Ibad. Sebab, masih tergolong langka kerupuk yang berbahan dasar daun bambu.

Setelah produk kerupuk daun bambunya dikenal masyarakat, Kelompok Wanita Motekar klaster usaha kerupuk daun bambu kembali mendapatkan bantuan dari BRI. Kali ini berupa peralatan produksi dengan nominal Rp 70 juta.

“Mulai dikenal, saya dapat bantuan dari BRI, berupa peralatan Rp 70 juta,” ujarnya.

Ibad pun mengaku sangat bersyukur dengan bantuan dari BRI, pihaknya bisa memproduksi kerupuk daun bambu lebih banyak lagi. Meski masih ada tantangan lain yakni lokasi produksi, karena selama ini produksi masih dilakukan di rumah pribadi milik Ibad.

Tak sebatas bantuan dana dan peralatan, kelompok usaha Ibad juga sering mendapatkan pelatihan dari BRI mengenai pengemasan produk dan pemasaran. Lebih lanjut, Ibad berharap bisa meningkatkan produksi dan pemasaran kerupuk daun bambu kelolaannya.

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya