Volume Perdagangan NFT Anjlok 90 Persen

Berdasarkan data yang disajikan oleh Crypto Presales, nila penjualan NFT global tumbang 76 persen yoy mencapai USD 638 juta atau sekitar Rp 9,93 triliun.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 02 Jan 2023, 20:28 WIB
Ilustrasi NFT. Dok: unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Pasar Non Fungible Token (NFT) yang pernah booming kini anjlok. NFT terus berjuang di tengah crypto winter atau musim dingin kripto.

Mengutip cryptosales.com, Senin (2/1/2023), volume perdagangan NFT di semua sektor dari seni hingga game telah anjlok hampir 90 persen year over year (YoY) mendorong nilai penjualan NFT global jauh di bawah puncak yang terlihat pada 2021.

Berdasarkan data yang disajikan oleh Crypto Presales, nila penjualan NFT global tumbang 76 persen yoy mencapai USD 638 juta atau sekitar Rp 9,93 triliun (asumsi kurs Rp 15.565 per dolar AS) pada Desember 2022.

Transaksi NFT Anjlok

Tercatat transaksi NFT tumbang 38 persen yoy. Sejak jatuhnya pasar kripto, kepercayaan terhadap NFT telah memudar dengan kurangnya kejelasan, pencurian dan penipuan menambah tekanan.

Nilai penjualan NFT bulanan mencapai hampir USD 2,8 miliar atau sekitar Rp 43,59 triliun pada Desember tahun lalu menurut situas CryptoSlam. Pada Januari 2022, angka ini mencapai tertinggi sepanjang masa sebesar USD 4,77 miliar atau sekitar Rp 74,23 triliun. Namun, seluruh pasar melambat signifikan pada bulan berikutnya. Nilai penjualan turun menjadi USD 2,5 miliar pada Maret.

Setelah melonjak menjadi USD 3,8 miliar pada April, nilai penjualan NFT turun selama enam bulan berturut-turut. Pada Oktober, penjualan NFT global gagal menembus USD 500 juta untuk pertama kali sejak Juli 2021.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 


Jumlah Dompet Turun

Ilustrasi NFT (Foto: Unsplash by Pawel Czerwinski)

Statistik menunjukkan nilai penjualan mencapai USD 460 juta saat itu, penurunan tajam untuk pasar yang mencatat beberapa minggu perdagangan USD 1 miliar dalam beberapa tahun terakhir. Setelah pulih menjadi USD 534,2 juta pada November, nilai penjualan NFT meningkat menjadi USD 638,4 juta pada Desember 2022.

Data CryptoSlam menunjukkan rata-rata nilai penjualan telah bergerak ke USD 144,9 pada Desember 2022, turun dari USD 384,4 pada bulan sama tahun lalu, menunjukkan penurunan 62 persen YoY. Statistik menunjukkan jumlah transaksi bulanan turun 38 persen pada periode ini, mencapai 4,4 juta bulan lalu.

Jumlah Dompet Aktif Turun 80 Persen

Selain penurunan besar dalam total nilai penjualan, pasar NFT juga alami penurunan jumlah dompet aktif. Pekan lalu, ruang NFT tercatat 13.000 dompet aktif, 80 persen lebih sedikit dari bulan yang sama tahun lalu. Jumlah pembeli unik juga anjlok, turun lebih dari 1 juta pada Desember 2021 menjadi 469.000 pada Desember. Pada saat yang sama, penjual unik turun 46 persen yoy menjadi sekitar 453.700.


China Bakal Luncurkan Platform Perdagangan NFT

Ilustrasi NFT (Foto: Unsplash/Andrey Metelev)

Sebelumnya, Otoritas China sedang bersiap untuk meluncurkan platform yang dikendalikan negara yang memungkinkan perdagangan Non Fungible Token (NFT) dan aset digital lainnya. Inisiatif ini merupakan proyek bersama antara organisasi pemerintah dan perusahaan swasta.

"Platform Perdagangan Aset Digital China, dibangun dalam kemitraan oleh China Technology Exchange, China Cultural Relics Exchange Center, dan Huaban Digital Copyright Service Center Co. Limited, akan diluncurkan pada 1 Januari 2023,” laporan oleh Sina Finance, dikutip dari Bitcoin.com, Minggu (1/1/2023). 

Pasar akan beroperasi di bawah lisensi China Digital Exchange, yang didirikan oleh Kementerian Sains dan Teknologi, Kantor Kekayaan Intelektual Negara, Akademi Ilmu Pengetahuan China, dan pemerintah kota Beijing.

Pertukaran memfasilitasi pembelian dan penjualan hak kekayaan intelektual, ilmu pengetahuan, dan teknologi di China. Ini akan menyediakan infrastruktur dasar untuk platform perdagangan baru, mengambil tanggung jawab untuk memproses transaksi dan menerapkan mekanisme penyelesaian.

"Pasar baru akan mematuhi peraturan yang berlaku dan menyediakan layanan perdagangan untuk koleksi digital dan hak cipta digital," ujar Presiden Huaban Yin Tao. 

Karena China telah menindak aktivitas terkait kripto, istilah "koleksi digital" sering lebih disukai oleh outlet media dan perusahaan daripada "NFT" untuk menghindari asosiasi dengan cryptocurrency.

 

 


Hadapi Ketidakpastian

Ilustrasi NFT (Foto: Unsplash by Pawel Czerwinski)

Ketua bersama Komite Blockchain dari Asosiasi Industri Komunikasi China, Yu Jianing berkomentar dalam hal pengawasan dan kepatuhan, pasar ini menghadapi beberapa ketidakpastian dan risiko kepatuhan yang lebih besar, tetapi kebijakan hukum dan peraturan akan ditingkatkan secara bertahap.

Larangan penjualan kembali barang koleksi digital yang diberlakukan oleh regulator Tiongkok untuk membatasi spekulasi pasar dengan aset-aset ini dilaporkan menjadi alasan di balik keputusan Tencent untuk menutup platform NFT-nya, Huanhe. Berita tentang langkah tersebut keluar pada Juli, hanya setahun setelah peluncurannya.

Pada Juni, aplikasi media sosial populer Wechat, juga dioperasikan oleh raksasa teknologi China, mengumumkan niatnya untuk melarang akun publik memfasilitasi perdagangan sekunder token yang tidak dapat dipertukarkan. Segera setelah itu, aplikasi Tencent News berhenti menjual NFT.

 

Infografis: 5 NFT termahal di Dunia (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya