Liputan6.com, Jakarta Keputusan Presiden Joko Widodo menghentikan kebijakan PPKM diyakini akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Namun tidak hanya itu, ada hal lain yang juga bisa mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi.
Wakil Ketua Komisi VII DPR Eddy Soeparno mengatakan, setelah PPKM dicabut, mobilitas masyarakat praktis tanpa batasan khusus. Sektor perjalanan, wisata, transportasi, hotel, makanan minuman, convention, dan exhibition kemungkinan akan semakin bangkit.
Advertisement
Tahun 2022, ekonomi Indonesia juga sudah menunjukkan pergerakan positif. Karena itu, Eddy yakin ekonomi Indonesia bisa jadi tumbuh sebesar 5%, seperti target Bank Indonesia.
"Melihat pertumbuhan dan resiliensi ekonomi kita di tahun 2022, saya optimis kita bisa mencapai target tersebut dengan catatan inflasi terkendali, penyebaran Covid-19 bisa ditekan dan kondisi politik stabil di tahun jelang pemilu ini," kata Eddy.
Eddy yang juga Seken PAN meminta pemerintah tetap menjalankan kebijakan vaksin dosis lengkap sampai booster secara masif sebagai upaya preventif.
"Jangan sampai PPKM dicabut, booster juga ikut berhenti," ungkapnya.
Pengaruhi Iklim Perekonomian
Sementara itu, ekonom Universitas Indonesia Berly Martawardaya mengingatkan masyarakat dan pemerintah agar tetap berhati-hati, karena saat ini penularan Covid-19 di China meroket.
Menurut dia, pemerintah bisa kembali memberlakukan pembatasan mobilitas masyarakat jika Covid-19 kembali naik di Indonesia. Jika kasus kembali naik, pasti berpengaruh terhadap ekonomi.
"Akhir November lalu, sebelum C19 meroket di China, Indef proyeksikan pertumbuhan PDB 2023 Indonesia sebesar 4,8%. Kalau C19 parah berkepanjangan di China maka pertumbuhan Indonesia akan lebih rendah," ujar Berly.
Advertisement